Rabu, 06 Agustus 2014

KETIKA TUHAN BERKATA TIDAK




Terlalu sulit bagi setiap orang untuk menerima kata “TIDAK” yang berarti penolakan atau mengakui kekalahan dari pihak lain. Jika pilihan-pilihan, rencana mulia dan pekerjaan agung mulai dari menentukan pasangan hidup sampai menentukan pemimpin bangsa ternyata berujung pada fatamorgana.
Jika kemenagan besar didepan mata ternyata hanya ilusi belaka, masihkah kita bisa menerima kata “tidak” secara ksatria?

Bagaimana kita BISA menerima realita hidup yg tidak bersesuaian dengan harapan, menghadapi fakta yg berbanding terbalik dengan rencana, cita-cita atau permohonan doa yg bertabrakan dengan keadaan. Penolakan , kekecewaan, dan pemberontakan adalah respon yg paling reflektif untuk dipublikasikan.
Dalam membangun usaha keberhasilan ,tidak pernah terjadi kata KEBETULAN dalam dunia ini karena Tuhan selalu memperhatikan dan mengatur tatanan semesta.

Bukan orang lain, teman, sahabat atau keluarga yg sering berkata ‘ tidak” namun TUHAN adalah pihak yg paling lantang berkata TIDAK kepada kita melalui berbagai peristiwa atau bahkan melawan perjuangan idealisme kita!
Tidak ada pengecualian ! Para pendekar iman yg tercatat dalam Alkitab sekalipun harus bersedia belajar menerima kata “tidak” dari Tuhan. Mereka yg tak diragukan lagi kesetiaannya, orang yg memiliki relasi yg dekat dengan Tuhan, orang yg berdedikasi pelayanan tinggi bahkan orang yg Tuhan sebut sebagai hamba yg berkenan dihatiNya tidak luput dari sasaran kata “TIDAK” dari Tuhan.
Inilah daftar mereka yg harus menerima kata “ TIDAK” dari Allah.
1. Tuhan berkata “tidak” kepada Abraham yang mem- bypass cara Tuhan dengan mengawini Hagar karena yg disebut keturunannya adalah Ishak. Kejadian 21 : 8 - 13
2. Tuhan berkata “tidak” kepada Musa yang meminta untuk bisa menginjakkan kakinya di tanah Kanaan. Bilangan 20: 12, 24
3. Daud dengan kerinduannya yg besar untuk membangun bait Allah, namun Tuhan berkata “tidak” I Tawarik 28 : 2-3
4. Tuhan Yesus sendiri sebagai manusia 100% ketika ditaman Getsemani mengatakan : Bapa sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu dariapadaKu” Matius 26 : 39
5. Paulus sebanyak tiga kali meminta dengan serius kepada Tuhan supaya Dia mengangkat duri dari tubuhnya, tetapi Tuhan berkata”tidak” karena dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna. II Korintus 12 : 7 -10

Menghajar, memukul sekeras-kerasnya, mempermalukan atau untuk mematikan karakter? ketika Tuhan mengakatan “tidak” kepada kita? Atau disiplin kedewasaan, rencana mulia yang akhirnya menjadi tujuanNya. Dibelakang kata “ tidak” yg Tuhan sampaikan secara keras dan menyesakkan dada, sama sekali tidak bermuatan untuk mencederai atau merugikan karena masterplanNya adalah rancangan damai sejahtera.
Allah adalah sumber yg memegang kendali mutlak atas seluruh aspek hidup kita. ditanganNya kita sanggup melakukan segala perkara.
Allah adalah kasih yang memiliki cara mendisiplin kita untuk mencapai kedewasaan karakter anak-anakNya.
Allah adalah kekuatan yg sedang bekerja menyempurnakan karyaNya melewati jalinan hitam putih pengalaman kita.
Allah adalah tujuan yg sedang mempersiapkan rancangan bernilai mulia dan kekal walau gelombang dan badai seakan menyapu harapan kita.
Jika Tuhan masih bersedia berkata “ tidak “ berarti kita adalah umat pilihan yang sedang dirajut dengan kasih, keadilan dan kuasanNya untuk mempersiapkan kita menjadi manusia unggul, yang berkaraker dan efektif bagi pekerjaanNya dibumi. amiiiiiin
GBU all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar