Minggu, 06 Mei 2012


SEKALI TIDAK TETAP TIDAK

Sangat sulit bagi sebagian besar orang bersedia menerima kata TIDAK, karena faktanya tidak jarang kita membangun nilai diri diatas dasar penerimaan orang lain terhadap diri sendiri. Jika ini benar sebagai konsekuensinya saat kita menghadapi kata TIDAK serta merta kita konotasikan sebagai sikap "penolakan" yg mengoyak perasaan, merendahkan harga diri atau bahkan menggagalkan suatu harapan.


Belajar menerima realita kehidupan secara obyektif tidaklah sejalan dengan bertambahnya usia atau kemapanan intelektual. Lebih dari itu dibutuhkan kecerdasan spiritual yg rela dipimpin Tuhan mengikuti firmanNya.
Alkitab mencatat hadirnya orang-orang beriman , sungguh taat, setia tanpa batas bahkan yg totalitas hidupnya hanya untuk Tuhan namun masih melihat penolakan langsung dari TUHAN.  Tuhan berkata “tidak.” kepada mereka.
Allah secara  terus terang katakan TIDAK  dengan berbagai alasan:
1.  Allah berkata TIDAK kepada Abraham 
Tuhan bilang yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Dengan kata lain Tuhan mengatakan anak ini (Ismael) bukan menjadi anak yang Aku janjikan dan engkau harus usir dia keluar.
2. Allah berkata TIDAK kepada Musa yang meminta untuk bisa masuk ke tanah Kanaan, Tuhan bilang “tidak.”
3. Allah berkata TIDAK kepada Daud dengan kerinduan datang kepada nabi Nathan dan menyatakan keinginannya untuk membangun Bait Allah, namun Tuhan bilang “tidak.”
4. Allah berkata TIDAK kepada Paulus tiga kali meminta dengan sungguh kepada Tuhan supaya Dia mengangkat duri dari tubuhnya, 
Orang-orang beriman yang kepada mereka Allah berkata “tidak.”


Secara khusus mengapa Allah berkata "TIDAK" kepada Abraham


Latar belakang
Ismael bersikap tidak menyenangkan terhadap Ishak


Kejadian .21:8-13  
Mencatat peristiwa dimana Ishak sudah lahir dan mulai besar dan pada satu peristiwa Ismael, anak yang dilahirkan oleh Hagar “sedang main dengan Ishak…” atau dalam terjemahan lain Ismael menertawakan dan mengejek Ishak. Sikap dan tindakan Ismael itu membuat Sara tidak senang sehingga ia menyuruh Abraham untuk mengusir Ismael beserta Hagar (ibunya). Perkara ini membuat hati Abraham hancur hati karena dia diperhadapkan kepada pilihan yang tidak gampang. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham untuk melakukan apa yang diminta Sara. Maka dengan berat hati Abraham harus “mengusir” Ismael dan ibunya keluar dari rumahnya.
Ismael adalah buah keputusan yg gegabah sehingga menabrak ketaatan pada Allah.


Kejadian 15:1-6 
Menjelaskan bahwa janji Tuhan pertama kali datang kepada Abraham bahwa dia pasti akan mendapatkan keturunan. Persoalannya janji itu  tampak ABSTRAK: tidak menjelaskan bagaimana metodenya atau kapan kira-kira waktunya. Sehingga mereka  mencari cara sendiri untuk menggenapi janji Tuhan.


Allah menolak permohonan Abraham untuk mengesahkan Ismael masuk sebagai bagaian anak perjanjian karena BERLAWANAN dengan konsep ALLAH sendiri. 


Tuhan tidak dapat tidak, harus berjalan diatas firmanNya sendiri namun Abraham dan Sara telah mengambil caranya sendiri sepertinya membantu Tuhan mempercepat janjiNya. Allah menggunakan instrumen ketaatan pda firmanNya untuk mewujudkan janjiNya bukan keputusan yg logis, keberanian bertindak atau norma manusiawi sebagai dasarnya.


Abraham dan Sara telah mempraktekkan konsep yg berterus terang melawan rancangan Allah:
a. Ketaatan vs Keputusan yg paling logis


Kej.16 Sara mengajak Abraham melihat secara logis, bahwa secara phisik sudah tidak mungkin punya anak, sudah berhenti menstruasi. Solusinya adalah menggunakan norma budaya yg membolehkan tuan untuk mendapatkan anak dari budaknya supaya bisa melahirkan seorang anak bagi Abraham.  Jadi ada pembenaran di dalam pemikiran Sara untuk mengambil Hagar buat Abraham. 


b. Keberkenanan vs kepantasan diri
Ada  dorongan untuk menampilkan diri yg berharga di dalam diri Sara yg sanggup menandingi rivalitas dengan Hagar . Sepantasnya wanita memiliki kesanggupan melahirkan anak guna mewariskan garis keturunan yg membanggakan keluarga. Kebaikan menjadi dasar pertimbangan.  kita berpikir bahwa kesempatan itu bisa hilang sedemikian cepat dari kita maka kita harus segera ambil, padahal tidak selamanya kesempatan yang datang itu harus kita ambil di dalam hidup ini tetapi bagaimana kita mencoba mengambil kesempatan dengan bijaksana.
c. Menantikan Tuhan vs berbuat sesuatu dalam hidup
Mungkin Sara berpikir kita tidak boleh hanya menunggu dan percaya kepada janji Tuhan. Kita harus segera melakukan sesuatu untuk mewujudkan. 
Mengapa Tuhan berkata “tidak” kepada Abraham? sekali tidak tetap tidak dapat diubah. Karena Tuhan konsisten dengan firmanNya sendiri, 
Dia tidak dapat kita paksa mengikuti selera kita
Dia tidak mungkin memberkati pelanggaran hidup kita, 
Dia tidak akan membenarkan kesalahan kita. 
Walaupun dengan anugerahNya yg tidak terbatas Dia bersedia mengampuni segala pelanggaran kita. 
Jika Allah berkata TIDAK itu adalah indikator ada perkara yg harus kita sejajarkan dengan kehendak dan rencanaNya. amin GBU 


by Haris Subagiyo