Rabu, 08 Juni 2011

Investasikan Seluruh Talenta untuk Keabadian


Pentingnya mengelola dan mempertanggung jawabkan kapasitas diri untuk Tuhan adalah prioritas bahkan tujuan dihadirkannya iman kristen dalam dunia, Namun dalam aplikasinya kita malah memisahkan hanya sebagai usaha yg terbatas membangun "motivasi dan inpirasi"

Kerja keras kekristenan sering menyasar pada obyek yg tidak penting bahkan menjadi kehilangan MUTU yg esensial karena INVESTASI yg Allah tanamkan dalam diri kita hanya kita nikmati, kagumi dan banggakan namun tidak berdaya guna bagi kemajuan kerajaan Sorga.
Bagaimanakah SIKAP dan USAHA kita merespon anugerah Allah menjadi terkelola cantik, efektif dan bernilai abadi?

Perumpamaan tentang talenta terdapat di dalam Matius 25:14-30

I. TALENTA adalah HARTA MILIK ALLAH


Kata 'Talenta" tidak terlepas dari kata "hamba" diulang-ulang sedikitnya 10 kali, menunjukkan kepentingan dan ketegasan pemaknaan bahwa:
  • Talenta adalah: Harta yg menjadi milik Allah secara absolut bukan milik pribadi manusia.
  • Talenta menunjukkan: Relasi yang harmoni dalam rumah tangga atau keluarga Allah.
Kata hamba "doulos" bahasa Yunani, yang berarti budak
Seorang budak selalu menunjukkan telah berubahnya orientasi dari diri sendiri menjadi milik sepenuhnya sang majikan, orang yg telah dibayar diawal transaksi secara lunas sehingga harus rela bekerja tanpa gaji dan tiada punya hak untuk sendiri , kecuali hanya kerja dan kerja untuk tuannya. 


Berkaitan dengan Talenta, status kita dihadapan Allah bukanlah seorang anak Allah tetapi hamba Allah. itu menunjukkan " 
Siapa diri kita yg diberi kepercayaan besar oleh Allah?
"dan bagaimanakah kita harus bersikap kepada Allah?


Kita semua adalah hamba yg tidak punya peluang kebebasan mengeksploitasi potensi yg seolah-olah diperoleh dari kerja keras diri sendiri dan dilayakkan untuk kepentingan diri sendiri.


Jauh dari nafsu publikasi yg digembar-gemborkan manusia modern saat ini. Talenta seseorang telah diubah pemanfatannya untuk kepentingan entertainment (hiburan, aksi panggung). Talenta yg seharusnya dipahami sebagai harta milik Allah berubah rupa menjadi komoditi unggulan media hiburan:  yg dikompetisikan secara menarik , selanjutnya ditransaksikan untuk meraih popularitas, mendapatkan kekayaan dengan cepat dan kesenangan yg luar biasa. 


Sekarang ini, 
Talenta adalah mesin pencetak harta
Talenta adalah media untuk mencari nama (popularitas diri)
Talenta menjadi berhala manakala harta milik Allah diselewengkan untuk kepentingan manusia.


II. TALENTA adalah TANGGUNGJAWAB yg harus dikelola

Tidak ada relevansi arti kamus bahasa Inggris 'talent", yang berarti: 'kemampuan' atau 'kemampuan alami' dengan talenta menunurut arti Alkitab.

Talenta menurut Alkitab:

Kata 'talenta' dalam perumpamaan ini hanya menunjukkan satuan uang (bdk. Mat 18:24)
  • Talenta menunjukkan nilai yg  dapat berubah‑ubah tergantung tempat, waktu, 
  • Ukuran berat logam yang dipakai (emas, perak, tembaga), 
  • Banyak penafsir mengatakan bahwa 1 talenta bernilai 6000 dinar, dan kalau upah seorang buruh adalah 1 dinar sehari (bdk. Mat 20:2), maka 1 talenta adalah upah seorang buruh dalam 20 tahun!
  • Alkitab versi RSV (Revised Standard Version), dalam catatan kakinya menjelaskan bahwa jumlah satu talenta itu sama dengan pendapatan seorang pekerja selama lebih dari lima belas tahun. 
Jika rata-rata seorang pekerja di Indonesia mendapatkan penghasilan UMR (upah minimal regional) sebanyak Rp.12.000.0000 / setahun, maka satu talenta itu sebanding dengan Rp.180 juta. 
Pada zaman itu, perdagangan antar negara dinilai dalam satuan uang yang besar, yaitu talenta. Jadi, perumpamaan ini menunjukkan bahwa INVESTASI yang dipercayakan kepada kita bernilai sangatlah luar biasa bahkan fantastic.

Kepercayaan yg Allah investasikan dalam diri manusia merupakan perkara besar!
Tidak ada seorang manusiapun yg tidak dilahirkan tanpa kecakapan yg sepadan dengan tuntutan dunia ini.


Walaupun jumlah talenta yg dipercayakan pada masing-masing hamba berbeda-beda namun sedikitnya hamba dipercaya satu talenta. 

Hal ini menegaskan bahwa ketika Allah mengutus kita untuk melakukan kerja pelayanan di dunia ini.  Allah tidak membiarkan kita berjuang sendiri dengan tangan kosong atau miskin modal. Rancangan Allah dalam mengutus kita pastilah upaya yg sistematis terencana, terukur dengan memperlengkapi manusia bukan dengan kemampuan seadanya, murahan, remeh, atau bermutu rendah namun dengan potensi besar yg tiada batas.


Yang menjadi persolan bukanlah berapa besar yg dipercayakan pada kita tetapi bagaimanakah cara kita mengelola tanggung jawab tersebut.


Leo Buscaglia mengatakan, ”Talenta anda adalah pemberian Allah. Bagaimana anda memperlakukan talenta tersebut, merupakan pemberian balik anda kepada Allah.”


Ada beberapa cara kita melakukan ”stewardship” terhadap talenta yang Tuhan berikan :



Menyalahgunakan talenta
Ini adalah hal yang terburuk yang bisa kita lakukan terhadap talenta , tentunya kita tidak mau hal ini terjadi seperti Simson, memakai talenta hanya untuk hal-hal negatif dan memuaskan nafsu kedagingan belaka dan akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.



Menyia-nyikan talenta
Tidak melakukan apa-apa dengan talenta kita sama dengan membuang karunia Tuhan begitu saja dan tidak bisa dipercaya untuk sesuatu yang lebih besar dari Tuhan.


Menggunakan talenta
Pakai talenta itu untuk mengembangkan diri kita, mencukupkan kebutuhan hidup kita bahkan menjadi berkat bagi keluarga kita serta memakainya untuk melayani Tuhan.
Ini yang terbaik yang bisa dilakukan dengan talenta kita, tidak hanya menggunakannya, tetapi kita menanamkan benih tersebut kepada orang lain, sehingga memultiplikasikan talenta kita kepada orang lain. Ini yang disebut dengan pemimpin, membagikan hidupnya supaya orang lain bisa mendapatkan apa yang kita miliki dan terus bermultiplikasi.



III. TALENTA berkembang bersama dengan KESANGGUPAN


a. Talenta diberikan bedasarkan kesanggupan masing-masing


Setiap orang menerima jumlah yang berbeda-beda untuk dikelola. Yang pertama menerima lima talenta, yang kedua menerima dua talenta, dan ada yang menerima satu talenta. 


Apa dasar pembagiannya? 


Perumpamaan ini menjelaskan kepada kita bahwa jumlah itu disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing hamba itu (ayat 15). 




kata 'kesanggupan' tidak dapat diartikan berdasarkan bakat alamiah seseorang.
Allah tidak mempercayakan lebih banyak kepada seseorang hanya karena orang itu memiliki bakat yang lebih besar dari yang lain. 
Bakat seseorang tidak selalu menjadi hal yang berguna dalam menjalankan pekerjaan Allah. Malahan bisa menjadi penghambat jika bakat tersebut menumbuhkan kesombongan pada diri orang itu. Orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan, biasanya, akan sangat menyadari kelebihannya. Mereka tahu akan kelebihan mereka karena ada banyak kesempatan untuk membandingkannya dengan kemampuan orang lain, 


Tuhan membagikan talenta-talenta kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. 

Kata yang diterjemahkan dengan 'kesanggupan' itu, di dalam bahasa Yunaninya sebenarnya bermakna 'kekuatan atau kuasa'. Setiap orang mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya. 




b. Talenta adalah kapasitas yg dapat dikembangkan secara progresif


Sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa kapasitas atau kesanggupan kita tidak bersifat tetap. Jumlah talenta yang diberikan kepada seseorang bukanlah sesuatu hal yang sudah ditentukan atau ditakdirkan.
Tidak bisa diartikan bahwa Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan menerima lima talenta, dan yang lain ditakdirkan menerima dua talenta. 


Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat Roma 4:20, "Tetapi terhadap janji Allah ia (yaitu Abraham) tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah." Kata-kata 'ia diperkuat' di dalam naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani, "endunamoo" memiliki arti 'peningkatan kuasa'. 


Saat Abraham berhadapan dengan kenyataan mandulnya Sara, yang tampaknya akan membuat janji Allah untuk menjadikan keturunannya sebanyak jumlah bintang di langit terlihat mustahil, tidak membuat kepercayaan Abraham terhadap janji Allah goyah. Malahan ia diperkuat dalam imannya. Jadi Abraham diperkuat oleh iman. Dengan demikian, kuasa ini datang melalui iman.
Setiap hamba memulai dengan menerima kepercayaan mengelola sejumlah uang, atau talenta. Yang membedakan mereka adalah apakah mereka bisa menghasilkan lebih banyak talenta lagi 


Jika Anda memiliki lima talenta, maka paling tidak nantinya akan menghasilkan tambahan lima talenta lagi. Jika Anda memiliki dua talenta, maka paling tidak nantinya akan ada dua talenta tambahan. Dan jika Anda memiliki satu talenta, tentunya diharapkan bisa bertambah dengan satu talenta lagi. 
Hamba yang terakhir bukannya tidak bekerja, ia juga melakukan kerja dengan menggali lubang untuk menimbun talenta. Jadi ia bekerja bukan untuk Tuhan tetapi ia bekerja untuk dirinya sendiri.

Untuk siapakah seluruh talenta yg Tuhan sudah anugerahkan?
Pastikan seluruh potensi yg ada dalam diri kita diinvestasikan hanya untuk kemuliaan Tuhan, untuk pekerjaan Tuhan dan untuk kerajaan Allah.


Selamat berinvestasi dalam kerajaanNya


by Haris Subagiyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar