Sabtu, 21 Juli 2012

MELAHIRKAN GENERASI YG SUPER

Bekerja dalam area pelayanan lebih dari sekedar upaya memenuhi panggilan Tuhan yg diinvestasikan oleh nilai akademis dan penguasaan teks teologis saja. Tujuan kita juga tidak sedang menjual materi kotbah dan pengalaman pastoral kepada umat.
Pelayanan juga bukan pekerjaan personal yg dapat didemontrasikan secara one man show.
Dalam relasinya dengan sesama, hamba Tuhan, pelayanan juga memuat tanggungjawab untuk memfasilitasi lahirnya pemimpin gereja masa depan yg handal untuk menjawab tuntutan jaman.
Hamba-hamba Tuhan muda adalah mitra strategis , segar dan dinamis yg perlu diberi kesempatan tampil memimpin umat secara pantas bukan dijadikan kompetitor yg diacungi kecuriagaan yg berpotensi mengurangi income pelayanan.

Dibutuhkan ekspresi kasih, kebeningan hati dan berpikir konstruktif untuk bekerjasama dengan para pekerja Kristus lainnya supaya kehadiran kita memberi manfaat melahirkan pribadi yg berdedikasi.untuk kerajaan Allah.

Tidak sedikit momentum berharga terbuang , yg berarti kita telah banyak kehilangan kesempatan untuk berkarya hanya karena konflik kepentingan pribadi. Seharusnya berbagai persolan internal dapat dikelola sebagai peluang meraih sebanyak mungkin perbuatan mulia,.Ditengah perbedaan prinsip atau intepretasi teologis sekalipun regenerasi kepemimpinan tidak boleh berhenti malahan seharusnya perbedaan adalah pemicu kita berkompetisi memapilakan karya terbaik pelayanan.
Berpikir konsisten untuk melahirkan yg baik, yg mulia yg berharga seharusnya menjadi perilaku seharian para hamba Tuhan.

Perbedaan prinsip pelayanan  Paulus dan Barnabas (Kisah rasul 15 : 37-38)
Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus  tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka   di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.

Paulus dan Barnabas berbeda prinsip pelayanan namun sampai pada akhirnya tidak menyisakan benih permusuhan walaupun harus berpisah. Realitanya keputusan memisahkan diri menciptakan zona pekabaran Injil yg lebih luas .

Yohanes Markus memang bermasalah namun tidak ditempatkan sebagai basis persoalan yg boleh memperlemah dinamika pelayanan.

Sejak awal Barnabas dan Paulus adalah team pelayanan yg solid, dimana Yohanes Markus juga terlibat didalamnya . Namun dalam perjalanan pekabaran Injil yg pertama Yohanes Markus serta merta berubah pikiran : memutuskan untuk meninggalkan pelayanan sementara berada di Pamfilia. ( Kisah rasul 13:13)

Dalam perjalanan Pekabaran Injil selanjutnya Paulus menolak dengan tegas kehadiran Markus karena pembelotannya yg tidak bersedia melanjutkan pelayanan di Pamfia dengan alasan tidak jelas. Paulus menganggap perkara ini bukan kesalahan remeh, ini adalah problem serius, dosa besar dalam pelayanan  sehingga ia tidak boleh dilibatkan dalam perjalanan misi yg berikutnya.

Namun Barnabas masih berharap dapat melibatkan Markus dalam team pelayanan,

Barnabas bukanlah orang yg kompromis terhadap dosa, ia bukanlah orang yg tidak paham manajemen pelayanan atau kurang selektif  melibatkan orang dalam pelayanan. Sejarah Alkitab mencatat tanpa ragu integritasnya bahwa Barnabas sangat berkarakter.
(Kisah Rasul 11:24) karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.

Pelayanan pekerjaan Tuhan idealnya memang membutuhkan kehadiran orang-orang yg unggul dengan kualifikasi, moral, intekektual dan manajerial yg baik seperti tuntutan Paulus.
(jika ini yg mutlak disyaratkan maka lulusan Sekolah Alkitab apalagi kursus-kursus Alkitab dan Shool of Ministry  menjadi orang yg tidak pantas untuk melayani Tuhan karena keterbatasan bobot akademisnya)

Jadi, apa logika berpikirnya Barnabas sehingga tetap bersikukuh melibatkan Markus yg pernah berbuat salah untuk tetap boleh dilibatkan dalam pekerjaan Tuhan?

Hamba Tuhan tidak berorientasi untuk diri sendiri, kelompok, kepentingan dan pekerjaannya namun hamba Tuhan memikul tanggung jawab melahirkan orang-orang lain menjadi pribadi yg berpengaruh besar bagi dunia.

Walaupun keputusan Barnabas tidak populer bahkan berseberangan dengan Paulus, ia tetap berpandangan bahwa Allah sangat menghargai pribadi-pribadi yg rela terlibat dalam pekerjaanNya. Ia dapat mempercayai Allah yg tidak terbatas dalam karyaNya sekaligus mempercayai orang lain dengan segala keberadaannya seperti bejana ditangan Penjunan Agung

1.    MELIHAT KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN BARU

Penerimaan diri Barnabas terhadap Yohanes Markus dalam pelayanan bukanlah kasus nepotisme, walaupun kenyataannya Markus adalah kepokannya. 

Lebih dari sekedar berpikir positif, Barnabas berani mendemonstrasikan kecerdasan spiritualnya untuk memandang jauh kedepan bahwa selalu ada kemungkinan-kemungkinan baru manusia dapat berubah kearah yg jauh lebih baik, karena Allah tidak memandang muka berlaku untuk semua manusia ciptaanNya.

Realita kegagalan bukanlah akhir segalanya.
Barnabas lebih dahulu melihat kehidupan Paulus , seorang bejat moral , penganiaya jemaat namun masih MUNGKIN dapat diubahkan oleh Tuhan secara luar bisa.
Yohanes Markus dan Paulus bernilai sama dimata Tuhan yg juga berhak mendapatkan sentuhan tangan Allah sekaligus kehormatan melayani Dia..
Sejarah pelayanan yg pernah gagal tidak selalu menunjukkan kelembaman pada titik kegagalan. POTENSI besar bias saja terselubung didalamnya, Sehingga Barnabas memastikan kehadiran Markus karena keyakinannya bahwa" Selalu ada HARAPAN terjadinya PERUBAHAN dalam diri seseorang yg hancur berantakansekalipun"

Kegagalan seseorang bukan akhir dari masa depan, terpukul jatuhnya seseorang bukanlah kematian selamanya. Pengalaman kegagalan atau kekalahan adalah dinamika alami manusia supaya kita menyadari kelemahan diri sehingga semakin elastik tunduk pada otoritas Allah yg menjadi sumber pertolongan tiada batas.

Lebih mudah untuk menjatuhkan sanksi hukuman dari pada memberikan solusi masa depan namun hamba Tuhan sejati selalu peduli dengan urusan regenerasi.

2.    MEMBERIKAN KESEMPATAN KEDUA

Belum tampak mata hasil kerja Markus dimedan pelayanan namun ini adalah persoalan waktu. Barnabas sanggup melihat potensi besar dalam diri Markus , sementara terselubung  konflik dengan Paulus. Ia tetap berpikir jauh kedepan dengan memberikan kesempatan yg  kedua kepada Yohanes Markus.

Walaupun reputasinya dipertaruhkan untuk membela Markus, ini adalah standar karakter yg harus dimiliki oleh para pekerja Kristus. Tidak saja terukur dalam mendisiplin  tetapi juga bijak dalam memberi kesempatan perubahan pada orang lain.

Kebesaran jiwa yg mengharapkan perubahan watak orang-orang yg bekerjasama dengan kita, diyakini Barnabas tidak akan berbuahkan kehampaan. Pasti ada waktunya masa untuk menuai . Barnabas telah membuktikan keputusannya menjadi karya terbaik bekerja dibelakang layar untuk melahirkan hamba Tuhan dipentas dunia..

Barnabas, orang yg tidak mudah terbawa arus, berpendirian teguh terhadap kebenaran, tidak gampang putusasa dengan kegamangan persoalan. Bahkan  Ia selalu berpikir jauh kedepan melewati realita buruk, melihat kekauatan yg tersembunyi, melihat harapan baru, menatap masa depan cerah sementara orang lain menganggap sebagai kegagalan serius dan kehancuran total. Ia tidak ragu memberi kesempatan orang lain membuktikan perubahan hidup walaupun dirinya sendiri harus dipertaruhkan.

Hamba Tuhan yg sejati selalu berbesar hati untuk memberikan kesempatan demi kesempatan kepada orang lain yg bermitra dengannya untuk terus memurnikan diri sebagai alat Tuhan supaya semakin berguna bagi kerajaan Allah

3.    MEMPERCAYAKAN PEKERJAAN SECARA PANTAS

Kehadiran Barnabas bukan faktor utama yg mengubahkan orang lain  tetapi dengan konstruksi berpikirnya yg positif dan  matang selalu memfasilitasi orang lain untuk dapat bekerja melayani Tuhan secara efektif.

Ketika Saulus diragukan pertobatannya bahkan ditolak oleh orang-orang percaya saat itu, tampillah Barnabas membela seorang diri dengan gigih meyakinkan mereka tentang kemurnian iman Saulus yg sudah diubahkan TUHAN.sehingga Paulus beroleh tempat untuk melayani bersamanya. Kisah rasul 9:27

Sebagai hasilnya:
Saulus menjadi Rasul Paulus yg dipercaya Tuhan menulis sebagaian besar kitab Perjanjian Baru.. Tokoh gereja yg super bukan saja dibutuhkan oleh jemaat perdana namun sampai saat ini gereja Tuhan masih merasakan kinerjanya. Itu lahir dari tangan dingin dan ketelatenan Barnabas

Yohanes Markus tidak dibuang namun dilatihnya secara cermat dengan pengajaran cerdas bukan saja sukses secara status sebagai hamba Tuhan namun lebih jauh ia juga dipimpin Allah sendiri untuk menulis 16 pasal Injil Markus dalam Perjanjian baru.

Bahkan pada akhirnya Rasul Paulus dengan ksatria harus mengakui bahwa Yohanes Markus adalah seorang hamba Tuhan yg kredibel, sangat penting peranannya, sangat menguntungkan dan memberkati dunia sampai sekarang ini.( II Timotius 4 : 11)

Memberikan kemerdekaan bagi hamba-hamba Tuhan sebagai mitra kerja sepelayanan untuk berlomba-lomba menampilkan kebaikan seharusnya menjadi kurikulum yg tidak boleh ditawar.

Mengapa muncul keraguan mempercayai orang lain?
Karena kita kondisikan sendiri, formula founding father didikan Belanda kita adopsi 100% tanpa pernah mengalami koreksi dan prosesivitas.
betapa tidak… lulusan sekolah Alkitab atau Seminari Theologia diberi status PENGERJA GEREJA, jenis pekerjaannya membersihkan gereja, (mungkin pendetanya merasa telah naik kelas sebagai pemimpin besar bukan lagi HAMBA TUHAN), doa pagi (karena pendetanya belum bangun, semalaman nonton bola),  kunjungan jemaat (karena pendetanya sibuk facebook-an) . Itu bukan tidak boleh ..namun kita telah merumuskan kurikulum yg memperlambat lahirnya pemimpin gereja yg cakap.
Ini adalah kerugian besar dalam pekerjaan Tuhan !!!!!!
Jika hanya untuk mengurus pekerjaan phisik, carilah pembantu rumah tangga supaya hamba-hamba Tuhan muda berkonsentrasi pada kecakapan memimpin, mencerna aspek teologis dan menajemen pelayanan sebagai persiapan masa depan..

Keberhasilan pelayanan kita tidak saja tampak dari banyak jiwa-jiwa yg kita bawa kepada Tuhan Yesus namun juga seberapa efektif sistem regenerasi kepemimpinan  menghasilkan hamba-hamba Tuhan  yg berkarakter unggul.

Apa yg dapat kita berikan kepada TUHAN dan sesama jauh-jauuuuuuuh lebih penting daripada APA YANG KITA PEROLEH DARI TUHAN atau sebagai kolektor berkat-berkat Tuhan.
Hanya pohon dewasa saja yg menghasilkan buah matang
Pelayanan yg dewasa tidak berpikir lagi untuk AKU , bukan menuntut HAK ATAU UPAH untuk terus DIBERKATI secara finansial walupun kita butuh sarana untuk hidup.
Jika pola pelayanan adalah MENDAPATKAN SESUATU berarti KITA BELUM MEMILIKI RAHIM YG MATANG UNTUK MELAHIRKAN GENERASI PELAYANAN MASA DEPAN SUPER.
 Ini adalah pelayanan kelas taman kanak-kanak yg selalu ingin diperhatikan , diberi pujian.yg masih sibuk dengan warna-warni kesenangan dunia.

Berapa banyak orang-orang disekitar komunitas pelayanan kita: yg telah bermetamorfosis semakin berdaya guna sebagai dampak perilaku kita yg memberi kesempatan berubah, kesempatan berkarya dan memimpin? Ataukah kita merasa TIDAK PENTING meregenerasi pelayanan masa depan? Atau bahkan kita sedang tidak berbuat apa-apa selain MENGHITUNG BERKAT-BERKATNYA SAJA.

Apa kata dunia jika kita yg berstatus hamba Tuhan dengan citra diri yg JAIM, pekerja Kristus, pemimpin gereja  menjadi semakin kaya dengan harta, kemegahan gedung gereja dengan segala fasilitasnya namun berakhir dengan tragedi kepemimpinan yg miskin karakter.

Dimulai dari generasi kitalah pemimpin masa depan gereja dilahirkan semakin berjaya

By. Haris Subagiyo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar