Rabu, 02 Februari 2011

Hari Anak Nasional Saatnya Mengembangkan Bakat Anak


Dua tahun lalu, Rani (kini 6 tahun), adalah anak yang ceria, suka menyanyi, dan sedikit nakal di rumah, namun ia berubah menjadi pemalu dan diam seribu bahasa jika bergaul dengan teman-teman sebayanya di luar rumah. Istilahnya, ia hanya 'jago kandang'. Kedua orangtuanya sampai heran mengapa Rani bisa punya dua sifat yang bertolak belakang seperti itu. 

Suatu saat, sang ayah, Rudi, bertanya kepadanya, "Apa cita-cita kamu?" Rani menjawab, "Ingin jadi penyanyi!" 

Sang ayah kemudian ingat bahwa ia punya teman seorang pengajar di sebuah kursus olah vokal. Mungkin dengan dikursuskan ke sana, bakat Rani bisa berkembang, pikir Rudi. Dan memang, setelah setahun ikut kursus, bakat menyanyi Rani jadi semakin kelihatan. Bonus lainnya, kini Rani menjadi 'pede', berani tampil di depan publik, dan mudah bergaul. 

TERGANTUNG ORANG TUA
Bakat anak, menurut dosen dan konselor pendidikan Dra. Michiko Mamesah, M.Psi., sudah bisa diarahkan sejak dini. Di sinilah diperlukan peran orangtua, karena dari keluargalah bakat maupun sifat-sifat anak dapat terbentuk hingga dewasa. Jadi, peran orangtua dalam mengenal, mengarahkan, dan mengembangkan bakat sangat besar. "Namun orangtua harus mengenal dulu apa bakat si anak, sebelum mulai diarahkan dan dikembangkan seoptimal mungkin, apakah dengan ikut les, kursus, atau aktivitas lain yang mampu mengembangkan bakat anak." 

Untuk mengetahui apa bakat si anak, diperlukan kepekaan dan sensitivitas orangtua. "Sebab anak usia satu tahun pun, kadang sudah mulai terlihat bakatnya. Ada yang mulai suka menyanyi, mencoret-coret, ada yang suka memegang alat musik lalu memainkannya, dan masih banyak lagi," ujar Michiko. 

Faktor besar lain yang mempengaruhi bakat anak adalah lingkungan. Selain lingkungan keluarga, juga lingkungan sekitar, hingga sekolah. Bakat anak bisa saja berubah, berkembang, atau malah tidak berkembang karena faktor lingkungan ini. "Makanya, orangtua memegang peran terpenting, karena merekalah yang paling dekat dengan anak." 

SEMUA ANAK BOLEH IKUT
Bakat yang dimiliki tiap anak berbeda-beda: berbakat menyanyi, bermain alat musik, menulis, hingga olahraga. Beruntungnya, kini banyak tempat les atau kursus yang dapat mengembangkan bakat-bakat ini. Salah satunya, Yayasan Pranadjaja Bina Vokalia. Sekolah pengembangan bakat anak, khususnya untuk bidang seni tarik suara dan memainkan alat musik ini sudah banyak meraih prestasi. Banyak sudah anak yang bakatnya makin berkembang dan sukses, setelah dididik di sekolah yang didirikan tahun 1972 oleh (alm) Pranadjaja ini. 

"Ini sudah menjadi cita-cita luhur Bapak, yang ingin agar seluruh anak Indonesia –dari segala lapisan dan golongan– agar mampu bernyanyi dengan baik," ujar Citra D. Pranadjaja, S.Pd., sang putri. "Jadi di Bina Vokalia, semua anak bisa ikut sekolah di sini, karena kami tidak mementingkan materi." 

Anak yang bisa ikut sekolah dimulai dari usia 2,5 tahun. Tetapi bahkan ada juga seorang nenek berusia 80 tahun yang ikut latihan olah vokal. "Nama kelasnya TST (Tua Sama Tua), atau di sini kami menyebutnya Rona Senja." 

Sistem yang diterapkan di Bina Vokalia pun berbeda dengan di tempat les atau kursus. Di sini ada sistem seperti di sekolah umum. "Setiap 6 bulan sekali kami mengadakan ujian. Jadi ada yang lulus dan naik ke tingkat berikutnya, ada juga yang tidak. Setiap anak mendapatkan rapor dan sertifikat. Ini agar orangtua dapat melihat perkembangan anaknya, sehingga mereka bisa mendorong anak untuk lebih giat lagi," tambah Citra. 

Di Bina Vokalia ini, selain memupuk kecintaan anak-anak terhadap seni vokal dan musik, sekolah juga memberikan landasan mental, seperti menumbuhkan rasa percaya diri, serta membentuk pribadi yang baik. "Kami ajarkan juga disiplin pribadi, metode bersosialisasi, meningkatkan kecerdasan, memperkaya imajinasi, dan banyak lagi." 

Anak-anak di Bina Vokalia tampak sangat antusias mengikuti setiap pelajaran yang diberikan. Banyak dari mereka yang telah meraih prestasi membanggakan di berbagai event maupun di sekolah. Ferren dan Tita, misalnya, meraih juara pertama lomba menyanyi yang diadakan di sekolah masing-masing. "Tak hanya pelajaran menyanyi dan bermain musik saja yang saya dapat, tapi juga cara berinteraksi dengan sesama, serta cara melatih disiplin diri," kata Tita. "Selain belajar nyanyi dan main piano, saya juga diajari cara menunjukkan ekspresi agar sesuai dengan lagu yang dibawakan," tambah Ferren, yang mengidolakan Ichsan, juara Indonesian Idol. 

Orangtua dari anak-anak yang ikut Bina Vokali pun mengakui kalau peran orangtua dalam mengembangkan bakat anak sangat penting. "Anak saya sejak usia tiga tahun sudah berani tampil," ujar Ny. Lidya, yang anaknya sudah tujuh tahun bersekolah di sini. "Kalau ada acara, dia selalu ingin nyanyi, walau kadang masih sering kurang bagus. Tapi, sejak saya tahu dia suka nyanyi, saya ikutkan di Bina Vokalia, dan hasilnya sangat bagus." 

Jadi, mari kita mengembangkan dan mengarahkan bakat yang dimiliki anak-anak, agar tercipta generasi penerus bangsa yang membanggakan. 

Berlibur dan Bernyanyi Bersama Garuda 

Dalam rangka mengisi liburan putra-putri Anda, Garuda Indonesia bekerja sama dengan BNI menawarkan paket liburan keluarga ke Putri Duyung Ancol, Jakarta. Garuda menyediakan 500 Compact Disc (CD) musik "Liburan Bersama Garuda" sebagai hadiah. Cara mendapatkan CD ini cukup mudah. Jika Anda memesan paket liburan untuk orangtua dan anak yang disediakan Garuda Indonesia, Anda dapat langsung memperoleh CD tersebut saat Anda check-in. 

CD ini berisi lagu-lagu anak-anak, dengan iringan musik yang gembira. Lima lagu dalam CD ini dinyanyikan oleh 4 Sekawan, yang terdiri dari Nugie, Ingga, Ryu, Daffa. Lagu-lagunya diciptakan oleh Rento Saky, sedangkan aransemen musik oleh Wahab Yudhes. 

Tidak hanya itu, untuk memperingati Hari Anak Nasional 23 Juli 2007, Garuda Indonesia juga mengadakan lomba esai dengan tema "Liburan Bersama Garuda", dan khusus untuk 200 pengirim pertama akan mendapatkan hadiah langsu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar