Rabu, 06 Agustus 2014

“ TUHAN SALAH BICARA !!! “


Tunggu dulu ....anda jangan bicara sembarangan ngomong, pernyataanmu ngawur, tidak berdasar , subversif (melawan hukum) dan dosa besar........., seru seorang sahabat terhadap penggalan kalimat sanggahan, apakah TUHAN bisa SALAH BICARA !!!
Saya tidak atheis justru sangat fanatis , kolot dan idealis terhadap Tuhan karena itu berani berargumentasi terhadap keyakinan yg sudah menjadi lingua franca dan dianggapnya benar secara kolektif didalam gereja. 

Apa yg mendasari saya menyatakan bahwa Tuhan bisa salah bicara?
Sahabat kita ini terus menerus bersikukuh berburu RHEMA (perkataan Tuhan secara langsung, bersifat subyektif) lebih penting dari LOGOS. Logos diartikan Firman Allah yg tertulis (Alkitab) , rhema adalah fiman Allah yg tidak tertulis. Rhema berbeda dengan logos, logos itu historis rhema adalah faktual...dst

Saya mendengarkan uraiannya yg sebenarnya adalah pengajaran Charles Farah, teolog dari Oral Roberts University. ( Maaf harus menyebut orang sebagai nara sumber bukan menyerang pribadinya). Berikut penjelasannya :
“LOGOS adalah firman yang bersifat sejarah dan obyektif tetapi RHEMA adalah firman yang bersifat pribadi dan subyektif”
“LOGOS menjadi RHEMA kalau itu berbicara kepadamu.”
“LOGOS itu bersifat hukum sedangkan RHEMA adalah sesuatu yang dialami.”
“LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA, firman Allah bagimu.”

Jika memang rhema adalah suara Tuhan secara langsung bersifat personal yg membimbing, menguatkan dan mengubahkan tetapi mengapa realita hidupnya TIDAK PRODUKTIF, MATERLISTIK, MENGUTAMAKAN PENAMPILAN LUAR, TIDAK BERBEDA dengan IRQAMA DUNIA, kenyataannya BERTOLAK BELAKANG, hidupnya TIDAK MEMANCARKAN seperti orang yg sedang dipimpin Tuhan, seharusnya mereka yg dipimpin rhema lebih produktif dan efektif bagi pekejaan Tuhan makanya saya menyanggahnya: dengan perkataan apakah TUHAN BISA SALAH BICARA?

Kapasitas saya tidak sebagai hakim yg membenarkan atau menyalahkan pengajaran atau doktrin yg sudah baku tetapi sebagai pelajar Alkitab yg harus menguji setiap materi yg kita YAKINI SEBAGAI KEBENARAN.

Apa dasar pemikiran sahabat saya?
Luk 3:2 - ‘datanglah firman (RHEMA) Allah kepada Yohanes’.
Mark 14:72 dan Mat 26:75 (dua ayat ini paralel) - Petrus teringat akan kata-kata (RHEMA) Tuhan Yesus. Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA.

Tinjauan Kritis terhadap ajaran ini:

1. Mark 14:72 dan Mat 26:75 paralel dengan Luk 22:61. Memang benar Mark. 14:72 dan Mat 26:75 menggunakan RHEMA tetapi Luk 22:61 yg pararel konteks dan konten pembicaraannya menggunakan JUGA kata LOGOS ! Demikian juga, kalau Luk 24:8 dan Kis 11:16 menggunakan kata RHEMA, maka Kis 20:35 menggunakan juga kata LOGOS, padahal ketiga ayat ini sama-sama berbicara tentang seseorang yang teringat akan kata-kata Yesus!
Jelaslah bahwa LOGOS dan RHEMA digunakan secara bergantian, bisa ditukar-tukar tanpa ada batasan yg jelas.( interchangeable) . Karena itu membedakan kata RHEMA dan LOGOS adalahtidak berdasar menurut arti literalnya !

2. Kalau firman itu berbicara kepada kita, maka LOGOS itu berubah menjadi RHEMA. (kelihatan rohani dan ber-aroma sorgawi, sudah biasa dalam gereja ingin mengubah logos menjadi rhema)
Kita buktikan saja : Kis 2:41; 4:4 ; 8:14 ; 11:1 ;13:48 sekalipun firman itu jelas berbicara kepada orang-orang itu (yg berdampak pada pertobatannya), tetapi teks tesebut menggunakan kata LOGOS dan bukannya RHEMA! Artinya mereka tidak tidak diubahkan oleh RHEMA tetapi oleh LOGOS !

3. Pengajaran yang berkata LOGOS tidak selalu menjadi RHEMA. Ini sangat tidak menghargai Firman Tuhan memiliki otoritas yg absolut dan sudah final sehingga harus ditambahi dengan suara Tuhan yg belum masuk proses canonisasi.
Firman Allah bersifat obyektif, persoalan membaca atau tidak, mendengarnya , atau tidak , mengerti atau tidak, merasa Tuhan berbicara atau tidak, mentaati atau tidak, Kitab Suci itu tetap adalah firman Allah yg tidak berubah dan tidak perlu ditambah!
Kalau Kitab Suci hanya menjadi firman Allah kalau berbicara kepada kita, konsekuensinya orang-orang yang tidak mau bertobat karena merasa Allah belum atau tidak berbicara kepada mereka dianggap tidak bersalah karena mereka secara faktual belum pernah mendapatkan firman Allah yang menegurnya secara personal.

4. Pengajaran RHEMA yg tidak tepat akan menyimpangkan orang pada kebenaran, karena berpotensi mengajak orang mencari RHEMA tersebut dalam hati mereka, dan menggap rendah Kitab Suci! Pimpinan Tuhan tidak cukup dari Firman Allah yg terangkum dalam Alkitab.
Karena TUHAN TIDAK MUNGKIN SALAH BERBICARA

jadi percayalah dan taatilah Firman Allah sebagai PERKATAAN TUHAN YG ABSOLUT , sudah FINAL dan TIDAK MUNGKIN salah dalam teks aslinya.
Saya menyampaikan Andalah yang menentukan !!!
God Bless You all...

1 komentar: