Rabu, 17 November 2010

Keluar dari zona nyaman

Untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan memperoleh keselamatan, yang dibutuhkan hanya percaya saja. Namun untuk dapat melayani Tuhan, kita harus menyerahkan segalanya. Mengiring Tuhan Yesus berarti memikul salib dan menyangkal diri (Matius 16:24). Perhatikan ayat berkut ini:
Sebab kepada kamu dikaruniakan  bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita   untuk Dia, (Filipi 1 : 29)
Kesusahan setiap hari
Orang kristen yang mengiring Kristus hanya sebatas konsep kenyamanan dan berkat tanpa mempersejatai pikirannya dengan pemahaman bahwa kekristenan adalah mengambil bagaian dalam penderitaan Tuhan Yesus Kristus (I Petrus 4:1) akan menyebabkan kerohaniannya tidak mengalami kemajuan dan tidak pernah mengalami terobosan. Rasul Petrus mengigatkan kepada kita, bahwa senjata kita tidak hanya seperti seperti tercantum didalam Efesus pasal enam saja., tetapi juga menyangkut pikiran yang siap untuk menderita dan mengalami kesusahan dalam kehidupan iman kita. Tanpa ini kita akan kalah,
Kita harus mengerti bahwa dunia ini penuh dengan kesusahan sebagai batasan yang ditetapkan Allah setelah manusia jatuh dalam dosa. "...maka terkutuklah tanah karena engkau;..dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,.....(Kejadian 3 :17,19). Kesusahan merupakan bagaian dari renacanNya, agar nanusia sadar bahwa ia membutuhkan Tuhan. Tidak mau atau menghindari kesusahan dalam pengiringan kita kepada Tuhan tidak akan membawa kita kepada pengenalan akan Tuhan secara benar, Kita tidak akan mengalami kelepasan dengan menghindar dari kesusahan (penderitaan). Kita akan mengalami kelepasan melalui kesusahan.
Tuhan Yesus sendiri berkata, "Sebab itu janganlah  kamu kuatir akan hari esok, karena besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah sehari" (Matius 6:34). Apa artinya?. Yesus menjelaskan bahwa hidup ini tidak mudah; tidak ada kekristenan yang gampang tanpa menghadapi kesusahan. Kita harus menghadapi kesusahan setiap hari.
Zakheus
Zakeus adalah seorang pemungut cukai yang sabngat terkenal bukan karena perbuatan amalnya, tetapi karena kerakusannya dan kekejamannaya dalam memeras rakyat kecil. Ia adalah seorang kaya dan ditakuti di kampungnya. Semua orang di kampungnya mengenal Zakheus.
Sekalipun demkian, ia sangat kagum dengan Yesus dari Nazaret. Zakheus kagum karena Yesus adalah orang sederhana namum memiliki kemampuan melakukan banyak hal melebihi  kekayanan dan kedudukan yang dimilikinya selama ini. Itulah sebabnya ia penasaran dan ingin sekali berjumpa dengan Dia.
Dalam upayanya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, ia menghadapi banyak kendala. Karena kumpulan orang banyak yang mengerumuni Yesus dan postur tubuhnya yang pendek, menyebabkan Zakheus sulit untuk dapat melihat Yesus dari dekat. namun demikian, ia tidak menjadi putus asa dan kemudian pulang ke rumahnya kembali. Tetapi ia memanjat pohon ara untuk melihat Yesus (Lukas 19:4)
Zakheus, seorang sosok yang disegani, dihormati dan ditakuti bersedia naik keatas pohon ara hanya untuk melihat Yesus! Ini adalah sebuah pengorbanan dan kerendahan hati! Ia keluar dari zona kenyamanannya. 
Ia tidak menolak untuk bersusah payah hanya untuk melihat Yesus. Lalu apa yang terjadi dengan dia dan keluarganya? Tuhan Yesus menumpang di rumahnya dan terjadilah keselamatan kepada seisi rumahnya. Zakheuspun mengalami terobosan luar  biasa. Bayangkan ia yang tidak pernah memikirkan orang miskin sebelumnya, tiba-tiba rela meyerahkan separuh dari kekayaannya untuk orang miskin. Ia yang biasanya memeras orang, kini bersedia megembalikan hasil pemerasannya itu sebanyak empat kali lipat (ayat 8-9).
Sepanjang kita tidak mau keluar dari kenyamanan kita, tidak mau menghadapi kesusahan, dan tidak mau menderita dalam menjalankan firmanNya dengan penuh ketaatan, kita tidak akan pernah mengalami mujizatNya dan tidak akan pernah mengalami terobosan iman dan roh didalam kehidupan kita.
disalin oleh Haris Subagiyo
buku: Seri terobosan oleh Leonardo A.Sjiamsuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar