Sabtu, 18 Juni 2011

Intepretasi Pujian dan Penyembahan




Penafsiran Alkitab dalam bahasa Indonesia memiliki keterbatasan makna untuk menjelaskan kedalaman arti kata yg hendak disampaikan dari bahasa aslinya. (Ibrani). Perbedaan ini bukan perkara ekspresi atau respon kita kepada Allah. Namun menggali makna yg luas dan agung dari arti pujian dan penyembahan yg seharusnya terekspresi dalam dalam sikap kita kepada Allah.

Dalam bahasa Ibrani, Pujian Penyembahan dituliskan dengan 7 kata berbeda dengan maknanya masing-masing, yaitu:


1. YADAH, 
adalah mengangkat kedua tangan sebagai tanda penyerahan dan pengagungan kepada Tuhan.
Mazmur 7:18, Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur (Praise=Yadah) bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi.

Kata “bermazmur” dalam ayat diatas dalam bahasa Ibrani dituliskan dengan kata Yadah, yaitu mengangkat tangan. Saya selidiki di dalam Alkitab ada 160 kali disebutkan tentang mengangkat kedua tangan. Seringkali pemimpin pujian mengatakan mari kita angkat tangan kita, apa maksudnya?
Norsoh, mengangkat tangan tinggi-tinggi kepada Allahnya. Ini adalah salah satu sikap dalam pujian. Jadi pujian bukan hanya di mulut saja, tetapi juga diekspresikan dengan mengangkat tangan. Hal itu dilakukan bukan merupakan suatu liturgy Pantekosta tetapi karena kebenaran yang ada di dalam Alkitab.

Makna mengangkat kedua tangan adalah sebagai tanda penyerahan dan pengagungan kepada Tuhan. Jenis pujian ini merupakan penyataan terima kasih kita kepada Tuhan lewat mengangkat tangan. Ketika kita mengucapkan terima kasih, kita mengangkat tangan kita.


Ada 3 kebenaran dalam mengangkat tangan:

A. Seperti seorang anak yang datang kepada bapanya.

Ketika kita mengangkat tangan, kita digambarkan seperti seorang anak yang berlari datang kepada ayahnya dan menandakan bahwa kita merindukan sentuhan dari Bapa Surgawi. Pujian dengan mengangkat tangan adalah merupakan suatu sikap/ekspresi penyembahan yang menyatakan bahwa Allah adalah Bapa penuh kasih dan kita ingin dipelukNya.

Ada banyak orang yang secara asal-asalan mengangkat tangan tetapi mereka tidak mengerti kebenaran di dalam mengangkat tangan. Ketika mereka sedang mengalami persoalan dan mereka mengangkat tangan maka mereka digambarkan seperti seorang anak yang merindukan kuasa jamahan Tuhan.

Mengapa banyak anak-anak yang memberontak kepada ayahnya? Karena sewaktu kecil ia tidak merasakan pelukan dari ayahnya, ia tidak pernah merasakan sentuhan kasih dari seorang ayah. Begitu pun di dalam kehidupan rohani; ketika kita tidak mengerti kebenaran ini, makanya kita akan sulit merasakan kasih dan sentuhan Kaih Bapa didalam hidup kita. Marilah kita mengangkat tangan seperti seorang anak yang merindukan pelukan dari Bapa Surgawi.


B. Sebagai tanda kita menyerah.

Tanda orang yang menyerah adalah ia mengangkat tangan. Sering kita mendengar bahwa ketika kita mengangkat tangan maka Tuhan yang akan turun tangan. Mungkin kita tidak lagi mampu berkata-kata dengan mulut karena begitu beratnya beban yang kita pikul; namun ketika kita mengangkat kedua tangan, maka Allah tahu bahwa itu merupakan suatu ekspresi dari pujian sehingga Ia akan turun tangan dan menolong kita.

Pujian dengan mengangkat tangan adalah merupakan suatu sikap/ekspresi penyembahan yang menyatakan ketidakmampuan kita dan mengakui kemaha-kuasaan Tuhan.


C. Seperti ke-2 Kerub yang terlentang diatas Tabut Perjanjian.

Tabut perjanjian melambangkan kehadiran Tuhan. Di atas tabut tersebut ada 2 buah kerub yang terlentang, saling berhadap-hadapan. Ketika kita mengangkat tangan seperti ke-2 Kerub yang terlentang diatas tabut dan ditengah-tengahnya terpancar sinar Kemuliaan Tuhan.

Ketika kita mengangkat tangan maka sinar kemuliaan/hadirat Tuhan akan turun ditengah-tengah kita. Walau tidak terlihat secara kasat mata, namun itu adalah suatu kepastian. itulah sebabnya ada perbedaan antara orang yang menyembah dengan ekspresi yang benar dengan orang yang hanya diam atau sekedar mengangkat tangan. Pengertian yang benar tentang pujian penyembahan akanmenghasilkan ekspresi yang benar. Dan hal itu akan sangat membantu kita untuk mengalami keintiman dengan Tuhan.

Ada beberapa orang yang memuji dan menyembah sudah 1 jam tetapi ia tetap merasa kosong; sebab hatinya tidak terbuka/tidak tertuju kepada Tuhan. Mengangkat tangan menunjukkan keseriusan kita kepada Allah dan membuat kita terfokus kepada Tuhan. Perlu kita ketahui bahwa Hadirat Tuhan tidak berhubungan dengan lagu. Sekalipun lagu itu adalah lagu lama dan sederhana, namun bila hati kita terfokus kepadaNya maka kita akan mengalami lawatanNya.


2. TOWDA (korban ucapan syukur)
Kata תודה - TODAH yang dibentuk dari kata ידה - YADAH memiliki empat makna utama, namun sebagian besar berhubungan dengan ucapan syukur.

1. membuat pengakuan kepada Allah;
2. ucapan syukur dalam puji-pujian terutama dalam ibadah;
3. ucapan syukur dalam paduan suara; dan
4. korban ucapan syukur
1. Kata תודה - TODAH yang berarti membuat pengakuan kepada Allah, baik memuji Dia maupun mengakui dosa.


* Yosua 7:19LAI TB, Berkatalah Yosua kepada Akhan: "Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah (todah) di hadapan-Nya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku." 2. Kata תודה - TODAH yang berarti puji-pujian terutama dalam ibadah.


* Mazmur 26:7
sambil memperdengarkan nyanyian syukur (TODAH) dengan nyaring, dan menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.

3. Kata תודה - TODAH yang berarti ucapan syukur dalam paduan suara.


* Nehemia 12:31LAI TB, Lalu aku mempersilakan para pemimpin orang Yehuda naik ke atas tembok dan kubentuk dua paduan suara (TODAH) yang besar. Yang satu berarak ke kanan di atas tembok ke jurusan pintu gerbang Sampah. 

4. Kata תודה - TODAH yang berarti korban ucapan syukur.


* Amos 4:5LAI TB, Bakarlah korban syukur (TODAH) dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel?" demikianlah firman Tuhan ALLAH.  

Mazmur 100:4, Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian (praise=towda), bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

Kata Towda berarti pernyataan pujian sebagai tanda kita setuju dan mengamini apa yang Tuhan telah perbuat atau apa yang akan diperbuatNya di dalam hidup kita. Kata ini umumnya berkaitan dengan korban, kata ini juga dikaitkan dengan Korban ucapan syukur.

Jenis pujian sebagai korban itu sangat sakit dan sulit untuk kita terima apalagi ketika kita sedang mengalami masalah. Namun kita harus tetap memuji Tuhan sebab apapun keputusanNya, Dia tetap Allah yang baik bagi kita. Kita menyetujui apa yang Dia buat walaupun kita tidak mengerti bahkan kita tidak bisa menerima apa yang sedang terjadi dalam hidup kita. Sama seperti Abraham; ketika Tuhan menyuruhnya untuk mempersembahkan anaknya, ia menyatakan suatu sikap penyembahan dan pujian lewat ketaatannya. Itulah pujian yang tertinggi, yaitu ketaatan kita.

Sebenarnya, Kata penyembahan pertama kali muncul adalah lewat peristiwa Abraham (Kejadian 22) ketika ia mengatakan kepada bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang”. Kata sembahyang disini berarti menyembah (worship). Penyembahan itu diidentikkan dengan korban, yaitu: anaknya yang harus ia persembahkan kepada Allah. Secara logika, kita tidak dapat menerima hal semacam ini, namun ketika kita mengekspresikannya dengan pujian yang benar sebagai korban maka Allah yang akan membela kita. Pada akhirnya, Allah tidak mengambil anaknya namun yang Tuhan ingin lihat adalah hatinya yang tunduk secara total pada kedaulatan Tuhan. Sikap Abraham yang bersedia untuk menyetujui keputusan Allah sekalipun ia tidak mengerti itulah yang membuat Allah tertarik kepadanya dan bangga disebut sebagai Allah Abraham.

Pada umumnya kita berkata bahwa kita sulit untuk menyembah Tuhan dalam kondisi sedang mengalami masalah yang berat. Tetapi Tuhan memberikan jenis pujian ini supaya kita tetap dapat menyembahNya sekalipun berada dalam keadaan yang tidak mengenakkan. Kita haruslah berprinsip bahwa tidak ada lasan bagi kita untuk tidak menyembahNya; bahkan masalah seberat apapun tidak akan menghalangi kita untuk menyembahNya.

Dalam situsi-situasi dimana Anda sedang mengalami hal yang kurang baik, mungkin Anda merasa dirugikan/disakiti/ditolak dan diperlakukan tidak adil; maka dalam keadaan-keadaaan seperti itu – persembahkanlah tauda bagi Tuhan. Jangan mengeluh atau melakukan hal yang kurang patut; sebab towda adalah pujian penyembahan yang sangat mahal – karena tauda lahir dari suatu korban.


3. HALAL,

Mazmur 22 : 23 , Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji (praise=halal) Engkau di tengah-tengah jemaah

merupakan akar kata dari Haleluyah (Halal=Yahweh) diartikan sebagai Puji Tuhan.
Halal artinya adalah memuji, memancarkan, bercahaya, mengungkapkan dengan bangga atau mengekspresikan pujian penyembahan kepada Tuhan sebagai orang bodoh (foolish).

Ketika kita mengatakan Haleluyah terpancar suatu sinar yang tidak kelihatan oleh mata kita, tetapi dialam Roh. Itulah sebabnya iblis tidak menyukai orang yang memuji menyembah Tuhan sebab hal itu bisa menghancurkan pekerjaan iblis.


4. SHABACH,

Mazmur 117:1, Pujilah (praise=shabach) TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah (praise=shabach) Dia, hai segala suku bangsa!

Makna pujian didalam ayat tersebut adalah shabach, yang berarti bersorak dengan suara yang nyaring, dengan tidak merasa malu untuk menyatakan kemenangan, kemuliaan, anugrah dan kasih Allah. Jenis pujian ini sudah mulai hilang dari Gereja karena sebagian besar dari jemaat takut/malu untuk mengekspresikan pujian ini padahal kuasa dari bersorak sangatlah luar biasa; seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel yang pada saat mereka bersorak sehingga bangsa Filistin menjadi takut dan gemetar (I Tawarikh 14). Dan juga pada ada waktu ketika bangsa Israel meruntuhkan tembok Yerikho dengan bersorak pada hari ke-7 (Yosua 6).

Ketika pemimpin pujian menyerukan agar kita bersorak-sorai maka hal itu bukanlah tanpa alasan, sebab dengan bersorak juga kita sedang meruntuhkan segala roh-roh jahat yang ada diudara.


5. BARAK

Mazmur 72:15, Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati (praise=barak) sepanjang hari!

Barak berarti sujud bertelut memberikan penghormatan kepada Allah. jenis pujian ini berkaitan dengan penghormatan kepada Allah. Seberapa besar kita menghormati Tuhan terlihat dari seberapa besar kita mengekspresikan pujian kita kepada Allah.

Penghormatan bukan hanya ditunjukkan dalam mendengarkan Firman Tuhan, namun juga ketika kita memuji dan menyembah Tuhan dengan cara yang benar. Sebab Tuhan hadir bukan hanya ketika Firman Tuhan diberitakan; bahkan sebelum ibadah dimulai Tuhan sudah ada. IA maha hadir tetapi IA hanya menyatakan diriNya di tempat-tempat tertentu; yaitu dimana ada pujian penyembahan kepadaNya.


6. ZAMAR

Mazmur 57:8, Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur (praise=Zamar).

yang berarti bernyanyi dengan alat musik mengiringi nyanyian pujian, bermazmur dan menyanyikan nubuatan dengan diiringi kecapi.


7. TEHILLAH

Mazmur 22:4, Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian (praise=tehillah) orang Israel.

Kata Tehillah berarti memuliakan Allah dengan lagu spontanitas dan menanti-nantikan Tuhan untuk mendapat tuntunan-Nya dan diartikan juga sebagai nyanyian yang dilahirkan oleh Roh Kudus untuk memberkati Tuhan.

Pujian ini hampir sama dengan bermazmur. Ketika anda sedang bingung menghadapi masalah, belajarlah untuk mengeluarkan pujian dari hati yang terdalam untuk menyenangkan hati Tuhan.

1 komentar:

  1. http://laskarislam.indonesianforum.net/t34746p300-lagu-rohani-kristen-bisa-mengisi-kekosongan-hatilagu-penyembahan-dan-kotbah-yang-terkait-dengan-penyembahan#245786

    http://laskarislam.indonesianforum.net/t10479-sekilas-infoku

    http://www.laskarislam.com/sta/njlajahweb

    http://laskarislam.indonesianforum.net/t10703p100-postingan-njlajahweb?

    BalasHapus