Rabu, 02 Februari 2011

MENGELUARKAN SUARA DASAR DENGAN [CARA MINUM TEH]


A. Sebelum memulai latihan

1. Dasar [pengucapan kerongkongan] adalah memasukkan udara kedalam kerongkongan

2. Untuk itu pertama-tama latihan menelan udara sangat perlu. Tetapi karena tidak terbiasa, mekanisme menelan udara ke dalam kerongkongan pada awalnya susah, dan cukup sulit memegang rahasianya

3. Mari kita pegang rahasia mekanisme alami ‘cara minum teh, yaitu mengendurkan mulut kerongkongan yang menyempit, kemudian masukkan udara dalam mulut bersamaan dengan teh ke dalam kerongkonga. Dengan membalikkan aliran udara ini suara baru akan keluar

4. Jika udara bisa masuk ke dalam kerongkongan dengan baik,suara dasar akan keluar dengan cukup mudah

5. [Cara minum teh] adalah cara awal termudah untuk memahirkan hal diatas

6. Bacalah dengan baik hal berikut ini, dan berlatihlah dengan mematuhi urutannya!

B. Persiapan Sebelum Latihan

1. Siapkan teh atau air dengan suhu untuk mudah dimminum dalam cangkir teh. Hati-hati jangan terlalu panas.

2. Duduklah dengan tegak dan punggung lurus di kursi yang enak dan dengan ketinggian secukupnya. Dengan punggung bersandar akan kurang berhasil.

3. Hadapkan muka lurus ke depan secara alami. Menunduk akan memberi tekanan pada tenggorokan sehingga suara akan susah keluar.

4. Bukalah lebar-lebar tangan kiri, dan dari atas baju tekanlah pelan-pelan lubang tenggorokan dengan telapak tanan kiri. Menekan keluarnya udara dari lubang tenggorokan secara tidak perlu, hal ini untuk mempermudah membalikkan aliran udara di dalam kerongkongan.

5. Pegang cangkir dengan tangan kanan, dan bawa ke posisi yang paling enak agar dengan mudah kita bisa minum teh tersebut.

6. Hilangkan tenaga pada bahu dan leher, beradalah dalam posisi santai. Persiapan sudah selesai.

C. Urutan Latihan

1. Pertama, masukkan teh ke dalam mulut dengan jumlah yang bisa diminum dengan sekali teguk.

2. Berikutnya, sedikit gelembungkan mulut, usahakan agar teh dan udara terasa seperti berbentuk bulat, dan hentikan sesaat pada bagian dalam tenggorokan.

3. Kemudian telanlah udara dan teh secara bersamaan, sekaligus dengan sekuat tenaga. Sehingga suara menelan ‘GLUK’ seolah-seoalah terdengar. Lita tidak boleh lengah dan tanggung. Jangan lupa tekan lubang tenggorokan dengan tangan kiri.

4. Waktu terasa teh melewati bagian dalam tenggorokan dan masuk ke mulut kerongkongan, sambil mengerahkan tenaga ke perut, sambil seolah memuntahkan udara yang ditelan, ucapkan ‘a’

Perhatian : Mengerahkan tenaga ke perut dinamakan ‘memberi tekanan perut’. Hal ini bukan berarti menekan perut ke bawah tetapi mengencangkan otot perut.

5. Bagaimana? Apakah bisa mengucapkan ‘a’ atau ‘ge’?

6. Meskipun suara aneh, suara seperti bunyi sendawa yang anda keluarkan, itulah suara dasar anda. Suara kedua anda sudah keluar. SELAMAT!

7. Seterusnya, ulangi latihan sampai beberapa kali. Sekali minum teh sekali melakukan pengucapan. Teruskan sampai bisa mengucapkan ‘a’ dengan mudah dan mulus.

8. Bagi yang tidak berhasil mengucapkan ‘a’ dengan cara di atas, ada dua kemungkinan sebab sebagaimana diterangkan dibawah ini. Yang mana sebab yang ada padaAnda? Kedua-duanya juga mungkin ada pada Anda.

D. Orang yang dari Lubang Tenggorokannya Terus Menerus Keluar Udara

1. Kebiasaan bersuara dengan udara hasil pernafasan dengan paru-paru yang dilakukan sebelum menjalani operasi membekas dengan kuat. Tetapi, sadarilah bahwa setelah menjalani operasi suara yang kita keluarkan bukan berasal dari udara paru-paru.

2. Karena perasaan ingin mengeluarkan suara keras dengan jelas sangat kuat, menyebabkan kita memasukkan tenaga terlalu kuat ke tubuh atas. Santai dan lemaskan tubuh bagian atas!

3. Jangan berpikir terus-menerus untuk mengeluarkan suara! Pusatkan perhatian pada tenggorokan, laksanakan sebagaimana ingin memuntahkan teh dan udara yang sudah ditelan!

4. Pada saat mengucapkan ‘a’, kuatkan tekanan tangan kiri pada lubang tenggorokan sehingga udara tidak merembes keluar. Hal ini akan mempermudah memberi tekanan pada perut dan mempermudah membalikkan aliran udara.

5. Bagaimana? Dengan memperhatikan hal-hal ini, lakukan pengulangan beberapa kali! Sedikit lagi!

E. Orang yang Merasa Udara tidak Masuk ke dalam Keronggkongan untuk Menghasilkan Suara

1. Kalau kita minum teh bersamaan dengan udara dalam mulut dengan cepat, udara pasti masuk ke dalam kerongkongan. Karena saat membalikkan aliran udara dengan tekanan perut yang dilakukan segera setelah minum agak terlambat, maka kelihatannya udaranya menghilang.

2. Pada waktu terasa teh melewati tenggorokan, hampir bersamaan kerahkan tekanan perut dan ucapkan ‘a’ !

3. Meskipun pada waktu minum teh bibir tertutup, yang penting adalah tidak ada sela antara membuka bibir dengan mengucapkan ‘a’. Membukanya bibir yang tertutup bersamaan dengan pengucapan ‘a’. Jika ada sea di antar itu, maka udara akan terlanjur menghilang.

4. Pada awalnya, sekali minum teh sekali melakukan pengucapan ‘a’. Sambil tetap memegang cangkir berisi teh, cobalah lakukan beberapa kali secara terus-menerus!

5. Bagaimana? Dengan tetap tidak menyerah dan terus mengulangi latiham, akan menemukan rahasianya.

F. Langkah Berikut Setelah Suara Dasar Keluar dengan Cara ‘Minum Teh’

1. Letakkan cangkir, berhentilah minum teh lanjutkan langkah berikut!

2. Dengan seolah-olah minum teh dalam mulut. Lakukan mekanisme menelan yang sama persis dan coba ucapkan ‘a’! Tangan kiri tetap menekan lubang tenggorokan.

3. Jika tanpa teh kurang berhasil mengucapkan ‘a’, gunakan air ludah sebagai pengganti teh dan coba lakukan hal yang sama !

4. Jika tanpa teh bisa mengucapkan ‘a’, sedikit demi sedikit kendurkan tekanan pada lubang tenggorokan, dan akhirnya lepaskan tangan kiri sampai bisa mengucapkan ‘a’.

5. Jika dengan tangan dilepaskan susah mengucapkan ‘a’, gunakanlah penghalang yang agak tebal. Pakaian denganbagian leher sempit dan tertutup sehingga bisa menekan lubang tenggorokan cukup bermanfaat

6. Jika bisa sampai sini maka suara dasar sudahlulus. Selamat. Sambil menikmati lakukan langkah berikutnya!

7. Meskipun tidak bisa melakukannya dengan mudah, tidak perlu terburu-buru. Kalau tidak berjalan dengan lancar, kembalilah ke awal dan coba lagisecara berurutan.

8. Dengan melanjutkan pengulangan, rahasia akan dipegang. Jangan terburu-buru, namun juga jangan malas, tetap berlatih dan mempunyai harapan.

G. Langkah Pengucapan Vokal

1. Ucapkan vokal a, i, u, e, o.

2. ‘a’ keluar dari rongga mulut yang dalam keadaan paling bebas, sedangkan suara vokal lain keluar dengan menyempitkan ataumendatarkan bentuk rongga mulut.

3. Pengucapan vokal mempunyai tingkat kesulitan berbeda, yaitu dari yang paling mudah ke paling sulit dengan urutan a, o, e, u, i. Lakukan latihan dari yang paling mudah.

4. Melatih pengucapan vokal yang sama 3, 5, 7, 10 kali secara terus menerus sambil disela-sela itu memasukkan udara, adalah penting dan efektif.

5. Berikutnya cobalah memanjangkan pengucapan vokal a-, o-, e-, u-, dan i-.

6. Vokal panjang mudah diucapkan dengan mengendurkan tenaga dan mengucapkan dengan suara halus. Kemudian, lanjutkan dengan latihan vokal yang setingkat lebih panjang a———, o——–.

7. Setelah vokal panjang, berikutnya gabungan dua vokal. Ucapkan gabungan dua vokal dengan gabungan bebas, ao-, oe-, ea-, oie-, eai- dan seterusnya.

8. Untuk hal ini, jangan putuskan suara antar vokal. Lakukan getaran suara dasar secara terus menerus, dan hanya dengan mengubah bentuk mulut secara sekaligus mengucapkan gabungan vokal. Dengan ini pengucapan vokal dinyatakan lulus.

H. Dari Pengucapan Konsonan ke Pengucapan Kata

1. Konsonan diucapkan dengan memanfaatkan alat pengatur suara seperti bibir, gigi, ujung lidah, pangkal lidah, langit-langit lunak dan rongga hidung. Karena bagian-bagian ini tidak berubah dengan sebelum operasi, maka kita tidak perlu berpikiran secara sulit. Cukup gunakan sebagaimana sebelum operasi.

2. Semua suara, seperti ka, sa ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, ga, za, da, ba, pa bisa diucapkan dengan menggunakan alat pengatur suara yang sudah sangat dikenal dan menggabungkannya dengan 5 vokal. Latihlah semua ucapan dengan mengeluarkan suara.

3. Meskipun pada kenyataannya ada perbedaan antar individu, ada bunyi yang lebih mudah dan ada yang lebih susah untuk diucaapkan, latihlah dari yang paling mudah untuk memperoleh kepercayaan diri. Setelah itu perlahan-lahan cobalah ke bunyi yang lebih susah bagi anda.

4. Hanya suara deret ha memerlukan udara dalam jumlah banyak sehingga bagi kita yang menjalani operasi pemotongan pangkal tenggorokan sangat susah,. Tetapi dengandengan usaha terus-menerus akan berhasil baik. Mari berusaha.

5. Semua kata dalam bahasa Jepang merupakan gabungan konsonan dan vokal. Kalau andabisa mengucapkan 2-5 suara kata dangan satu nafas, sudah cukup untuk mengemukakan pikiran anda. Jika anda mengucapkan beberapa kata secara terus-meneruskan menjadi percakapan. Membaca keraskpun bisa.

6. Berikutnya, dengan menguasai [cara menghisap], ditambah dengan aksen (logat) dan kemampuan melagukan secara alami, [pengucapan kerongkongan] anda selangkah lagi mendekati kesempurnaan.

I. Perhatikan Pengucapan yang Salah

1. Orng yang sedang di tengah-tengah latihan [pengucapan kerongkongan] mudah salah menggunakan cara pengucapan yang tidak benar, yaitu [pengucapan tekak] dan [bisikan rongga mulut].

2. [pengucapan tekak] adalah suara yang mirip deret ka dan ga yang dikeluarkan dengan menggunakan dagu dan tekak. [bisikan rongga mulut] adalah suara bisikan yang mirip deret sa, ta, dan pa yang dihasilkan dengan menggunakan gigi, lida, bibir.

3. Suara ini adalah suara desahan dan ledakan yang dihasilkan dengan hanya menggunakan udara dalam rongga mulut saja. Karena tidak memanfaatkan getaran celah suara baru yang menghasilkan vokal sebagai suara dasar, maka suara ini terbatas dan tidak jelas. Suara ini berbeda kualitas dengan suara dari [pengucapankerongkongan] dan dikatakan pengucpan yang salah.

4. Mereka yang sebelum bisa mengeluarkan suara dasar, dengan caranya sendiri bisa mengeluarkan yang mirip suara, kemudian orang atau keluarga yang sudah terbiasa bisa memahaminya, ada bahaya sulit keluar dari kebiasaan salah pengucapan ini.

5. Jika sudah mulai mapan dengan latihan mendapatkan suara dasar dengan [cara minum teh], kekhawatiran terhadap salah pengucapan ini tidak perlu. Tetapi karena ingin bisa dimengerti oleh keluarga, banyak kasus salah pengucapan ini terjadi.

6. Dasar [pengucapan kerongkongan] adalah menggetarkan celah suara baru dengan menggunakan udara dalam kerongkongan. Dengan meraba bagian sedikit di atas lubang tenggorokan ada atau tidaknya getaran segera diketahui. jika terjadi [salah pengucapan] maka tenggorokan tidak bergetar.

7. Yang bersangkutan dan juga keluarga harus mengetahui [pengucapan kerongkongan] dengan benar, dan berhati-hatilah agar tidak menyesal karena terlanjur menjadi [salah pengucapan].

8. [salah pengucapan] yang lain adalah suara menelan dan suara dari pernapasan dengan lubang tenggorokan. Hampir semua penyebabnya adalah ingin cepat berbicara. Suara keras yang tidak jelas akan susah didengar dan menjadi penghalang percakapan alami. Cara terbaik untuk menghalangi suara yang tidak jelas adalah berbicara dengan pelan-pelan dan segera mengusai [cara menghisap].



1. Dasar [pengucapan kerongkongan] adalah memasukkan udara kedalam kerongkongan

2. Untuk itu pertama-tama latihan menelan udara sangat perlu. Tetapi karena tidak terbiasa, mekanisme menelan udara ke dalam kerongkongan pada awalnya susah, dan cukup sulit memegang rahasianya

3. Mari kita pegang rahasia mekanisme alami ‘cara minum teh, yaitu mengendurkan mulut kerongkongan yang menyempit, kemudian masukkan udara dalam mulut bersamaan dengan teh ke dalam kerongkonga. Dengan membalikkan aliran udara ini suara baru akan keluar

4. Jika udara bisa masuk ke dalam kerongkongan dengan baik,suara dasar akan keluar dengan cukup mudah

5. [Cara minum teh] adalah cara awal termudah untuk memahirkan hal diatas

6. Bacalah dengan baik hal berikut ini, dan berlatihlah dengan mematuhi urutannya!

B. Persiapan Sebelum Latihan

1. Siapkan teh atau air dengan suhu untuk mudah dimminum dalam cangkir teh. Hati-hati jangan terlalu panas.

2. Duduklah dengan tegak dan punggung lurus di kursi yang enak dan dengan ketinggian secukupnya. Dengan punggung bersandar akan kurang berhasil.

3. Hadapkan muka lurus ke depan secara alami. Menunduk akan memberi tekanan pada tenggorokan sehingga suara akan susah keluar.

4. Bukalah lebar-lebar tangan kiri, dan dari atas baju tekanlah pelan-pelan lubang tenggorokan dengan telapak tanan kiri. Menekan keluarnya udara dari lubang tenggorokan secara tidak perlu, hal ini untuk mempermudah membalikkan aliran udara di dalam kerongkongan.

5. Pegang cangkir dengan tangan kanan, dan bawa ke posisi yang paling enak agar dengan mudah kita bisa minum teh tersebut.

6. Hilangkan tenaga pada bahu dan leher, beradalah dalam posisi santai. Persiapan sudah selesai.

C. Urutan Latihan

1. Pertama, masukkan teh ke dalam mulut dengan jumlah yang bisa diminum dengan sekali teguk.

2. Berikutnya, sedikit gelembungkan mulut, usahakan agar teh dan udara terasa seperti berbentuk bulat, dan hentikan sesaat pada bagian dalam tenggorokan.

3. Kemudian telanlah udara dan teh secara bersamaan, sekaligus dengan sekuat tenaga. Sehingga suara menelan ‘GLUK’ seolah-seoalah terdengar. Lita tidak boleh lengah dan tanggung. Jangan lupa tekan lubang tenggorokan dengan tangan kiri.

4. Waktu terasa teh melewati bagian dalam tenggorokan dan masuk ke mulut kerongkongan, sambil mengerahkan tenaga ke perut, sambil seolah memuntahkan udara yang ditelan, ucapkan ‘a’

Perhatian : Mengerahkan tenaga ke perut dinamakan ‘memberi tekanan perut’. Hal ini bukan berarti menekan perut ke bawah tetapi mengencangkan otot perut.

5. Bagaimana? Apakah bisa mengucapkan ‘a’ atau ‘ge’?

6. Meskipun suara aneh, suara seperti bunyi sendawa yang anda keluarkan, itulah suara dasar anda. Suara kedua anda sudah keluar. SELAMAT!

7. Seterusnya, ulangi latihan sampai beberapa kali. Sekali minum teh sekali melakukan pengucapan. Teruskan sampai bisa mengucapkan ‘a’ dengan mudah dan mulus.

8. Bagi yang tidak berhasil mengucapkan ‘a’ dengan cara di atas, ada dua kemungkinan sebab sebagaimana diterangkan dibawah ini. Yang mana sebab yang ada padaAnda? Kedua-duanya juga mungkin ada pada Anda.

D. Orang yang dari Lubang Tenggorokannya Terus Menerus Keluar Udara

1. Kebiasaan bersuara dengan udara hasil pernafasan dengan paru-paru yang dilakukan sebelum menjalani operasi membekas dengan kuat. Tetapi, sadarilah bahwa setelah menjalani operasi suara yang kita keluarkan bukan berasal dari udara paru-paru.

2. Karena perasaan ingin mengeluarkan suara keras dengan jelas sangat kuat, menyebabkan kita memasukkan tenaga terlalu kuat ke tubuh atas. Santai dan lemaskan tubuh bagian atas!

3. Jangan berpikir terus-menerus untuk mengeluarkan suara! Pusatkan perhatian pada tenggorokan, laksanakan sebagaimana ingin memuntahkan teh dan udara yang sudah ditelan!

4. Pada saat mengucapkan ‘a’, kuatkan tekanan tangan kiri pada lubang tenggorokan sehingga udara tidak merembes keluar. Hal ini akan mempermudah memberi tekanan pada perut dan mempermudah membalikkan aliran udara.

5. Bagaimana? Dengan memperhatikan hal-hal ini, lakukan pengulangan beberapa kali! Sedikit lagi!

E. Orang yang Merasa Udara tidak Masuk ke dalam Keronggkongan untuk Menghasilkan Suara

1. Kalau kita minum teh bersamaan dengan udara dalam mulut dengan cepat, udara pasti masuk ke dalam kerongkongan. Karena saat membalikkan aliran udara dengan tekanan perut yang dilakukan segera setelah minum agak terlambat, maka kelihatannya udaranya menghilang.

2. Pada waktu terasa teh melewati tenggorokan, hampir bersamaan kerahkan tekanan perut dan ucapkan ‘a’ !

3. Meskipun pada waktu minum teh bibir tertutup, yang penting adalah tidak ada sela antara membuka bibir dengan mengucapkan ‘a’. Membukanya bibir yang tertutup bersamaan dengan pengucapan ‘a’. Jika ada sea di antar itu, maka udara akan terlanjur menghilang.

4. Pada awalnya, sekali minum teh sekali melakukan pengucapan ‘a’. Sambil tetap memegang cangkir berisi teh, cobalah lakukan beberapa kali secara terus-menerus!

5. Bagaimana? Dengan tetap tidak menyerah dan terus mengulangi latiham, akan menemukan rahasianya.

F. Langkah Berikut Setelah Suara Dasar Keluar dengan Cara ‘Minum Teh’

1. Letakkan cangkir, berhentilah minum teh lanjutkan langkah berikut!

2. Dengan seolah-olah minum teh dalam mulut. Lakukan mekanisme menelan yang sama persis dan coba ucapkan ‘a’! Tangan kiri tetap menekan lubang tenggorokan.

3. Jika tanpa teh kurang berhasil mengucapkan ‘a’, gunakan air ludah sebagai pengganti teh dan coba lakukan hal yang sama !

4. Jika tanpa teh bisa mengucapkan ‘a’, sedikit demi sedikit kendurkan tekanan pada lubang tenggorokan, dan akhirnya lepaskan tangan kiri sampai bisa mengucapkan ‘a’.

5. Jika dengan tangan dilepaskan susah mengucapkan ‘a’, gunakanlah penghalang yang agak tebal. Pakaian denganbagian leher sempit dan tertutup sehingga bisa menekan lubang tenggorokan cukup bermanfaat

6. Jika bisa sampai sini maka suara dasar sudahlulus. Selamat. Sambil menikmati lakukan langkah berikutnya!

7. Meskipun tidak bisa melakukannya dengan mudah, tidak perlu terburu-buru. Kalau tidak berjalan dengan lancar, kembalilah ke awal dan coba lagisecara berurutan.

8. Dengan melanjutkan pengulangan, rahasia akan dipegang. Jangan terburu-buru, namun juga jangan malas, tetap berlatih dan mempunyai harapan.

G. Langkah Pengucapan Vokal

1. Ucapkan vokal a, i, u, e, o.

2. ‘a’ keluar dari rongga mulut yang dalam keadaan paling bebas, sedangkan suara vokal lain keluar dengan menyempitkan ataumendatarkan bentuk rongga mulut.

3. Pengucapan vokal mempunyai tingkat kesulitan berbeda, yaitu dari yang paling mudah ke paling sulit dengan urutan a, o, e, u, i. Lakukan latihan dari yang paling mudah.

4. Melatih pengucapan vokal yang sama 3, 5, 7, 10 kali secara terus menerus sambil disela-sela itu memasukkan udara, adalah penting dan efektif.

5. Berikutnya cobalah memanjangkan pengucapan vokal a-, o-, e-, u-, dan i-.

6. Vokal panjang mudah diucapkan dengan mengendurkan tenaga dan mengucapkan dengan suara halus. Kemudian, lanjutkan dengan latihan vokal yang setingkat lebih panjang a———, o——–.

7. Setelah vokal panjang, berikutnya gabungan dua vokal. Ucapkan gabungan dua vokal dengan gabungan bebas, ao-, oe-, ea-, oie-, eai- dan seterusnya.

8. Untuk hal ini, jangan putuskan suara antar vokal. Lakukan getaran suara dasar secara terus menerus, dan hanya dengan mengubah bentuk mulut secara sekaligus mengucapkan gabungan vokal. Dengan ini pengucapan vokal dinyatakan lulus.

H. Dari Pengucapan Konsonan ke Pengucapan Kata

1. Konsonan diucapkan dengan memanfaatkan alat pengatur suara seperti bibir, gigi, ujung lidah, pangkal lidah, langit-langit lunak dan rongga hidung. Karena bagian-bagian ini tidak berubah dengan sebelum operasi, maka kita tidak perlu berpikiran secara sulit. Cukup gunakan sebagaimana sebelum operasi.

2. Semua suara, seperti ka, sa ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, ga, za, da, ba, pa bisa diucapkan dengan menggunakan alat pengatur suara yang sudah sangat dikenal dan menggabungkannya dengan 5 vokal. Latihlah semua ucapan dengan mengeluarkan suara.

3. Meskipun pada kenyataannya ada perbedaan antar individu, ada bunyi yang lebih mudah dan ada yang lebih susah untuk diucaapkan, latihlah dari yang paling mudah untuk memperoleh kepercayaan diri. Setelah itu perlahan-lahan cobalah ke bunyi yang lebih susah bagi anda.

4. Hanya suara deret ha memerlukan udara dalam jumlah banyak sehingga bagi kita yang menjalani operasi pemotongan pangkal tenggorokan sangat susah,. Tetapi dengandengan usaha terus-menerus akan berhasil baik. Mari berusaha.

5. Semua kata dalam bahasa Jepang merupakan gabungan konsonan dan vokal. Kalau andabisa mengucapkan 2-5 suara kata dangan satu nafas, sudah cukup untuk mengemukakan pikiran anda. Jika anda mengucapkan beberapa kata secara terus-meneruskan menjadi percakapan. Membaca keraskpun bisa.

6. Berikutnya, dengan menguasai [cara menghisap], ditambah dengan aksen (logat) dan kemampuan melagukan secara alami, [pengucapan kerongkongan] anda selangkah lagi mendekati kesempurnaan.

I. Perhatikan Pengucapan yang Salah

1. Orng yang sedang di tengah-tengah latihan [pengucapan kerongkongan] mudah salah menggunakan cara pengucapan yang tidak benar, yaitu [pengucapan tekak] dan [bisikan rongga mulut].

2. [pengucapan tekak] adalah suara yang mirip deret ka dan ga yang dikeluarkan dengan menggunakan dagu dan tekak. [bisikan rongga mulut] adalah suara bisikan yang mirip deret sa, ta, dan pa yang dihasilkan dengan menggunakan gigi, lida, bibir.

3. Suara ini adalah suara desahan dan ledakan yang dihasilkan dengan hanya menggunakan udara dalam rongga mulut saja. Karena tidak memanfaatkan getaran celah suara baru yang menghasilkan vokal sebagai suara dasar, maka suara ini terbatas dan tidak jelas. Suara ini berbeda kualitas dengan suara dari [pengucapankerongkongan] dan dikatakan pengucpan yang salah.

4. Mereka yang sebelum bisa mengeluarkan suara dasar, dengan caranya sendiri bisa mengeluarkan yang mirip suara, kemudian orang atau keluarga yang sudah terbiasa bisa memahaminya, ada bahaya sulit keluar dari kebiasaan salah pengucapan ini.

5. Jika sudah mulai mapan dengan latihan mendapatkan suara dasar dengan [cara minum teh], kekhawatiran terhadap salah pengucapan ini tidak perlu. Tetapi karena ingin bisa dimengerti oleh keluarga, banyak kasus salah pengucapan ini terjadi.

6. Dasar [pengucapan kerongkongan] adalah menggetarkan celah suara baru dengan menggunakan udara dalam kerongkongan. Dengan meraba bagian sedikit di atas lubang tenggorokan ada atau tidaknya getaran segera diketahui. jika terjadi [salah pengucapan] maka tenggorokan tidak bergetar.

7. Yang bersangkutan dan juga keluarga harus mengetahui [pengucapan kerongkongan] dengan benar, dan berhati-hatilah agar tidak menyesal karena terlanjur menjadi [salah pengucapan].

8. [salah pengucapan] yang lain adalah suara menelan dan suara dari pernapasan dengan lubang tenggorokan. Hampir semua penyebabnya adalah ingin cepat berbicara. Suara keras yang tidak jelas akan susah didengar dan menjadi penghalang percakapan alami. Cara terbaik untuk menghalangi suara yang tidak jelas adalah berbicara dengan pelan-pelan dan segera mengusai [cara menghisap].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar