Selasa, 23 November 2010

Integritas : Realita atau Ilusi?


Integritas :  Realita atau Ilusi?

Kejadian 39 : 1-23



oleh : Saumiman Saud *)



                Kehidupan kita disebut berhasil, bukan seberapa panjang umur, cantik atau tampan, bukan juga karena banyak gelar dan kaya, namun yang penting kualitasnya. Tuhan Yesus tidak berumur panjang di dunia, namun kualitas hidu-Nya sangat tinggi,Ia menjadi contoh hingga hari ini.  Lalu yang menjadi pertanyaannya, bagaimana kita mencapai keberhasilan itu?




                Bagi orang percaya kita memerlukan hidup yang berintegritas untuk mencapi hal itu, sebab keberhasilan kita bukan yang kelihatan di luar saja, namun termasuk juga seluruh aspek kehidupan kita.  Anda boleh berhasil menjadi orang kaya-raya, namun itu terjadi karena korupsi. Anda boleh lulus cum-laude, tetapi caranya curang, sogok, KKN dan sebagainya. Kehidupan model begini bukan cirri khas orang Kristen.




Apa itu integritas? Integritas dapat dimengerti sebagai “wholeness, completeness, entirety, unified”. Yang dimaksud dengan keutuhan di sini adalah keutuhan di dalam seluruh aspek hidup, secara khusus antara perkataan dan sekaligus perbuatan.  Integritas termasuk - tetapi lebih dari kejujuran. Kejujuran dapat kita artikan dengan mengatakan kebenaran, namun kejujuran itu terjadi setelah segala kesalahan diperbuat. Setelah seseorang berbuat salah, lalu ia mengaku dengan jujur maka seriong kali kitakan dia itu jujur, namun integritas lebih dari itu, ia harus bersih dari semua ini.




                Salah satu cara yang paling penting untuk memanifestasikan integritas adalah tetap melakukan kebenaran, walaupun tidak satupun orang yang melihat dan mengetahuinya. 
Ada
banyak hal yang menggoda kita menjadi hidup yang tidak berintegritas? Contoh-contoh praktis di dalam kehidupan kita adalah; ketika ujian di kampus, tanpa pengawas? Ketika berhadapan dengan lampu merah? Manusia cenderung lebih takut polisinya ketimbang peraturannya. Tatkala kita sedang sendiri berada di depan Internet?  Konteks teman-teman yang sedang sekolah maupun yang bekerja di luar
kota
atau luar negeri, ketika tidak ada satupun orang yang mengenal anda? Apakah kehidupan anda tetap berintegritas? 





Hidup yang berintegritas adalah hidup yang konsisten di dalam mempertahankan kebenaran. Ia juga tidak pilih kasih dan berlaku tidak adil, walaupun tatkala ia mempertahankan integritas kemungkinan besar mendapat celaan orang dan kerugian.  Senjaya di dalam bukunya Konsep Karakter Kompetensi Kepemimpinan Kristen  mengatakan di dalam bahasa Information Tehnology (IT), konsistensi disebut sebagai prinsip WHSIWYG (what you see is what you get). Orang percaya seharusnya memiliki hidup seperti itu, baik, jujur, cinta Tuhan, melayani, mengasihi sesama dengan konsisten, sukarela, tanpa paksaan dan bukan kepura-puraan, transparan.




                Seseorang yang memiliki integritas hidupnya  tidak ada yang tersembunyi dan ditakuti. Ia ibarat
surat
terbuka, yang tidak ada rahasianya. Warren Wiersbe di dalam bukunya Integrity Crisis menulis bahwa orang yang tidak berintegritas adalah orang yang sedang mengalami dekadensi moral dan spiritual. Kegelapan meliputi dirinya, namun celakanya ia sendiri tidak mengetahuinya. Sebab ia merasa kegelapan di dalam dirinya adalah terang.


               

            Tanpa kita sadari kita selalu terpengaruh hidup di dalam dunia kepura-puraan, mengapa demikian? Di tempat kerja ada orang yang pura-pura giat, karena banyak saingan, takut dipecat. DI gereja orang pura-pura melayani, pura-pura care pada orang lain, pura-pura cinta Tuhan, pura-pura rohani, karena terlanjur menjadi orang Kristen.




            Bagaimana dengan anda? Mari kita lihat teladan Yusuf yang diogoda isteri Potifar setiap hari siang dan malam, ia lari dari keuntungan dan kesenangan secara manusia, integritasnya dapt dipertahankan. Demikian juga Daniel dan kawan-kawan, mereka adalah sebahagian contoh oprang-orang berintegritas di dalam Alkitab. Mereka manusia biasa seperti kita, mestinya kita juga sanggup berbuat demikian.-




*) Penulis adalah alumni Seminari Alkitab Asia Tenggara, (SAAT)
Malang
, pendeta yang melayani di Gereja Injili
Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar