Minggu, 19 Juni 2011

Lebih dari Konsep Penyembahan

Manusia yg diciptakan dengan natur sebagai pribadi penyembah Allah, bukan karena Allah berwatak gila hormat atau haus pujian manusia. Segala yg dapat kita kerjakan dengan pujian atau penyembahan kepada Allah. Ketahuilah bahwa tidak sedikitpun akan menambah hakekat keagungan Allah atau sebaliknya tidak bakal menurunkan derajat ke-Allahan-Nya manakala kita diam tidak bersedia memujiNya.
Pujian dan  penyembahan bukanlah demontsrasi kecerdasan manusia untuk memainkan instrumen musik maupun melekak-lekuk alunan suara yg menggugah suasana emosional jemaat di dalam gereja. 


Penyembahan seharusnya menjadi cita rasa paling tinggi dari kualitas hidup yg harmoni dengan Allah, penyembahan adalah prioritas dan gaya hidup lebih dari sekedar konsep  penyembahan yg kita susun sendiri aktualisasinya!


Bagaimanakah menjadikan penyembahan sebagai gaya hidup semua manusia?


Eksposisi Mazmur 145 : 1


"Penyembahan adalah DINAMIKA HATI yg mengenal Allah " (bag.1)


Sedikitnya Daud menyebutkan 13 kali ungkapan yg berbeda dalam intensitas maupun kualitas pujian kepada Allah
  1. Mengagungkan Allah dan raja
  2. Memuji namaMU
  3. Memuliakan namaMU
  4. Memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu
  5. Memberitakan keperkasaan-Mu.
  6. Kunyanyikan. 
  7. Kuceritakan
  8. Dimasyhurkan
  9. Bersorak-sorai
  10. Bersyukur kepada-Mu
  11. Mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,  
  12. Membicarakan keperkasaan-Mu,
  13. Mengucapkan  puji-pujian
JIka kebebasan kepada Allah harus dimainkan secara dinamis, bukanlah pada saat kita sedang mengumbar hasrat menuntut Allah untuk memberi sesuatu  guna memuaskan kebutuhan atau memecah berbagai persoalan hidup kita. Melainkan pada saat kita sedang  memberikan seluruh hidup kita yg paling baik untuk memberikan persembahan pujian hormat dan syukur kepada Allah.

aku hendak mengagungkan (BARAK) Engkau , ya Allahku dan rajaku......(ayat.1)

Ungkapan "mengagungkan" menggunakan kata:" BARAK" bahasa Ibrani: 
Barak berarti sikap sujud bertelut , membongkokkan diri memberikan persembahan sebagai tanda penghormatan yg sebesar-besarnya kepada Allah.
Ide dasar dari kata "barak" adalah memberi persembahan atau memberkati  seorang raja.

Sasaran dari pujian ini ditujukan untuk: menyanjung, memberi hormat, memberkati, memuji, merayakan, memuja, mengakui Allah sebagai sumber berkat, dan mengakui Allah sebagai sumber kuasa. 
Relasi yg demikian menyatu dengan komunikasi yg demikian akrab sehingga nyaris tanpa untaian kata-kata indah, seolah-olah Allah sudah dapat memahami bahasa iman seseorang yg merindukan disanjungnya Allah sebagai prioritas tertinggi. Karakteristik pujian ini diekspresikan dengan keheningan tanpa  luapan emosi yg meledak atau kata-kata indah secara bertubi-tubi. 

Suasana keheningan penyembahan yg diperankan Daud bukan membenarkan pola penyembahan yg khusuk nyaris tanpa pengakuan, atau ekspresi alami seseorang yg tersentuh emosi dan pikirannya.  Namun mendudukkan penyembahan sebagai prioritas yg hanya dimiliki Allah saja sehingga kita tidak berpentingan sama sekali didalamnya.

Pola penyembahan yg diperankan Daud bukanlah seni berapresiasi kata-kata indah yg sanggup memukau nilai estetika manusia. Namun menjelaskan tingkat kedalaman dan kualitas relasi Daud dengan Allah sehingga ia sanggup beradaptasi dengan pribadi Allah didalam kebesaran dan keagunanNya tanpa harus diawali dengan sederetan kata-kata yg mempesona.
Sehingga pantaslah Daud memperoleh sanjungan langsung dari Allah sebagai orang yg berkenan dihati Allah, bukan karena terlepas dari cacat cela namun karena SIKAP YG ADAPTIF dengan Allah. Ekspresi imannya sudah menjadi bahasa familiar yg dapat dimengerti oleh Allah.



Hati yg mengenal dan mengasihi Allah, berelasi secara harmoni akan mendorong kebebasan kita tidak dapat ditahan untuk terus berekspresi untuk memberi secara seutuhnya, yg terbaik dan selamanya didalam penyembahan.kepada Allah.

 
Sedalam apa pengenalan Daud terhadap pribadi Allah?
  1.  Allah sebagai Allah dan Raja
  2. Allah sebagai TUHAN
  3. TUHAN itu pengasih dan penyayang,  panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.  
  4. TUHAN itu baik kepada semua orang
  5. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
  6. TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
  7. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
  8. TUHAN dekat  pada setiap orang yang berseru kepada-Nya
  9. TUHAN menjaga   semua orang yang mengasihi-Nya
    TUHAN adalah segalanya bagi semua manusia, tidak ada setitik alasan bagi kita untuk tidak menyampaikan pujian setulusnya dan sebesar-besarnya kepadaNya. 
    Penyembahan bukan lagi konsep teologia yg kita hafalkan
    Penyembahan bukan doktrin gereja yg haru dijalankan
    Penyembahan bukanlah estetika kehidupan kristen y harus diperagakan
    Namun,
    Penyembahan adalah cita rasa yg alami bagi semua orang yg mengenal Tuhan dengan benar.
    Penyembahan adalah DINAMIKA HATI mereka yg hidupnya terus menerus beradaptasi kepadaNya. Amin


    II. Penyembahan adalah GAYA HIDUP orang yg mengenal Allah.


    Kekayaan perbendaharaan kata "penyembahan" yg divariasikan sebagai ungkapan:
    Pengagungan, kemuliaan, pujian, sorak-sorai, memasyurkan bersyukur dll. bukan saja menunjukkan kedalam hubungan pribadi dengan Allah tetapi juga menujukkan relevansi kehidupan diperagakan setiap hari. 
    Penyembahan adalah gaya hidup yg tidak dibuat-buat untuk memperjelas identifikasi kekristenan. Penyembahan mengalir demikan alami melalui pergaulan hidup sehari-hari.



    III. Penyembahan adalah EKSPRESI KASIH orang yg mengenal Allah.


    Penyembahan bukanlah milik mereka yg berbakat dalam olah vokal


     Puji-pujian karena kemurahan TUHAN

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar