Seorang yg paling berhasil diantara kita, pasti juga pernah mengalami masa kekecewaan, cita-citanya belum terwujud dan harapannya kandas.
Sesuatu yg kita rencanakan tiba-tiba saja terlepas dari genggaman tangan.
Seseorang yg kita cintai juga bisa saja diambil dari belahan hati kita. Banyak hal yg bakal terjadi dalam hidup ini.
Jika kita tidak pernah belajar bagaimana cara mengatasi kekecewaan maka hidup yg manis ini akan terasa pahit sehingga kehilangan banyak kesempatan untuk berbahagia.
"The widow in the bye street", oleh : John Masefield
bertutur tentang seorang janda penjahit kain kafan untuk orang mati. Pekerjaan berat dengan penghasilannya sangat sedikit. Ia harus bekerja seorang diri karena telah ditinggal mati suaminya, untuk seorang anaknya laki-laki ia dapat melupakan semua lelah dan kejenuhan bekerja, janda itu harus bekerja bagai detak jarum jam yg tak kenal , kerja keras dari pagi sampai jauh malam.
Sesuatu yg kita rencanakan tiba-tiba saja terlepas dari genggaman tangan.
Seseorang yg kita cintai juga bisa saja diambil dari belahan hati kita. Banyak hal yg bakal terjadi dalam hidup ini.
Jika kita tidak pernah belajar bagaimana cara mengatasi kekecewaan maka hidup yg manis ini akan terasa pahit sehingga kehilangan banyak kesempatan untuk berbahagia.
"The widow in the bye street", oleh : John Masefield
bertutur tentang seorang janda penjahit kain kafan untuk orang mati. Pekerjaan berat dengan penghasilannya sangat sedikit. Ia harus bekerja seorang diri karena telah ditinggal mati suaminya, untuk seorang anaknya laki-laki ia dapat melupakan semua lelah dan kejenuhan bekerja, janda itu harus bekerja bagai detak jarum jam yg tak kenal , kerja keras dari pagi sampai jauh malam.
Dengan menyimpan harapan, suatu hari nanti anaknya akan menjadi laki-laki dewasa yang berhasil dalam masa depannya. Kemudian ia akan menjadi tulang punggung keluarga yg dapat memberi kebahagiaan baru. Keadaannya sangat gelap dengan hari hari yg beralaskan kasur keras, makan seadanya walau matahari masih tetap bersinar. Ia mencoba mengembangkan impian besar supaya sanggup memberikan kekuatan untuk bertahan hidup. Karena besarnya harapan terhadap anaknya bahkan ia rela bekerja lebih keras lagi dan memberikan segala kesempatan untuk anaknya.
Anak itu kini tumbuh dewasa dan tampil menawan, sampai suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang wanita pekerja seks komersial. Iapun juga menaruh harapan mendapat kasih sayang yg murni dari kekasihnya. Namun........betapa terkejutnya bagai disambar petir disiang hari, ternyata wanita itu juga sedang menjalin asmara dengan seorang laki-laki lain. ah.......hancur..hancur..hancur hatinya, sungguh pedih tak tertahankan. Karena merasa begitu dalam goresan hatinya, ia tak lagi sanggup menghadapi kenyataan pahit didepan matanya, watak kemanusiaanya serta merta menojol, sehingga ia tega membunuh si pria tersebut..
Polisi menangkap , menjebloskan dalam penjara dan pengadilan menjatuhkan vonis mati, bahkan mati secara tidak terhormat: . Ia dihukum mati dengan cara digantung., sangat tragis
Harapan besar itu kini telah tiada, wanita janda yg berpengharapan ini bagai tak mempunyai kaki pengharapan lagi......layu sudah harapan sebelum berkembang.
Harapan besar itu kini telah tiada, wanita janda yg berpengharapan ini bagai tak mempunyai kaki pengharapan lagi......layu sudah harapan sebelum berkembang.
Janda ini harus kembali lagi menjahit kain kafan, impiannya sudah luluh lantak.
Hari harinya kembali menghadapi dinding kesedihan dan kekecewaan yg membosankan.
Hari harinya kembali menghadapi dinding kesedihan dan kekecewaan yg membosankan.
Kasih yg tak bertepi seorang ibu dengan harapan besar, kembali jatuh dengan kesendirian seolah tak menyisakan harapan lagi......
Apa yg dapat kita katakan tentang kekecewaan yg sangat menghancurkan hati,
JIka kita terus menerus dipaksa untuk hidup bersama dengan badan yg tidak sehat, hati yg patah, ekonomi berantakan, setiap terbitnya hari-hari baru membawa penderitaan yg lebih seru lagi?
Apakah kegagalan dan kekecewaan hidup ini merupakan bagaian dari rencana Tuhan???
Apa yg dapat kita katakan tentang kekecewaan yg sangat menghancurkan hati,
JIka kita terus menerus dipaksa untuk hidup bersama dengan badan yg tidak sehat, hati yg patah, ekonomi berantakan, setiap terbitnya hari-hari baru membawa penderitaan yg lebih seru lagi?
Apakah kegagalan dan kekecewaan hidup ini merupakan bagaian dari rencana Tuhan???
Saya tidak percaya bahwa kekecewaan adalah kehendak Tuhan, namun saya percaya bahwa didalam belenggu hidup yg paling kejam , sebenarnya masih ada JALAN LAIN yg Tuhan sediakan.
Allah bisa saja MEMBELOKKAN jalan hidup yg sedang kita perjuangkan sekarang ini namun jalan yg Allah sediakan tidak akan pernah JALAN BUNTU!
Allah selalu menyedikan jalan terbuka untuk kita dan bukan jalan kekecewaan!
Mungkin saja kita telah kehilangan impian, lalu terperosok dalam lembah kekecewaan.
Jika Tuhan tidak bergegas-gegas melepaskan diri dari persoalan, SEKARANGLAH WAKTUNYA mengijinkan Tuhan untuk menggunakan keadaan kita yg sulit tersebut sebagai cara untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan hidup yg jauh lebih besar dari apa yg dapat kita pikirkan dan doakan!
Jangan biarkan kekecewaan menjadi akhir dari segalanya, tetapi teruslah berusaha menjadikan kekecewaan sebagai permulaan dari sesuatu yg baru bersama Allah. Amin amin amin.......
by Haris Subagiyo
Redaktur Gracia Ministry
Allah bisa saja MEMBELOKKAN jalan hidup yg sedang kita perjuangkan sekarang ini namun jalan yg Allah sediakan tidak akan pernah JALAN BUNTU!
Allah selalu menyedikan jalan terbuka untuk kita dan bukan jalan kekecewaan!
Mungkin saja kita telah kehilangan impian, lalu terperosok dalam lembah kekecewaan.
Jika Tuhan tidak bergegas-gegas melepaskan diri dari persoalan, SEKARANGLAH WAKTUNYA mengijinkan Tuhan untuk menggunakan keadaan kita yg sulit tersebut sebagai cara untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan hidup yg jauh lebih besar dari apa yg dapat kita pikirkan dan doakan!
Jangan biarkan kekecewaan menjadi akhir dari segalanya, tetapi teruslah berusaha menjadikan kekecewaan sebagai permulaan dari sesuatu yg baru bersama Allah. Amin amin amin.......
by Haris Subagiyo
Redaktur Gracia Ministry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar