Sabtu, 23 Oktober 2010

Potensi Tanpa Batas

By: bud | Renungan

Bacaan: Bilangan 14:19-25
Nell Mohney dalam bukunya Beliefs Can Influence Attitude menceritakan tentang sebuah eksperimen yang dilakukan di sebuah sekolah. Kepala sekolah memanggil tiga orang profesor yang dianggap terbaik dan diberi kesempatan untuk mengajar 90 siswa dengan IQ tinggi. Pertemuan antara pengajar dan 90 siswa terbaik itu memberikan semangat belajar yang baru. Hasil akhirnya pun memuaskan. Para siswa itu meraih nilai 20-30% lebih tinggi dari semua siswa lainnya di sekolah tersebut. Ketika menghadap kepala sekolah lagi, mereka mendapat pernyataan mengejutkan, ”Sejujurnya kalian tidak mengajar siswa-siswa yang ber-IQ tinggi karena mereka telah dipilih secara acak. Begitu pula dengan kalian bertiga bukan pengajar yang terhebat karena dipilih secara acak pula.”
Pepatah berikut memberi saya pengertian yang baru tentang visi. “Visi tanpa sikap yang benar menghasilkan pelamun. Sikap yang benar tanpa visi menciptakan seseorang yang menyenangkan, tetapi tidak bisa maju. Visi ditambah sikap yang benar menghasilkan seseorang dengan potensi tanpa batas. Memilih salah satunya saja akan membuat seseorang tidak bisa “berjalan jauh” dalam hidupnya.” Kaleb dan bangsa Israel pernah mendapatkan visi untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Namun pada akhirnya, sikap yang tidak benar dari mayoritas bangsa Israel membuat mereka semua tewas di padang gurun. Bahkan Musa pun akhirnya dilarang masuk ke Kanaan berkaitan dengan emosinya yang tak terkendali ketika umat Allah meminta air. Hanya Yosua dan Kaleb dari generasi mereka yang diizinkan masuk ke Kanaan. Mengenai Kaleb, Allah berkata bahwa ia memiliki jiwa yang lain. Alkitab The Message menuliskan, “He has different spirit” (Kaleb memiliki roh yang berbeda) (Bil. 14:24). Sikap yang benar dalam diri Kaleb, yang lahir dari roh yang berbeda, roh yang mengikut Allah sepenuh hatinya, membuat Kaleb berhasil masuk ke Kanaan sesuai dengan visi yang Allah berikan.
Sahabat RePa, ternyata untuk menggenapi visi yang ditaruh oleh Bapa Surgawi di dalam hati kita dibutuhkan sikap hati yang benar. Ciri sikap yang benar adalah percaya diri sendiri, gigih, mau melihat yang terbaik dari orang lain, gaya hidup memberi, dan mampu lihat kesempatan. Bagaimana dengan Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar