Rabu, 06 Agustus 2014

“ TUHAN SALAH BICARA !!! “


Tunggu dulu ....anda jangan bicara sembarangan ngomong, pernyataanmu ngawur, tidak berdasar , subversif (melawan hukum) dan dosa besar........., seru seorang sahabat terhadap penggalan kalimat sanggahan, apakah TUHAN bisa SALAH BICARA !!!
Saya tidak atheis justru sangat fanatis , kolot dan idealis terhadap Tuhan karena itu berani berargumentasi terhadap keyakinan yg sudah menjadi lingua franca dan dianggapnya benar secara kolektif didalam gereja. 

Apa yg mendasari saya menyatakan bahwa Tuhan bisa salah bicara?
Sahabat kita ini terus menerus bersikukuh berburu RHEMA (perkataan Tuhan secara langsung, bersifat subyektif) lebih penting dari LOGOS. Logos diartikan Firman Allah yg tertulis (Alkitab) , rhema adalah fiman Allah yg tidak tertulis. Rhema berbeda dengan logos, logos itu historis rhema adalah faktual...dst

Saya mendengarkan uraiannya yg sebenarnya adalah pengajaran Charles Farah, teolog dari Oral Roberts University. ( Maaf harus menyebut orang sebagai nara sumber bukan menyerang pribadinya). Berikut penjelasannya :
“LOGOS adalah firman yang bersifat sejarah dan obyektif tetapi RHEMA adalah firman yang bersifat pribadi dan subyektif”
“LOGOS menjadi RHEMA kalau itu berbicara kepadamu.”
“LOGOS itu bersifat hukum sedangkan RHEMA adalah sesuatu yang dialami.”
“LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA, firman Allah bagimu.”

Jika memang rhema adalah suara Tuhan secara langsung bersifat personal yg membimbing, menguatkan dan mengubahkan tetapi mengapa realita hidupnya TIDAK PRODUKTIF, MATERLISTIK, MENGUTAMAKAN PENAMPILAN LUAR, TIDAK BERBEDA dengan IRQAMA DUNIA, kenyataannya BERTOLAK BELAKANG, hidupnya TIDAK MEMANCARKAN seperti orang yg sedang dipimpin Tuhan, seharusnya mereka yg dipimpin rhema lebih produktif dan efektif bagi pekejaan Tuhan makanya saya menyanggahnya: dengan perkataan apakah TUHAN BISA SALAH BICARA?

Kapasitas saya tidak sebagai hakim yg membenarkan atau menyalahkan pengajaran atau doktrin yg sudah baku tetapi sebagai pelajar Alkitab yg harus menguji setiap materi yg kita YAKINI SEBAGAI KEBENARAN.

Apa dasar pemikiran sahabat saya?
Luk 3:2 - ‘datanglah firman (RHEMA) Allah kepada Yohanes’.
Mark 14:72 dan Mat 26:75 (dua ayat ini paralel) - Petrus teringat akan kata-kata (RHEMA) Tuhan Yesus. Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA.

Tinjauan Kritis terhadap ajaran ini:

1. Mark 14:72 dan Mat 26:75 paralel dengan Luk 22:61. Memang benar Mark. 14:72 dan Mat 26:75 menggunakan RHEMA tetapi Luk 22:61 yg pararel konteks dan konten pembicaraannya menggunakan JUGA kata LOGOS ! Demikian juga, kalau Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA, maka Kis 20:35 menggunakan juga kata LOGOS, padahal ketiga ayat ini sama-sama berbicara tentang seseorang yang teringat akan kata-kata Yesus!
Jelaslah bahwa LOGOS dan RHEMA digunakan secara bergantian, bisa ditukar-tukar tanpa ada batasan yg jelas.( interchangeable) . Karena itu membedakan kata RHEMA dan LOGOS adalahtidak berdasar menurut arti literalnya !

2. Kalau firman itu berbicara kepada kita, maka LOGOS itu berubah menjadi RHEMA. (kelihatan rohani dan ber-aroma sorgawi, sudah biasa dalam gereja ingin mengubah logos menjadi rhema)
Kita buktikan saja : Kis 2:41; 4:4 ; 8:14 ; 11:1 ;13:48 sekalipun firman itu jelas berbicara kepada orang-orang itu (yg berdampak pada pertobatannya), tetapi teks tesebut menggunakan kata LOGOS dan bukannya RHEMA! Artinya mereka tidak tidak diubahkan oleh RHEMA tetapi oleh LOGOS !

3. Pengajaran yang berkata LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA. Ini sangat tidak menghargai Firman Tuhan memiliki otoritas yg absolut dan sudah final sehingga harus ditambahi dengan suara Tuhan yg belum masuk proses canonisasi.
Firman Allah bersifat obyektif, persoalan membaca atau tidak, mendengarnya , atau tidak , mengerti atau tidak, merasa Tuhan berbicara atau tidak, mentaati atau tidak, Kitab Suci itu tetap adalah firman Allah yg tidak berubah dan tidak perlu ditambah!
Kalau Kitab Suci hanya menjadi firman Allah kalau berbicara kepada kita, konsekuensinya orang-orang yang tidak mau bertobat karena merasa Allah belum atau tidak berbicara kepada mereka dianggap tidak bersalah karena mereka secara faktual belum pernah mendapatkan firman Allah yang menegurnya secara personal.

4. Pengajaran RHEMA yg tidak tepat akan menyimpangkan orang pada kebenaran, karena berpotensi mengajak orang mencari RHEMA tersebut dalam hati mereka, dan menggap rendah Kitab Suci! Pimpinan Tuhan tidak cukup dari Firman Allah yg terangkum dalam Alkitab.
Karena TUHAN TIDAK MUNGKIN SALAH BERBICARA

jadi percayalah dan taatilah Firman Allah sebagai PERKATAAN TUHAN YG ABSOLUT , sudah FINAL dan TIDAK MUNGKIN salah dalam teks aslinya.
Saya menyampaikan Andalah yang menentukan !!!
God Bless You all...

GEREJA IKUT BERPOLITIK PRAKTIS atau PARTISIPASI POLITIK ?




Peta kepemimpinan bangsa Indonesia dipastikanberubah melalui pesta demokrasi 9 Juli 2014. Dinamikanya bergemuruh mempubilkasikan calon pemimpin baru, semua bekerja alloutbahkan secara sukarela bejkerja tak kenal tempat, media dan waktu. Kata “shyalompun” diubah menjadi “salam satu jari atau salam dua jari”. Media sosial sudah berubah menjadi media publikasi politik. Kesaksian jemaat mengalami pergeseran dari Yesus sahabatku menjadi sahabat Jokowi atau sahabat Prabowo. Gereja bermetamorfosis sebagai agen propaganda politik, menjadi salah tingkah, tak bisa diam seperti biasanya yg khusuk menanti jawaban doa. Sebagai dampaknya gereja mendapat apresiasi sekaligus sinisme dan kritik karena respon politiknya.
Seruan dari luar berteriak : Gereja harus netral, gereja tidak boleh berpolitik praktis menjadi satire yg berbaur dengan bahasa cinta yg menjadi otokritik supaya kembali fokus pada panggilannya. Gereja harus ikut berpartisipasi politik atau telah terseret dalam politik praktis?
Terminologi politik memang memuat intepretasi yg sangat bias. Karena dapat diterjemahkan menurut konteks, kepentingan maupun perspektifnya. Aristoteles menyatakan bahwa politik adalah usaha yg ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (politik sejati atau substansial) namun realitanya politik selalu dipaksakan sebagai ilmu dan seni untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional.
Dimana posisi gereja dalam berpolitik?
Harus dipahami dan dibedakan secara tegas bahwa dinamika politik itu diekspresikan dengan banyak kaki: ada kekuasaan politik; legitimasi politik; sistem politik; perilaku politik; proses politik dan partisipasi politik.
Benarkah gereja tidak boleh berpolitik praktis?
Politik praktis adalah cara atau sarana untuk mencapai suatu tujuan dengan cara yg mudah dan cepat. Mahfud MD mendiskripsi politik praktis adalah bagaimana caranya kita menang, kalahkan siapa dan siapa yang harus menjadi apa.
Jelas Gereja memiliki hakBERPARTISIPASI SECARA POLITIK tetapi gereja tidak berafiliasi dengan partai politik sehingga memungkinkan larut dalam politik praktis. Bagaimana peranan gereja saat ini ? Gereja sebagai lembaga spiritual bukan organisasi masa sangat berperan untuk membidani lahirnya manusia yg berkarakter, dewasa dan bertanggungjawab jika tugas ini terealisasi maka sebagai implikasinya tidakperlu terjadi kegalauan , kekuatiran atau ketidakpercayaan terhadap umatnya sendiri (dianggapnya kekanak-kanakan) sehingga masih dianggap perlu untuk DIARAHKAN, DIBERI PETUNJUK atau DIINTRUKSIKAN memilih salah satu bakal calon presiden.
Jika ada pemimpin gereja yg menggiring opini publik untuk memilih salah satu capres dipastikan itu bukan sikap politik gereja sebagai lembaga tetapi muatan kepentingan secara personal. Namun jika ada persekutuan gereja-gereja yg memandu jemaat untuk menjatuhkan pilihan tertentu itu hanyalah KEKUATIRAN terhadap APA YG mungkin akan terjadi dan MENATAP HARAPAN BESAR terhadap APA YG akan DIDAPATKANYA, padahal apa yg kita nilai BAIK dari KEMASANNYA sering hanya artificial belum tentu mencerminkan bobotdan kualitasnya. Bukan hanya berdoa saja menjadi cara aman untuk memilih tetapi memadukan kecerdasan , nilai rasa dan keyakinan yg mantap pada Tuhan.
Jangan RAGU menentukan pilihan Anda karena apapun yg terjadi masa depankita dalam gengaman TANGAN TUHAN ! bukan genggaman dua jari atau topangan satu jari
Siapapun yg terpilih adalah pemimpin pemerintahan dan kita harus tunduk pada pemerintahan karena Tuhan Yesus sendiri yang mengajarkannya.
Selamat berpesta demokrasi Tuhan Yesus sahabat kita.

by Haris S :dari kaki Merapi

KETIKA TUHAN BERKATA TIDAK




Terlalu sulit bagi setiap orang untuk menerima kata “TIDAK” yang berarti penolakan atau mengakui kekalahan dari pihak lain. Jika pilihan-pilihan, rencana mulia dan pekerjaan agung mulai dari menentukan pasangan hidup sampai menentukan pemimpin bangsa ternyata berujung pada fatamorgana.
Jika kemenagan besar didepan mata ternyata hanya ilusi belaka, masihkah kita bisa menerima kata “tidak” secara ksatria?

Bagaimana kita BISA menerima realita hidup yg tidak bersesuaian dengan harapan, menghadapi fakta yg berbanding terbalik dengan rencana, cita-cita atau permohonan doa yg bertabrakan dengan keadaan. Penolakan , kekecewaan, dan pemberontakan adalah respon yg paling reflektif untuk dipublikasikan.
Dalam membangun usaha keberhasilan ,tidak pernah terjadi kata KEBETULAN dalam dunia ini karena Tuhan selalu memperhatikan dan mengatur tatanan semesta.

Bukan orang lain, teman, sahabat atau keluarga yg sering berkata ‘ tidak” namun TUHAN adalah pihak yg paling lantang berkata TIDAK kepada kita melalui berbagai peristiwa atau bahkan melawan perjuangan idealisme kita!
Tidak ada pengecualian ! Para pendekar iman yg tercatat dalam Alkitab sekalipun harus bersedia belajar menerima kata “tidak” dari Tuhan. Mereka yg tak diragukan lagi kesetiaannya, orang yg memiliki relasi yg dekat dengan Tuhan, orang yg berdedikasi pelayanan tinggi bahkan orang yg Tuhan sebut sebagai hamba yg berkenan dihatiNya tidak luput dari sasaran kata “TIDAK” dari Tuhan.
Inilah daftar mereka yg harus menerima kata “ TIDAK” dari Allah.
1. Tuhan berkata “tidak” kepada Abraham yang mem- bypass cara Tuhan dengan mengawini Hagar karena yg disebut keturunannya adalah Ishak. Kejadian 21 : 8 - 13
2. Tuhan berkata “tidak” kepada Musa yang meminta untuk bisa menginjakkan kakinya di tanah Kanaan. Bilangan 20: 12, 24
3. Daud dengan kerinduannya yg besar untuk membangun bait Allah, namun Tuhan berkata “tidak” I Tawarik 28 : 2-3
4. Tuhan Yesus sendiri sebagai manusia 100% ketika ditaman Getsemani mengatakan : Bapa sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu dariapadaKu” Matius 26 : 39
5. Paulus sebanyak tiga kali meminta dengan serius kepada Tuhan supaya Dia mengangkat duri dari tubuhnya, tetapi Tuhan berkata”tidak” karena dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna. II Korintus 12 : 7 -10

Menghajar, memukul sekeras-kerasnya, mempermalukan atau untuk mematikan karakter? ketika Tuhan mengakatan “tidak” kepada kita? Atau disiplin kedewasaan, rencana mulia yang akhirnya menjadi tujuanNya. Dibelakang kata “ tidak” yg Tuhan sampaikan secara keras dan menyesakkan dada, sama sekali tidak bermuatan untuk mencederai atau merugikan karena masterplanNya adalah rancangan damai sejahtera.
Allah adalah sumber yg memegang kendali mutlak atas seluruh aspek hidup kita. ditanganNya kita sanggup melakukan segala perkara.
Allah adalah kasih yang memiliki cara mendisiplin kita untuk mencapai kedewasaan karakter anak-anakNya.
Allah adalah kekuatan yg sedang bekerja menyempurnakan karyaNya melewati jalinan hitam putih pengalaman kita.
Allah adalah tujuan yg sedang mempersiapkan rancangan bernilai mulia dan kekal walau gelombang dan badai seakan menyapu harapan kita.
Jika Tuhan masih bersedia berkata “ tidak “ berarti kita adalah umat pilihan yang sedang dirajut dengan kasih, keadilan dan kuasanNya untuk mempersiapkan kita menjadi manusia unggul, yang berkaraker dan efektif bagi pekerjaanNya dibumi. amiiiiiin
GBU all

IDENTITAS KEPEMIMPINAN KRISTEN DIPERTARUHKAN


study kepemimpinan dari Yohanes Pembabtis

“Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan” Matius 3 : 4 ; Markus 1 : 6

Statemen ini bukan menawarkan sensasi kuliner yg bercitarasa incip-incip belaka. Gaya hidup Yohanes Pembabtis yg tampil bertabrakan dengan kultur budaya dan tata nilai modern menarik perhatian untuk dijadikan studi kepemimpinan masa kini. Intepretasi yg kontekstual, eksposisi dan lugas akan membantu kita mengenal lebih dekat sang pemimpin nyentrik ini. Di latar belakangi oleh perbudakan bangsa Israel selama lima sampai enam generasi oleh Mesir. Saat itu bangsa Israel sudah menjelma menjadi bangsa merdeka bukan di terpanggang di padang gurun tapi berinteraksi diperkotaan. Namun kemerdekaan tanpa kehadiran Allah , kemerdekaan dalam keheningan suara Allah, seolah –olah menjadi masa penantian panjang tanpa harapan (madesu). Munculnya Yohanes Pembabtis adalah gebrakan spiritual besar yg memutar balik sejarah karena dimulainya kinerjanya Sang Mesisas. Ironinya bahwa Yohanes pembabtis melaunching pelayanan perdana setelah 450 tahun Allah DIAM justru dipadang gurun Yudea bukan dipusat keramaian. Potret utuh dari pelayanan Yohanes dikonstruksikan Alkitab jauh dari usaha propaganda, hiruk pikuk liputan media atau strategi untuk menarik masa sebanyak mungkin. Peforma kampungan, udik, primitif , kuper, aneh menjadi headline pelayanan Yohanes Pembabtis.
Lalu apa relevansi konsumsi belalang di ladang pelayanan ?
Apa yg dimakan menunjukkan siapa ,apa alasannya bagaimana identitas pribadi Yohanes Pembabtis merespon panggilan Tuhan.
1. Konsumsi walang menunjukkan bagaimana FOKUS pelayanannya (Markus 1: 2)
Yohanes terikat janji pengutusan pelayanan, “ Aku menyuruh utusan-Ku....” Perkara keabadian dengan kebutuhan dasar manusia memang berjalan seiring sejalan. Memilah antara faktor primer dan sekunder sedemikian tipis batasnya. Untuk mengesekusinya dibutuhkan perspektif kebeningan hati. Yohanes menjauhkan dari kesibukan sekunder karena ia sangat konsisten dengan arah dedikasinya, ia mengkondisikan diri hanya untuk meng-goalkan SATU TUJUAN. bekerja di PADANG BELANTARA menjadi penyampai SUARA TUHAN. Makanan memang kebutuhan dasar yg tak terhidarkan dan keinginan untuk memanjakan perut adalah manusiawi tetapi Yohanes mengambil sikap yg tidak kompromis, Kerajaan Sorga menjadi yg utama dan pertama tidak boleh ada perkara lain yg boleh membiaskan tujuan atau membebani pengabdiannya hanya sekedar untuk memiliki daya beli mengkonsumsi roti dan angggur dikota. Makan belalang dan minum madu hutan walaupun dianggap primitif tidak usah dibesar- besarkan atau dijadikan faktor penghambat dalam pelayanan. Ini urusan perut yg dapat disiasati atau dicarikan substitusinya. Makanan dan minuman itu perlu boosss tetapi akan menjadi halangan besar (great barrier) jika itu menjadikannya arah kompetisi dan kompetensi pelayanan kita. Pelayanan adalah merespon panggilan Tuhan memiliki otoritas atas hidup kita bukan menentukan pilihan hidup sendiri.
2. Konsumsi walang menampilkan siapa JATIDIRINYA (Lukas 1 : 15)
Yohanes sudah memiliki identitas diri sebelum ia dilahirkan. Sebagai anak keluarga imam bahkan punya hubungan kekerabatannya dengan Maria (ibu Yesus), ia terhisap dalam keturunan kasta pandita yg berhak menikmati kenyamanan hidup, Namun panggilannya dipadang gurun harus melepaskan semua identitas keluarga dan hak – hak hidup yg pantas untuk adaptif dalam kesunyian dan kesendirian (sakno sakno). Fenomena kepemimpinan turun temurun terputus dalam kehendak Yohanes Pembabtis. Orang tua boleh berkotbah digereja besar melimpah sandang, pangan, papan, bertebar ketenaran dan riuhnya sanjungan. Persembahan mengalir setiap minggu dan bulan bagai air tak terbendung, segala keinginan yg hendak diraih tak ada yg dapat mencegatnya karena uang sudah mengokohkan kerajaannya, ini adalah BERKAT TUHAN dan telah sukses mendirikan “kerajaan berkat”, namun ia tegas tidak menumpangkan kemuliaan diri pada orang lain, ia tidak mengadopsi gaya siapapun untuk mendapatkan perhatian publik. Ia tidak mengubah diri seperti yg orang harapkan namun ia membentuk pribadinya seperti yg Tuhan rancangkan. Mempersiapkan jalan bagi Tuhan hanya itu tujuan hidupnya TITIK. Persepsi orang yg merendahkan sebagai hamba Tuhan aneh, nyentrik GAK DOYAN SEGO PECEL, luweeeeh. Ngomongo sak doerwere lambemu (silahkan bicara sampai bibirmu memble). Karakteristik pelayanan yg kolot berpihak pada rencana Tuhan memang terdengar sunyi dan tidak menarik perhatian tetapi hasilnya ribuan orang datang berbondong bondong membuka hati bagi kebenaran yg disampaikan. Pelayanan adalah pengabdian (dedikasi) bukan (profesi) jasa menjual keahlian marketing pelayanan.

3. Konsumsi walang menjelaskan keutamaan PENGABDIANNYA (Matius 3 : 3)
Identitas dirinya tidak menonjol bahkan Alkitab memperkenalkan diri Yohanes hanya sebagai” SUARA “. Penampilannya sangat bersahaja, hanya memakai jubah bulu unta , memakan belalang dan minum madu merepresentasikan kesederhanaan, ketidakberdayaan ekonomi, kesannya tertinggal malah aroma ndesonya sangat kental. Namun Berita yg dikumandangkan sangat jelas: tajam bagai kapak, kuat bagai batu karang tanpa tedheng aling-aling menghajar siapa saja yg tidak sejalan dengan rencanaNya. Tujuan hidupnya adalah Tuhan, Berita yg disampaikan hanya Tuhan, sasarannya adalah kemuliaan Tuhan. Typikal kerjanya bagai burung disemak belukar yg terus bernyanyi ditempat tersembunyi, tanpa kita tahu dimana ia bersarang namun orang dapat jelas mendengar, memahami dan terbawa dalam simponi merdu suaranya. Tidak ada kepentingan diri yg hendak diraihnya. Walang, madu dan jubah bulu unta menegaskan bahwa PESAN yang disampaikan jauh lebih penting dari PENAMPILAN atau GAYA HIDUP. Berbahaya jika gereja yg menjadi representasi kehadiran pribadi Kristus yg sedang mempersiapkan umatnya pada kerajaan kekal dihadang untuk membangun kerajaan dunia ini. Gereja yg menjadi kumpulan orang percaya yg membawa sinar Kristus diajak berkompetisi membangun gedung gereja yg bersinar. Para pemimpin gereja tidak sedikit yg sengaja membelokkan arah kemuliaan Tuhan pada dehedrasi pujian dan kemuliaan manusia. Sehingga artis, komedian, politikus dapat perfoming satu panggung gereja demi mempertahankan animo besar dari pengunjung.
Pengabdian Yohanes Pebabtis yg konservatif adalah indikator integritas pelayanan yg mendemostrasikan: kejujuran, kerendahan hati dan kerja keras untuk kepentingan yg tidak akan binasa.
Jujur saja bahwa pengajaran yg mengejar SELERA PASAR menjadi KOMODITI yg go public, sangat laku dijual. Lebih menguntungkan menyampaikan pengajaran yg enak didengar telinga, mengibur , membesarkan hati karena seolah sudah menjawab seluruh kebutuhan emosional dan material. Lebih mudah menyampaikan hukum tabur tuai yg berkontribusi mendapatkan upah : 30, 60 dan 100 kali ganda , janji berkat Abraham, hidup berkelimpahan mujizat, jadi umat pemenang daripada membawa manusia dalam kewajiban menjadi hamba Kristus. Tidak setuju dengan predikat HAMBA KRISTUS tetapi ANAK RAJA, umat pemenang, menjadi kepala bukan ekor . Semua yg enak, semua yg gampang, semua yg cepat disajikan secara instant. Walaupun itu melawan hati nuraninya tabrak saja boos yg penting untung besar!!!!
Life still Yohanes Pembabtis adalah sertifikasi ideal pelayanan yg mengajak kita BACK TO BASIC. Terpusat pada panggilan pelayanan, menghambakan diri pada Tuhan, tidak kemaruk dengan konsumerisme, konsisten dengan SUARA KEBENARAN. Adalah relevansi konsumsi walang diladang pelayanan.
Walang dan madu hutan yg dikonsumsi Yohanes Pembabtis simbol integritas yg tak tergoyahkan perubahan jaman. KEKEH....KOKOH....dan KRENYES-KRENYES kaya mangan walang.
Pelayanan kepada Tuhan adalah VOKASI (panggilan) bukan OPSI (pilihan) , pelayanan adalah DEDIKASI bukan PROFESI, pelayanan adalah menjalankan MISI bukan mengharapkan KONTRIBUSI. Jika langkah kita sudah GLOYAR GLOYOR, tidak lagi dipastikan on the track dengan arah panggilan pelayanan dan CENDERUNG berorientasikan pada pembangunan kerajaan dunia ini.
Sebaiknya KITA KEMBALI rutin setiap hari mengkonsumsi WALANG GORENG ! supaya pelayanan kembali sehat, kuat dan produktif, amien GBU all

MEMBUATNYA BERLARI LEBIH KENCANG



Menyimak lomba pacuan anjing diarena lomba , menarik perhatian untuk mengamati perilakunya.Sementara bendera start dikibarkan dan peluit dibunyikan panjang; sontak puluhan anjing dari berbagai ras berlari sekencang-kencangnya saling berkejaran menuju finish. Yang menarik ada seekor anjing yg hanya terduduk diam seolah tidak bersemangat mengikuti kompetisi lari anjing, melihat anjingnya hanya terdiam lemas. Sang pemilik segera mendekati dan membisikkan sesuatu pada anjingnya. Setelah itu....Wooooow......spontan anjing tersebut lari melompat , melesat sekuat-kuatnya melewati satu, dua, tiga bahkan ia terus berlari mencapai garis terdepan, kecepatan berlarinya sangat luar biasa hingga tidak terkejar lainnya sampai digaris finish. Hal ini yg mengundang gemuruh sorak-sorai para penonton memberikan aplaus panjang memberi semangat untuk hal yg tidak biasa sambil berdecak kagum. amazing...amazing.
Bagaimana mungkin itu dapat terjadi, seorang reporter menginvestigasi rahasia pemilik anjing yg berhasil membujuk anjingnya dapat berlari dimulai dari barisan terbelakang sampai menjadi juara kompetisi. Pemilik anjing itu dengan enteng berkata; saya tidak berbuat apa-apa terhadap anjing saya, saya hanya membisikan sesuatu “ AWAS ADA ORANG MANADO BAWA KARUNG “ yaaaaaaaa ......ternyata takut juga sama RW
Intimidasi adalah kata kunci yg membuat anjing itu mengerahkan extra tenaga bukan untuk tujuan memenangkan pertandingan tetapi sebagai upaya membebaskan diri dari kekuatiran apabila benar mau ditangkap orang untuk dijadikan RICAH-RICAH., maaf ini hanya ilustrasi.
Hari ini kita membuat otokritik terhadap diri kita tanpa bermaksud mengurangi hormat atau menghakimi siapapun semata didasari rasa cinta sesama pelayanan Tuhan dan semangat progresivitas membangun pelayanan. Dalam praktek pelayanan hanya ada dua metode komunikasi ekstrem yg lazim diterapkan :
1. Gereja memberikan APRESIASI
2. Gereja memberikan INTIMIDASI
Dalam kaitan apresiasi, seorang “hamba Tuhan” akan memberikan pujian , penghargaan atas perbuatan seseorang yg memberikan uangnya (harta) kepada gereja sebagai orang yg CINTA TUHAN. , CINTA PEKERJAAN TUHAN, jadi pemberian uang adalah indikasi bahasa cinta pada Tuhan ?
Intimidasi juga KADANG menjadi bahasa sehari-hari “pemimpin gereja” untuk mendorong paksa jemaat untuk terlibat dalam suatu proyek pelayanan. Sang pemimpin dari atas mimbar bersabda “ Yang tidak membayar perpuluhan adalah PENCURI, dan tidak ada pencuri yg masuk kerajaan Allah”. ; “ Saudara akan TERKUTUK apabila tidak melakukan firman Tuhan“ Tentu saya mendorong semua orang percaya menaikkan level pemberiannya kepada Tuhan berdasar kemampuan dan kerelaan hatinya. Yg berarti tidak terbatas jumlah sepersepuluh saja. Esensi dari intimidasi adalah MENCINTAI DUNIA INI, ini adalah usaha pembohongan publik. Intimidasi adalah instrumen jahat dalam “pelayanan” yg bertujuan sekedar mengeruk keuntungan pribadi. Intimidasi adalah bentuk kebingungan “gereja” yg telah kehabisan akal untuk membujuk jemaat terlibat dalam pelayaan tanpa dasar yg benar. Intimidasi menempatkan “pemimpin gereja “ sebagai pihak yg superior . Intimidasi adalah indikasi kualifikasi moral dan intelektual “pemimpin jemaat” yang rendah bahkan tidak pantas.
Karena Tuhan tidak memberikan roh yg membangkitkan rasa takut tetapi sukacita dan damai sejahtera.
Harus terjadi revolusi mental yg dimulai dari “PARA PEMIMPIN GEREJA”. Harus bersedia me REDEDIKASI untuk “semua yg terlibat dalam pelayanan” : bahwa spirit pengabdian telah bermetamorfosis dari : MELAYANI, MEMBERI, MENGEMBALAKAN menjadi DILAYANI, MENDAPATKAN BANYAK UANG, atau DIBERI SUSU OLEH DOMBA.
Apa yg harus kita kerjakan dalam pelayanan pekerjaan Tuhan adalah mempersiapkan jemaat untuk kedatangan Tuhan yg kedua kali yg seharusnya tidak merasa betah tinggal dalam dunia ini, bukan malah memberi pengajaran MAYOR TERHADAP PENCAPAIAN JUMLAH HARTA DALAM GEREJA , ini adalah keteladanan murni untuk mencintai dunia ini dengan kemegahan gedung, kememewahan harta milik, kebebasan memenggunakan keuangan, pamer harta dunia (tanda diberkati Tuhan ?)
Kita harus berlari kencang bukan untuk mendapatkan berkat Tuhan secara materi sebagai tujuan tetapi membangun KERAJAAN YG KEKAL. amin
GBU all.