Sabtu, 23 April 2011

Berani Memulai Langkah Perubahan!




Selalu ada kekuatan yg sudah Tuhan anugerahkan dalam diri kita untuk mengelola hidup menjadi semakin lebih baik lagi. Karena itu di tangan Tuhan, siapapun orangnya dapat dipakai sebagai alat yg sangat efektif bagi pekerjaanNya. Dapat mengambil peran yg strategis dalam bidang yg Tuhan percayakan adalah denyut nadi Tuhan yg seharusnya mengalir dalam kerja pelayanan kita sekarang ini dan selamanya!

Bagaimana kita dapat mengambil peran strategis yg membawa perubahan nyata dalam karya pelayanan?
Belajar dari pengalaman Debora!

Debora adalah seorang wanita yg dipercaya Tuhan sebagai nabiah, sementara ia melihat umat Israel berada dalam penindasan yang sangat berat ,tak berdaya bahkan menyerah kalah oleh penjajahan bangsa Kanaan. Maka wanita ini berinisiatif mengambil peran untuk tampil dengan gagah berani sebagai pemimpin perang.

Latar belakang: 

Kondisi Bangsa Israel dapat dikalkulasi diatas kertas pasti kalah perang menghadapi Kanaan.

a. Bangsa Israel kalah secara teknologi militer

Israel tidak berdaya karena persenjataan bangsa Kanaan lebih modern. Sebab panglima perang bangsa Kanaan yang bernama Sisera memiliki 900 kereta besi. 
Pada zaman itu kereta besi merupakan persenjataan militer yang sangat istimewa, yg tidak dimiliki oleh setiap negara. Umumnya kerajaan-kerajaan pada zaman itu hanya mengandalkan kepada pasukan kuda, kereta-kereta kayu atau pemanah yang mahir. Jadi apabila mereka dapat memiliki kereta besi, maka berarti mereka dapat lebih mudah untuk mengalahkan para lawan ketika bertempur frontal (dalam jarak dekat). 
Kereta besi saat itu dimodifikasi dengan pisau pemotong yang dipasang di dekat bagian roda, sehingga apabila berdekatan dia sanggup membabat roda kayu kereta lawan. Sementara lawan terjatuh, maka mereka dapat dengan mudah membunuhnya. 

b. Bangsa Israel menghadapi krisis kepemimpinan

Barak adalah pemimpin perang Israel namun hatinya menjadi tawar bahkan semangatnya kendor membandingkan kekuatan lawan yg jauh lebih kuat dan modern. Makanya ia meminta dukungan total dari Debora.
Hakim 4 : 8 “Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju" 
Hal ini membuktikan bahwa kondisi moral umat Israel secara keseluruhan begitu rapuh. Telah terjadi Krisis kepemimpinan yg akut ditengah bangsa Israel. Para tokoh agama dan pemimpin politik, para pria-pria perkasa tertunduk lesu, tidak ada yg bersedia tampil untuk segera mengendalikan keadaan. Mereka semuanya berdiam diri, pasrah dengan keadaan. Tetapi Debora berani maju berperang, dampak keberanian wanita ini mengkondisikan banyak orang yg rela maju berperang dengan penuh semangat.
Kekuatan dari luar yg lebih besar berbanding terbalik dengan persiapan dan kekuatan yg dimiliki Israel. Hal ini sangat mengintimidasi banyak orang, sehingga muncullah perasaan takut dan gemetar saja ketika mendengar tentang kehebatan persenjataan tentara Kanaan. Dengan kondisi yang demikian, maka umat Israel selama 20 tahun tidak berdaya menghadapai penjajahan bangsa Kanaan. 

Apa peranan Debora mengatasi keadaan ini?

Debora menunjukkan pembelaan dan keberaniannya. Walaupun dia seorang wanita, tetapi dia memiliki spirit yang luar-biasa untuk menggerakkan umat agar mereka tidak putus-asa dan menyerah kalah kepada bangsa Kanaan. 
I. Berperan sebagai pribadi yg inspiratif
Tidak lazim wanita tampil sebagai pemimpin perang, mengingat latar-belakang dari Debora, saat itu dibesarkan di tengah-tengah masyarakat yang paternalistic. Para pria mendominasi peran kepemimpinan dalam segala hal dan menganggap wanita kaum yg lemah seperti budak. Dapat dipahami sebenarnya tidak membuka kemungkinan bagi seorang wanita untuk menjadi seorang pemimpin, apalagi memimpin perang. 
Di Hak. 4:4 dicatat bahwa Debora sebenarnya hanya bertugas sebagai seorang nabiah yang secara khusus mengadili berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat Israel. Tetapi karena kondisi umat Israel sedemikian buruk, maka Debora berinisiatif menghembuskan perubahan, ia harus merangkap tugas sebagai pemimpin perang. Debora tampil sebagai panglima perang yg memerintahkan Barak untuk membawa pasukan umat Israel sebanyak 10.000 orang. 

Debora sebagai hamba Tuhan sanggup melihat penyertaan tangan Tuhan justru pada saat keadaan yang tidak kondusif. Sehingga dia makin membuka diri untuk menjadi alat di tangan Tuhan yaitu untuk menjadi pembebas bagi sesama yang sedang menderita. Walaupun mungkin secara sosial-politis, dia berada dalam posisi yang lemah; 

a. Debora memiliki daya juang, semangat hidup, kemampuan inisiatif dan kreatif yang jauh lebih tinggi dari pada orang-orang di sekitarnya. 
b. Debora menjadikan hidupnya sebagai ikon keberanian mengubah sistem sekaligus teladan bagi orang-orang di sekitarnya yang saat itu telah kehilangan semangat dan tanpa harapan. 

Menurut norma masyarakat pada umumnya pastilah akan menganggap mereka tidak mungkin mampu berperan sebagai seorang pemimpin yang unggul. Tetapi faktanya, Debora, seorang wanita mampu membuktikan kualitas diri sebagai seorang pemimpin yang kuat, tangguh, berani, dan sangat disegani oleh lawan. Bahkan keberanian, kepandaian dan ketabahan mereka begitu memukau dan menghasilkan suatu pemaknaan baru terhadap tujuan hidup suatu bangsa. Sehingga tidak berlebihan jikalau Debora adalah ikon perubahan yg dimulai dari bekerjanya suatu peran yg berinisiatif mengadakan perubahan.. 

II. Berperan dengan mengandalkan kekuatan Allah.

Tuhan juga memakai Debora dan Barak untuk memimpin perang dengan perencanaan yang baik. Dia juga yang mengaruniakan hikmat dan kepandaian sehingga mereka dapat menyusun strategi yang cemerlang. Namun rahasia besar kemenangan Israel adalah tangan Tuhan!
Di Hak. 4:12-14 Debora bersama Barak memimpin peperangan melawan kerajaan Kanaan. Mereka mampu menguasai keadaan, walaupun Sisera panglima perang kerajaan Kanaan telah mengerahkan 900 kereta besi lengkap dengan dukungan seluruh rakyatnya. 
Kemenangan dalam melawan bangsa Kanaan yang menindas pastilah bukan karena STRATEGI dan CANGGIHNYA peralatan tempur. Namun karena intervensi (campur-tangan) Allah yang mengacau-balaukan tentara Kanaan beserta kereta besinya. 
Hak. 4:15 : “Tuhan mengacaukan Sisera serta segala keretanya, dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki”. 
Tidak ada penjelasan teknis tentang “Tuhan mengacaukan”, sehingga tentara Sisera akhirnya menjadi kocar-kacir dan kalah. 
Yang jelas narasi ini menyampaikan pesan bahwa kemenangan Israel yang dipimpin oleh Debora dan Barak melawan bangsa Kanaan bukan karena kerja keras manusia. 
Kemenangan mereka sangat ditentukan oleh pertolongan Allah yang membuat tentara Kanaan kehilangan kekuatan saat berhadapan dengan tentara Israel. Kemungkinan besar tentara Kanaan mengalami kekacauan yang sifatnya mental, sehingga mereka menjadi ciut hatinya, pikiranyya kacau atau gagal menyusun formasi tentara saat terjadi serangan yang telak dari umat Israel. 

Keterbatasan hidup kita bukan menjadi alasan untuk tidak memulai perubahan, justru kelemahan dan keterbatasan kita haruslah menjadi dorongan kuat kita melibatkan kekuatan Allah yg total untuk segera memulai perubahan.

III. Berperan sesuai dengan Kapasitas hidupnya.

Debora mampu mengembangkan seluruh talenta yang dipercayakan Tuhan untuk kesejahteraan dan keselamatan bangsanya. Kondisi dan statusnya sebagai seorang wanita sama sekali tidak menghalangi semangat, kepedulian dan daya juangnya untuk tampil sebagai seorang pemimpin yang sangat berani, tangguh, penuh karisma dan beriman. 
Sikap Debora tersebut mengingatkan kita akan perumpamaan Tuhan Yesus di Mat. 25:14-30 tentang seorang tuan yang mempercayakan hartanya kepada 3 orang hambanya, yang masing-masing mendapat 5 talenta, 2 talenta dan 1 talenta menurut kesanggupannya masing-masing. Hamba yang memperoleh 5 talenta dan 2 talenta tidak tinggal diam. Mereka mengelola uang talenta yang dipercayakan tuan mereka dengan penuh tanggungjawab dan optimal. Sehingga hamba yang memperoleh 5 talenta dapat memperoleh keuntungan 100%, dan hamba yang memperoleh 2 talenta juga memperoleh keuntungan 100%. Tetapi hamba yang memiliki 1 talenta sama sekali tidak berbuat apapun juga. Dia hanya menyimpan uang talentanya itu agar tidak ada orang yang mencurinya. Akibatnya jumlah uang yang diterimanya tetap sama dan tidak mengalami perkembangan sedikitpun. Padahal makna hidup berkualitas akan terwujud ketika kita sungguh-sungguh mau mengelola seluruh potensi yang dipercayakan Tuhan kepada kita agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sesamanya.
Ini berarti melakukan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari tetap dalam kapasitas talenta yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita. Sebab Tuhan tidak pernah menuntut kita untuk melakukan hal-hal “besar” yang melampaui kemampuan dan kesanggupan kita. Dia hanya meminta agar kita mau mengelola seluruh potensi dan karunia yang ada secara optimal; sehingga kehidupan moral, keahlian, kemampuan intelektualitas dan rohaniah kita makin berkembang. Apabila semua aspek dalam kepribadian kita berkembang secara sehat, maka kita akan dapat memberi kontribusi yang lebih besar kepada sesama yang membutuhkan. 

Sebaliknya hidup kita akan menjadi beban bagi sesama ketika kita hanya mengembangkan sifat malas, tidak berani mengambil risiko, takut rugi, hanya menikmati kenyamanan saja. Dipastikan hidup yang demikian tidak akan pernah menghasilkan suatu kehidupan yang bermutu tinggi, tidak memberi inspirasi dan motivasi bagi orang-orang di sekitar kita. 

Jangan membuang percuma vitalitas pelayanan kita hanya karena melihat keadaan sekitar yg sedang terdiam, lengah, tidak dinamis dan saling menunggu orang lain untuk memberi inisitif memulai. 

Banyak variabel yg membelenggu kita untuk dapat merdeka dalam berkarya penuh ditengah pelayanan, sistem yg sudah usang, yg hanya menguntungkan segolongan orang, komunitas yg kurang adil atau menejemen pelayanan kolektif yg tidak berpihak kepada semua. Sering melemahkan dinamika pelayanan sendiri. Kita sungguh-sungguh mengalami kesulitan menghadapinya. Banyak orang yg terdiam dalam kepedihan batinnya namun takberdaya atau kita cenderung mencari jalan untuk menyalahkan lingkungan dan keadaan sekitar. 

Gereja Tuhan tidak membutuhkan tampilnya pengkritik-pengkritik ulung yg hanya berhasil semakin melemahkan kerja pelayanan.
Gereja juga tidak membutuhkan pendebat-pendebat handal, yg mau pamer bobot akademis yg disandangnya. dan juga
Gereja tidak membutuhkan pendemo-pendemo yg berani berteriak-teriak keras dijalanan tanpa mampu memberi solusi nyata.
Gereja memang punya banyak kekurangan , kelemahan atau kegagalan disana-sini, banyak hal yg tidak mampu diakukan gereja sendirian. Gereja Tuhan membutuhkan sahabat-sahabat yg bersedia bekerja merekonstruksi ulang tatanan pelayanan lebih berdaya guna dan bermain lebih cantik lagi bukan sekedar membongkar kesalahan tanpa memberi kompensasi yg nyata.

Brooo.... sistem pelayanan kita mungkin saja sulit untuk diubahkan, itu bukan berarti tidak mungkin berubah. Kita dapat memulai mengubah sistem pelayanan digereja tempat kita melayani. dengan dimulai dari DIRI SENDIRI dan mulai SEKARANG INI juga.

Seorang mitra kerja Allah adalah mereka yang sungguh-sungguh mengandalkan pertolongan dan anugerah Allah sedemikian rupa, sehingga menafasi hidup sepenuhnya oleh kuasa dan kehendak Tuhan; dan pada sisi lain juga merespon anugerah Allah tersebut dengan sikap taat dan setia sampai akhir. 

Jadi teruslah mengambil peran yg stategis, aktif dan kreatif dalam pelayanan!
Jangan pernah berhenti ditengah jalan, teruslah berkarya diladangNya sampai Tuhan sendiri yang berkata:
“Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhtaKu, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan BapaKu di atas takhtaNya” (Why. 3:21).


God Bless U all
Fresh 4 U all


by Haris Subagiyo
anak desa, tinggal di kaki Merapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar