Rabu, 02 Februari 2011

Teknik olah vokal (seni suara) klasik


Aransemen Indonesia Raya dalam empat suara (sopran, alto, tenor, bas) untuk paduan suara campuran alias mixed choir.
Orang Indonesia rupanya makin senang bernyanyi. Lomba-lomba menyanyi baik di televisi, kampung, karaoke, sekolah, kampus, sangat marak. Setiap hari, sungguh, saya melihat banyak pengguna internet meng-google "teknik vokal yang baik dan benar" melalui blog saya.
Karena itu, tak ada salahnya kalau saya membagikan sedikit referensi tentang teknik produksi suara yang biasa dilakukan kelompok paduan suara. Anda harus berlatih secara serius, rutin, dan perlu mencari guru vokal berpengalaman jika ingin lebih matang dalam urusan teknik vokal klasik.

PERNAPASAN

Pita suara manusia itu ibarat alat musik tiup. Penapasan menjadi kunci untuk membunyikan instrumen tersebut. Jika teknik pernapasan benar, kata para ahli, maka setengah dari urusan produksi suara sudah benar pula.
Ada tiga jenis pernapasan: pernapasan bahu, pernapasan dada, pernapasan perut. Teknik vokal klasik menuntut PERNAPASAN DIAFRAGMA. Caranya? Tanyakan guru vokal Anda.
Yang jelas, pernapasan diafragma memungkinkan paru-paru terisi penuh udara, tanpa terjepit, karena ruangannya diperluas dengan meregangnya sekat rongga badan.

PITA SUARA LUWES

Syarat mutlak bernyanyi adalah pita suara dan tenggorokan yang luwes. Karena itu, perlu pemanasan atau vokalisi setiap kali belatih atau sebelum naik ke panggung. Latihan dimulai dengan suara lembut. Tenggorokan jangan tegang.

SIKAP MULUT

Jangan segan membuka mulut. Jangan takut wajah dan mulut Anda jelek dilihat orang lain. Posisi mulut yang wajar, tidak dibuat-buat. Bibir sebaiknya membentuk corong ala trompet, tapi tetap luwes.
Rahang bawah perlu dibuka tutup secara luwes, khususnya sewaktu membawakan nada-nada tinggi. Ini menghindari suara "terjepit".
Lidah bersikap luwes, tidak kaku.

ARTIKULASI VOKAL (HURUF HIDUP)

Lima huruf hidup alias vokal (a, i, u, e, o) harus dilatih terus-menerus pengucapannya. Mulut dibuka lebar agar semua vokal tedengar jelas.

MERAWAT PITA SUARA

1. Jangan memaksakan diri menyanyikan nada tinggi-nada tinggi yang belum dikuasai. Pita suara bisa aus.
2. Jangan minum es sebelum dan sesudah latihan atau hari yang sangat panas. Minuman yang terlalu panas pun tidak dianjurkan. Nortier Simanungkalit, bapak paduan suara, juga melarang penyanyi seriosa dan paduan suara menghindari wedang jahe.
3. Jangan memaksakan diri menyanyi ketika sedang sakit, batuk, pilek.
4. Hindari makanan berminyak, pedas, 3-4 jam sebelum menyanyi. Akan lebih afdal jika penyanyi profesional tidak minum kopi, alkohol, dan merokok. Sebab, hal ini sangat mempengaruhi pernapasan.
5. Biasakan minum segelas air putih ketika bangun tidur dan senam pagi sambil menghirup udara bersih sebanyak-banyaknya.
6. Istirahat cukup. Tidak dianjurkan bergadang.
7. Jangan menyanyi dalam keadaan perut kosong atau terlalu kenyang. Ini mempengaruhi rongga perut, diafragma, dan kualitas pernapasan.
8. Menyanyi dengan gembira, tidak tegang. Jangan bernyanyi hanya dengan suara, tapi juga wajah Anda. Ekspresi atau penghayatan lagu mutlak perlu.

MENGGUNAKAN MIKROFON (MIKE)

1. Jaga jarak dengan mulut. Sekitar 20 cm dengan sudut 45 derajat. Jarak usahakan selalu sama. Ketika nada tinggi, jauhkan mikrofon agar volume suara yang terdengar tidak terlalu keras.
2. Benyanyi dengan suara sedang. Fungsi mikrofon untuk mengeraskan suara. Maka, Anda tidak perlu habis-habisan mengeluarkan suara. Suara terlalu keras akan berubah menjadi pecah dan tajam.
3. Jangan mengambil napas yang dalam ke arah mikrofon. Sebab, suara napas Anda akan terekam mikrofon yang sangat peka.
4. Rekam dan dengarkan suara Anda sendiri sebagai bahan evaluasi.


BAHAN REFERENSI
Tulisan para mahaguru teknik vokal klasik (paduan suara dan seriosa) di Indonesia:
Romo Karl-Edmund Prier SJ,
Nortier Simanungkalit,
Solomon Tong,
M. Suharto,
M. Pardosi Siagian,
Lilik Sugiarto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar