Kamis, 16 Juni 2011

Anda Bisa menjadi Entreprenuer Sejati

“Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam”
(Amsal 31:17-18).


Menjadi seorang entrepreneur adalah topik bahasan media yg kian menggairahkn dewasa ini. Karena bayangan kemandirian, kemapanan dan sukses melekat dalam diri sang entrepeneur tersebut. 
Amsal menjelaskan bahwa jalan untuk mendapatkan keberhasilan dan keuntungan secara langggeng adalah mengelola hidup dengan cara melatih, terus berusaha dan menambahkan kapasitas diri secara progresif.

Secara umum, entrepreneur dikonotasikan dengan wirausaha, dan entrepreneurship telah dipadankan dengan kewirausahaan, yang cenderung berkaitan hanya dengan dunia bisnis dan pelaku usaha bisnis. 
bahwa setiap orang yang sukses sampai ke puncak, sesungguhnya adalah dia yang memiliki jiwa entrepreneur. 
Bagaimana menjadi seroang entrepeneur sejati ?

Membangun Pengertian ENTREPENEUR
Kata entrepreneur berasal dari istilah entreprendre, berarti “menjalankan, yang menjelaskan tentang adanya seseorang yang mengorganisir dan menjalankan suatu usaha secara berani dengan tujuan memperoleh keuntungan.” 
Entrepreneur adalah seseorang yang mandiri dan berani  melakukan sesuatu yang membawa keuntungan dan memberikan keuntungan.  Entrepreneur-ship dalam kaitan ini berarti “proses yang ditandai oleh keberanian memulai, mengelola dan menjalankan suatu usaha khusus secara mandiri yang berorientasi kepada keberhasilan atau keuntungan, sehingga dapat menguntungkan secara lebih luas.
Istilah entrepreneur dan entrepreneurship telah dipadankan dengan wirausaha dan kewirausahaan. “wirausaha” artinya “berani berusaha, atau berani menjalankan sesuatu usaha secara mandiri sehingga mendatangkan keberhasilan atau keuntungan. 
Jadi dapat dikatakan bahwa “Kewirausahaan adalah upaya mengembangkan pengaruh dengan mengelola suatu bisnis atau usaha sebegitu rupa secara mandiri, sehingga mendatangkan keuntungan.” 
Kewirausahaan dalam kaitan ini berarti “proses yang ditandai oleh keberanian memulai, mengelola dan menjalankan suatu usaha khusus secara mandiri yang berorientasi kepada keberhasilan atau keuntungan.” 
Menurut Pietra Sarosa seorang wirausaha adalah “Seseorang yang mempunyai visi, semangat dan tindakan-tindakan nyata dalam usaha menciptakan dan mengembangkan sendiri sumber-sumber income-nya tanpa bergantung semata-mata kepada orang lain.
Jelaslah bahwa konsep entrepreneur ini bersifat terbuka, yang dapat meliputi segala bidang kehidupan, yang menunjukkan bahwa seorang entrepreneur itu dapat “siapa aja” dalam bidang “apa saja,” karena yang terpenting ialah bahwa ia memiliki jiwa entreprenur dengan ciri, sikap dan tindakan yang jelas, yang menunjukkan adanya kemandirian tinggi padanya.

MEMBANGUN KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR
Seorang entrepreneur memiliki ciri-ciri khusus yang unik. Ciri-ciri entrepreneur yang unik itu adalah antara lain:

I. Entrepreneur adalah seorang yang kompeten. 
Kompetensi ini menegaskan bahwa entrepreneur memiliki kepenuhan-kelengkapan diri yang bersifat individu, profesional dan formal. Kompetensi enterpreneur ini dibangun diatas faktor berikut:
  1. Menemukan visi sebagai dasar membangun kompetensi. Seorang entrepreneur harus memulai dengan menemukan, membangun dan meneguhkan visi (keingin suci, keinginan sejati) sebagai dasar untuk mengembangkan diri serta karirnya.
  2. Meneguhkan budaya kualitas. Kompetensi diri entrepreneur menjelaskan bahwa ia berhasil membangun diri dalam life way berkualitas, yang menegaskan bagaimana ia mengembangkan paradigma, perspektif, sifat, sikap; dan cara unggul.
  3. Membangun kompetensi, mewujudkan INTEGRITAS karakter, sehingga ia dapat dipercayai; KAPASITAS pengetahuan yang komprehensif dan khas lebih sehingga ia dapat diharapkan; dan KAPABILITAS (kecakapan) sosial dan teknis andal, sehingga ia dapat diandalkan.
II. Entrepreneur adalah seorang mandiri. Aspek kemandirian ini dapat dijelaskan sbb:
    1. Entrepreneur memiliki Keunggulan Pikiran yang membuatnya andal mengungguli orang secara rata-rata di lingkungannya. Hal ini ditandai dengan pola berpikirnya yg terbuka, kreatif, inovatif  dan bersikap proaktif – antisipatif; berpikir dan bersikap besar, berpikir dan bersikap benar; berpikir dan bersikap sinergis simultan; serta berpikir dan bersikap kemungkinan.
    2. Entrepreneur memiliki Keunggulan Keberanian yang menjelaskan bahwa ada kebiasaan unggulan. Kebiasaan unggulan inilah yang menyebabkan seorang entrepreneur itu berani menentukan sikap; berani menemukan, mencipta, mengejar dan menangkap peluang; berani mengubah peluang menjadi produk; berani menanggung akibat dari keputusan; berani mengambil resiko dan petaruhan; berani terbuka melibatkan orang lain untuk bekerja sama dengan penuh kepercayaan serta  penghargaan guna mencipta peluang menjadi uang.
    3. Entrepreneur memiliki Keunggulan MEREKAYASA CARA  yang memberikan keandalan kepadanya. Keunggulan ini membuatnya andal untuk bertindak strategis dan bertindak taktis yang dibuktikan dengan bekerja cakap; bertindak dengan cara unik dan penuh perhitungan, efektif, efisien, sehat, produktif; bertindak dengan gairah penuh; dan bertindak terfokus dan konsisten.
    4. Enterpreneur adalah seorang yang bermental investor. Sejatinya, seorang entrepreneur adalah dia yang memiliki kedewasaan dengan mentalitas investor. Mentalitas investor menjelaskan bahwa ia selain memiliki kestabilan income, ia bebas untuk mengembangkan usaha berciri the second, the third atau the fourth income dst., dengan membiarkan uang bekerja baginya. Dalam hubungan ini, sang entrepreneur hanya bekerja dengan orang yang andal, dapat diharapkan dan dapat dipercaya dengan penerapan manajemen yang tidak rumit dan dapat disupervisi secara menyenangkan.
    III. Enterpreneur adalah seorang eksekutor pemberani

    Enterepreneur adalah seorang eksekutor atau pelaksana yang pemberani. Gerakannya selalu memperhitungkan bagaimana ia memilih, meraih, mencipta peluang, bersikap tidak terbaca; berani menunjukkan keunggulan; melangkah terus berada di depan orang lain, dengan melangkah cepat; dan bertindak tepat. 
    Entrepreneur adalah pribadi yang harus membawa keuntungan bagi banyak orang. yg  pada akhirnya memiliki ciri kemanfaatan tinggi, yaitu ia akan selalu membawa keuntungan dan manfaat yang dapat dinikmati oleh lebih banyak orang ia dapat hidup untuk memberi, hidup untuk menolong dan membuktikan diri sebagai the life giving leader.

      MEMBANGUN BUDAYA ENTREPRENEURSHIP
      Dr. Ir. Ciputra senantiasa bertanya, mengapa Indonesia masih tertinggal secara ekonomi dari Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, apalagi Amerika Serikat? karena Indonesia terlalu sedikit mempunyai wirausaha entrepreneur.
      Sosiolog Pembangunan, David McLelland  menemukan bahwa suatu negara akan makmur apabila mempunyai wirausaha atau entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk negara itu. TAHUN 2005, Singapura memiliki entrepreneur 7.2% dari total penduduknya, padahal tahun 2001 hanya ada 2.1%. PADA TAHUN 1983, Amerika yang berpenduduk 280 juta memiliki 6 juta entrepreneur, atau sekitar 2.14% dari total penduduknya. Berdasarkan observasi Ciputra dan temuan McLelland ini, dapatlah ditegaskan beberapa kebenaran seputar urgensi dan kepentingan membangun budaya entrepreneurship.

      A. Kepentingan membangun Budaya Entrepreneurship. Menjadi seorang entrepreneur sejatinya adalah melibatkan cara hidup unggul yang menuntut adanya suatu budaya entrepreneurship.
        1. Kadar entrepreneur menjelaskan tentang kualitas kemandirian suatu masyarakat yang menggungkapkan tentang kualitas intelektualitas, kualitas sikap dan kualitas tindakan setiap individu. Kadar kemandirian ini menunjuk tentang sejauh mana suatu masyarakat itu dapat mengisi kehidupannya secara berkualitas, dan muncul sebagai ungul dalam persalingan antar kelompok, mau pun antar bangsa.
        2. Kadar entrepreneurship menjelaskan tentang kualitas kebudayaan yang menunjuk kepada the total lifeway dari suatu kelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjelaskan bagaimana mereka berpikir, bersikap, berkata dan bertindak dalam upaya melanjutkan serta mempertahankan eksistensinya. Di sini akan nampak keunggulan berpikir inovatif, kreatif mengembangkan serta menggunakan teknologi; berpikir asertif, proaktif, antisipatif, menggunakan teknologi bagi pengembangan ekonomi; berpikir dan bersikap sosiatif, energetik, sinegetik dan simultan sebagai landasan menggunakan teknologi untuk bertindak mewujudkan praksis ekonomi yang kompetitif serta unggul.
        3. Kadar entrepreneurship menjelaskan tentang kualitas nilai suatu kelompok atau bangsa yang menunjuk kepada sejauh mana proses inkulturasi dijalankan untuk meneguhkan kehidupan kelompok yang menjelaskan tentang daya juang dan daya tahannya; daya saing dan daya jualnya; yang membuktikan keunggulan kelompok dimaksud yang kompetitif.
        B. Pendekatan membangun Budaya Entrepreneurship. 
        Dari perspektif kebudayaan, worldview yang membakukan nilai-nilai agung suatu kelompok, semuanya ini dibangun melalui proses pembangunan hakikat dan cara pendidikan dalam kebudayaan setiap masyarakat. Dalam perpektif ini, dapat dikatakan bahwa budaya entrepreneur dapat dibangun melalui proses pendidikan yang bersifat informil, non-formil dan formil, untuk mencipta, meneruskan dan membakukan nilai-nilai menjadi suatu worldview. Dari sudut pandang pendidikan dalam kebudayaan ini, pendekatan membangun budaya entrepreneur menyentuh aspek-aspek berkut:
          1. Fokus pendidikan – mewadahkan nilai-nilai ke dalam worldview yang berorientasi entrepreneurship untuk mengembangkan manusia mandiri.
          2. Sistem pendidikan – melibatkan pelaksana didik dan nara didik dengan semangat entrepreneurship yang menggunakan falsafah tranformasi – entrepreneuris yang bermuara kepada pembentukan pribadi peserta didik yang  berjiwa entrepreneur.
          3. Wadah pendidikan – membagi (sharing) nilai entrepreneurship melalui mekanisme pendidikan masyarakat atau keluarga (non-formil); pendidikan ketrampilan sosial dan teknis (informil) dan pendidikan umum atau sekolah (formil) yang harus dilakukan secara berkualitas serta konsisten.
          4. Proses pendidikan – menyentuh interaksi nilai-nilai yang merupakan upaya membentuk falsafah hidup dengan worlview entrepreneurship.
          5. Produk pendidikan – menghasilkan “output” berupa manusia mandiri yang berjiwa entrepreneur dengan kemandirian tinggi yang kompetitif, sehingga mereka dapat berkiprah dalam karir apa pun secara unggul, kompetitif dan sukses di market place.

          Jadi seseorang yang berjiwa entrepreneur dengan kemandirian tinggi akan sanggup berkiprah di market place dalam bidang kehidupan apa pun yang sesuai jatidirinya (inner will) yang merupakan dasar bagi visi dan karir yang ditekuninya.
          Guna mencapainya seorang entrepreneur haruslah kompeten dengan integritas karakter dengan etika moral teguh yang membuat ia dapat dipercaya; dan Kapasitas Pengetahuan yang komprehensif dan khas lebih, yang membuat ia dapat diharapkan dan Kapabilitas Kecakapan Sosial dan Teknis yang membuatnya dapat diandalkan. 
          Secara lebih khusus, ujung dari kompetensi entrepreneur adalah “kemandirian tinggi” yang mewadahkan – keandalan penggunaan pikirannya (Pikiran Unggul); keandalah kebiasaan entrepreneur yang nampak pada keberanian membuat keputusan terhadap peluang (Keberanian Unggul); dan keandalan merekayasa cara (Cara Unggul), sehingga sang entrepreneur dapat membuktikan diri menjadi pelaku yang terus berkiprah kepada keberhasilan yang membawa keuntungan yang menguntungkan diri serta orang lain dalam hidup serta karirnya. 

          Selamat Berkarya bagi Bangsa, Gereja dan keluarga. 
          Tuhan Yesus memberkati.


          1 komentar:

          1. The Original Forex Trading System: roboforex login Is The Original Forex Trading System. It Is 100% Automated And Provides An Easy-to-follow Trading System. You Get Access To Real-time Signals, Proven Methods, And A Money-back Guarantee.

            BalasHapus