Minggu, 30 Januari 2011

Kaya tapi miskin



“Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”
Matius 6:21


Thierry de la Villehuchet tergolong sebagai golongan kelas atas di Perancis. Lahir dari sebuah keluarga ningrat yang kaya, Villehuchet kemudian meniti karirnya di bidang investasi, menjadi sebuah manajer investasi yang terkenal di dunia. Ia mendirikan Access International Advisor atau AIA, yang memiliki total investasi senilai 3 milyar dollar AS. Ia adalah anggota dari New York Yacht Club dan Larchmont Yacht Club yang eksklusif, dan berkantor di sebuah gedung pencakar langit di Madison Avenue, kawasan elit New York.

Adolf Merckle, adalah seorang figur kaya lain dari Jerman. Ia termasuk orang terkaya ke-44 di dunia, dan masuk 10 besar dalam orang terkaya di Jerman. Ia adalah pemilik produsen obat generik terkenal Ratiopharm, dan seorang pemegang saham dari Heidelberg Cement. Pada akhir tahun 2007, asetnya mencapai 12.8 milyar dollar AS.

Dari Amerika, ada Steven Good, pemilik Sheldon Good & Co., sebuah perusahaan properti di kota Chicago yang sukses. Perusahaan yang didirikan ayahnya 40 tahun lalu ini sempat memiliki nilai transaksi senilai 9.2 milyar dollar AS. Tak heran jika sebuah sedan mewah Jaguar bertengger di dalam garasi Steven Good.

Namun, tiba-tiba, gambaran kesuksesan ini berubah drastis ketika badai krisis ekonomi menerpa dunia.

  • Thierry de la Villehuchet didapati meninggal dunia di kantornya di Madison Avenue yang serba mewah karena bunuh diri. Ia menyayat urat nadi lengan kirinya dan menenggak obat tidur dengan dosis mematikan. 
  • Adolf Merckle, juga melakukan bunuh diri, dengan menabrakkan diri pada kereta yang melaju kencang di kota kelahirannya, Blaubeuren, Jerman. 
  • Steven Good menembak dirinya sendiri di dalam Jaguar merahnya, sesudah menulis pesan kematiannya.
Apa yang terjadi dengan orang-orang ini? Bukankah mereka termasuk golongan yang kaya dan berada? Bukankah mereka selalu bergelimang kemewahan, hidup bergaya jet set, dan, seharusnya, berbahagia? Lalu mengapa mereka mereka sampai melakukan bunuh diri?

Belajar dari pengusaha Indonesia  Bob Sadino, ia adalah pemilik gerai Kem Chicks dan cukup berada, tapi beliau memulai hidupnya dalam kesusahan, bahkan sempat menjadi kuli bangunan. Dalam wawancara ketika ditanya, apakah sukses Oom Bob yang terbesar? Jawabannya sangat mengejutkan: ”Sukses yang luar biasa buat saya adalah dulu, ketika melarat, dan tidak punya uang, tapi bisa mendapatkan sepiring nasi untuk makan! Itulah sukses yang betul-betul saya rasakan. Sesudah menjadi kaya, semuanya justru terasa biasa saja, proses saja. Tapi, sepiring nasi itulah sukses saya yang terbesar!”

Melalui pandangan Oom Bob, yang pernah menjadi miskin dan kaya, kita bisa sedikit memahami, mengapa Tuhan Yesus sangat menghargai orang miskin. Dalam khotbah Sabda Bahagia ia berkata “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3). Orang yang miskin, yang tidak memiliki banyak harta, sangat menghargai sebuah anugrah, sekecil apapun. Sementara orang kaya, karena begitu keranjingan mengumpulkan harta, cenderung ingin memiliki harta sebanyak-banyaknya, bahkan sampai tujuh turunan!

Nah, apa yang terjadi jika harta itu diambil daripadanya? Nah, inilah resiko besar yang tidak pernah dikhawatirkan oleh si miskin! Secuil saja dari hartanya lenyap, maka orang bisa kalap, mengamuk, bahkan bunuh diri. Perlu diingat, bahwa ketiga orang yang melakukan bunuh diri tadi kekayaannya memang berkurang dengan cukup drastis, tapi mereka masih jauh dari miskin. Masing-masing masih memiliki jutaan dolar AS, bahkan Adolf Merckle masih termasuk dalam salah satu orang terkaya di Jerman. Tapi, kehilangan sedikit harta itu begitu mengerikannya, sampai-sampai mereka rela menghabisi nyawanya sendiri!

Aplikasi:
Harus dibangun suatu keseimbangan yang harmoni antara iman dan harta kita. Jika kita termasuk dalam golongan orang yang kaya, bersyukurlah, namun juga waspada. Karena, sebagai orang kaya, mental kitapun seringkali menjadi mental ’orang kaya’: merasa berkuasa, merasa bisa melakukan segala sesuatu, merasa paling penting, selalu harus didahulukan, dan paling suci karena banyak menyumbang gereja. Hal ini yang ditunjukkan oleh seseorang yang menghadap Yesus (Mat 19:16-26). Orang ini berkata bahwa ia sudah melakukan ajaran Taurat, sudah menyumbang, sudah berbuat baik, sudah mengikuti semua ajaran agama. Singkatnya: sudah suci, sempurna! Maka, Iapun pergi kepada Yesus dan berkata: ”Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan agar memperoleh hidup kekal?” (Mat 19:16).

Tapi, Tuhan Yesus bukan pemimpin jemaat yang akan memuja-muja si kaya karena takut sumbangannya digereja akan berkurang. Ia dapat membaca niat orang itu, dan memberikan tantangan yang biasa: ”Jikalau engkau hendak sempurna, pergillah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). Memang, ia pernah menyumbang untuk orang miskin, tapi memberikan SEMUA hartanya adalah hal yang tak terbayangkan! Inilah sifat ’orang kaya’: bisa jadi ia rela memberi secuil atau sebagian, tapi tidak semua! Orang inipun mundur teratur, tidak jadi mengikut Yesus (Mat 19:22).

Apabila kita tergolong orang yang berkecukupan, maka kita memiliki tantangan yang lebih besar daripada orang miskin, yakni menjaga keseimbangan yang selaras antara harta dan iman kita. Bukan berarti orang Kristen tidak boleh kaya, tetapi sebagai orang Kristen kekayaan mengandung tanggung jawab lebih yang harus dipikul. Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan ini adalah dengan melakukan kontak dengan golongan lain yang kurang beruntung, bukan hanya dengan memberi uang, tetapi ikut terlibat aktif. Misalnya, menjadi relawan untuk kaum miskin kota, berkunjung ke panti asuhan, atau berjalan-jalan ke daerah minus. Dengan menyaksikan, hidup bersama, dan berinteraksi dengan orang yang kurang beruntung ini, kita akan mendapat pencerahan untuk bersyukur akan kondisi kita, namun juga tidak lupa akan dari mana kita berasal. Dengan demikian, kita akan terhindar dari ’mental orang kaya’ yang membuat pintu masuk Sorga menjadi sekecil lubang jarum


Jumat, 28 Januari 2011

Desain sederhana Penyembahan


Betapa rumitnya orang Kristen menterjemahkan  penyembahan dalam realita hidup.  Penyembahan sering dianggap sebagai sikap eksklusif orang-orang tertentu yg berhasil mendirikan tatanan ibadah lebih khusuk atau bermutu dari orang lain.
Penyembahan sering dimengerti sebagai sikap hati yg sungguh-sungguh dibarengi dengan ekspresi fisik berkobar-kobar atau harus jatuh tersungkur meniarapkan diri atau rentetan seruan kata-kata sorgawi secara berulang-ulang. Bahkan ekstremnya penyembahan sering dikejar dari nilai kepuasan pengalaman emosional walaupun yg dijadikan alasan adalah kepuasan hati Tuhan. 
Adakah standar kepuasan Allah terhadap penyembahan kita? 
Jangan salah: Allah tidak pernah mendudukkan pribadiNya selalu dehidrasi akan pujian manusia, walaupun kita tidak menyembah. Dia tetap adalah Allah yg TERPUJI , RAJA SEGALA RAJA, YANG MULIA . EksistensiNya tidak terpengaruh dengan apa yg kita berikan atau kita minta. OtoritasNya tidak akan jatuh karena minimnya penyembahan kita atau martabatNya terangkat karena usaha penyembahan kita.
Hati-hati dengan EKSTRIMISME PENYEMBAHAN yg memaksakan pengalaman pribadi yg diselipi ayat-ayat Alkitab menurut selera rasio & emosinya namun out of kontek, tetapi menganggap sebagai cara penyembahan yg benar !

Apakah penyembahan kepada Allah itu sebagai perkara yg sangat rumit untuk kita jangkau, berdiri sendiri terpisah dari relevansi hidup sehari-hari? 
Perhatikan bagaimana Tuhan Yesus mengajarkan DESAIN SEDERHANA PENYEMBAHAN !

“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahnya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:24).
Menyelidiki kata “menyembah”, = “proskuneo”(Yunani) , yang berarti “sujud mencium”, Dalam Alkitab penyembahan selalu dikaitkan dengan orang yang berlutut atau bersujud, bahkan dengan muka sampai ke tanah. Berarti kita harus melupakan diri kita seluruhnya total memberi hormat pada Allah. Sekali lagi bukanlah aktivitas yg terpisah atau meditasi tertentu saja namun penyembahan adalah totalitas hidup kita

Apa itu menyembah dalam Roh dan kebenaran?

1. "Menyembah dalam roh" adalah totalitas hubungan pribadi dengan Allah
kata roh: pneuma (Yunani) secara umum dapat di-intepretasikan beragam: 
Roh, Roh Kudus , Roh (Allah) , Roh (Tuhan) , Roh (kebenaran), Roh (Kristus) , manusia (roh) , (jahat ) semangat , semangat (umum),  (Yesus sendiri) Roh . Jika dipaksakan menurut arti kamusnya (leksikon) maka artinya akan menjadi semakin jauh dari konteknya. Pelajari konteks pembicaraan dengan pendekatan secara lugas supaya intepretasi & sikap kita menjadi tepat seperti harapan Tuhan. kata "roh" ini
  • Dikontraskan dengan sikap penyembahan lahiriah, tradisi nenek moyang, digunung Gerizim, atau di Yerusalem
  • Dikorelasikan dengan menyembah Bapa dimana Tuhan Yesus yg menjadi pusat perhatiannya.( kata: Percayalah kepada-Ku.)
4:21Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem
4:23
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebabBapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Orang Samaria menyembah  sangat ekspresif dengan semangat menyala-nyala, full power di Gunung Gerizim. Sebaliknya Orang Yahudi menyembah secara tekstual dengan aturan ritual & hukum-hukum yg ketat di Yerusalem sehingga mematikan spirit penyembahan.
Tuhan Yesus mencari penyembah benar yang menyembah dalam roh dan kebenaran!
Apa arti menyembah dalam roh : artinya tidak ada hubungannya sama sekali ekspresi phisik, dengan upacara keagamaan yg lahiriah, lambang-lambang ,atau pembatasan ruang atau waktu tertentu. Tuhan Yesus mengubah syarat geografi, phisik menjadi syarat rohani. Menyembah merupakan urusan ROHANIAH - HUBUNGAN PRIBADI dengan ALLAH, bukan perdebatan tentang tata cara (cara nenek moyang), tempat (Gunung Gerizim atau Yerusalem), ekspresi dan segala variannya..
Ketegasan yg hendak disampaikan Tuhan adalah: untuk dapat menyembah Tuhan, kita harus merubah sikap hati, dimana pusatnya adalah Bapa didalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam kekristenan tidak ada hal lain lagi yang lebih berarti kecuali hubungan kita dengan Allah dalam Tuhan Yesus. Jelaslah menyembah dalam roh mengarahkan kita pada sikap hidup dalam realitas hubungan dengan Tuhan .
Penyembahan harus lahir dari hubungan yang intim terus-menerus dengan Tuhan. Memulai penyembahan yg benar harus dimulai dengan perbaikan hubungan baik dengan Allah bukan membicarakan metode dll. Penyembahan adalah urusan dari roh manusia ke Roh Allah secara tidak terbatas.
Aplikasi:
Yang harus dibangun untuk menjadi penyembah Allah dalam roh adalah kualitas hubungan pribadi dengan Allah. Karena penyembahan adalah buah dari eratnya hubungan pribadi, penyembahan pasti mengalir dari mereka yg mempunyai hubungan baik dengan Allah.
Penyembahan bukanlah aktivitas rumit yg jauh dari relevansi keseharian kita. Penyembahan adalah dinamika roh kita yg secara terus menerus , dimana saja & kapan saja, saat melakukan aktivitas apa saja tidak boleh terputus dengan roh Allah. Segala aktivitas kita yg terpusat kepada Allah adalah bentuk penyembahan. Tanpa harus dikomando, tidak perlu didorong-dorong seharusnya roh kita sanggup mengalir tanpa henti memberikan pujian, kemuliaan, ucapan syukur, penyembahan kepada Allah. Jadi menyembah bukan pada saat kita sedang persekutuan pribadi dengan Tuhan atau lagi praise & worship di gereja saja. Tidak ada waktu, ruang atau kegitan yg dapat membatasi interaksi hubungan pribadi dengan Allah. Segala sesuatu yg kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan seharusnya adalah aktivitas praise and worship kita kepada Tuhan. Hidup ini adalah kontinyuitas "worship  live presentasion"

2. Menyembah dalam kebenaran: 
adalah Totalitas pengenalan pribadi dengan Allah
Calvin: berkata “Unless there be knowledge, it is not God that we worship, but a phantom or idol” (= tanpa pengertian, maka bukan Allah yang kita sembah, tetapi setan atau berhala).
Bangsa Yahudi menerima seluruh kitab Perjanjian Lama sebagai ketetapan Allah seutuhnya namun Orang Samaria hanya menerima  5 kitab Musa saja (Pentateuch). Sehingga Tuhan Yesus harus menjelaskan duduk perkaranya dalam ayat.22. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
  • Ini jelas menunjukkan bahwa penyembahan bukanlah unsur yg berjalan sendiri tanpa firman Allah., semua bentuk ibadah harus disertai  pengertian yang benar!
  • Mengapa orang Samaria dikatakan tidak mengenal Allah? Karena mereka memotong Kitab Suci. Dari seluruh Perjanjian Lama mereka hanya mengakui / menerima Pentateuch (= 5 kitab Musa, yaitu Kejadian - Ulangan)
Allah meminta kita untuk melakukan penyembahan bukan dengan separuh benar (half truth) tetapi 100 % kebenaran. Sehingga penting untuk menjelaskan arti penyembahan secara kontektual & integral bukan dibahas secara topikal, mencomot ayat per ayat sesuai selera atau kebutuhan.

Penyembahan tidak boleh dibentuk dari pengalaman spiritual seseorang yg   menganggap dirinya telah puas memuji Tuhan sehingga dibakukan sebagai doktrin ibadah. Pengalaman adalah pengalaman dan doktrin adalah doktrin tetapi penyembahan lebih dari pengalaman dan doktrin gereja. Penyembahan adalah dinamika roh yg dihidupi oleh kebenaran Firman Tuhan yg mengalir melalui perkataan dan perbuatan secara otomatic (bukan manual: diberi stimulan dari luar)
Aplikasi:
Pengenalan kita kepada Allah jauh lebih penting daripada menggugat tentang ekspresi, sikap, tata cara, liturgi. Jadi adalah salah jika yg paling dinantikan Tuhan saat kita ke gereja hanyalah penyembahan saja titik. ini adalah sepenggal kebenaran dan harus diluruskan!, karena kedewasaan pengenalan kita menjadi basis penyembahan yg benar kepada Allah.  Jangan katakan tidak penting atau kurang bernilai Pemberitaan Firman Allah karena penyembahan itu tidak berdiri sendiri . Penyembahan adalah totalitas hidup, integral bukan partial. Orang yg mengenal Pribadi Allah dengan benar pastilah dapat menyembahNya secara benar. Sejauh   mana pengenalan pribadi kita tentang Allah akan berbanding lurus dengan kualitas penyembahan kita.
Pengenalan kita pada Allah akan membentuk apresiasi, motivasi, tujuan tujuan bahkan sasaran peyembahan menjadi tepat, 
Sebelum kita dapat menyembah Allah dengan benar, kenalilah Allah dengan benar dari firmanNya sendiri bukan dari pengalaman emosional orang atau dogmatika yg dibuat manusia.
Ibadah di gereja adalah sebagaian kecil saja dari sikap penyembahan yg sesungguhnya.  Allah tidak meminta sebagaian dari harta, waktu atau hidup kita, Dia meminta semuanya, yg paling baik dan selamanya.  Prioritas yg sangat besar, paling utama bahkan alasan hidup segala umat  dapat dikerjakan oleh siapa saja, kapan saja dimana saja dan dalam aktivutas apa saja. Itu adalah esesensi totalitas penyembahan.

Sekali lagi penyembahan bukan tindakan abstrak , ruwet, ekskulsif  yg kita sendiri tidak mengerti relevansinya dengan panggilan hidup kita. 
Sederhanakan penyembahan kita dengan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran! dalam relaita sehari hari dengan cara:
  • Memangun RELASI dari roh kita kepada Roh Allah
  • Membangun PENGENALAN pribadi Allah.
Allah mencari orang-orang yg menyembahNya dalam roh dan kebenaran
Mengubah konsep penyembahan manusiawi menjadi penyembahan yang Ilahi, menghidupkan penyembahan yg konseptual menjadi aktual secara radikal, membalikkan penyembahan yg minimal menjadi total.
GBU

by Haris Subagiyo
Sekolah Tinggi Theologia Indonesia



Selasa, 25 Januari 2011

Solusi Mengubah KRISIS menuju KELIMPAHAN

Tidak ada seorangpun yg diberi dispensasi melewatkan begitu saja pelajaran "Kesukaran hidup" , tidak terkecuali mereka yg hidup taat berjalan dalam firman Tuhan. Kesukaran adalah mata kuliah wajib untuk dihadapi! , tidak ada pilihan... tidak ada tawar menawar...tidak ada pengecualian
Dibutuhkan daya tahan yg utuh, dengan memelihara hubungan langsung dengan Tuhan, sesama dan tanggungjawab pribadi. 
Bagaimana caranya  kita dapat terus berjalan maju ditengah krisis hidup yg paling hebat sekalipun? 


Kejadian 26 : 1- 35


1. Ketaatan pada Firman Allah, memberi kesempatan Tuhan bekerja dalam kita
Allah mengkaitkan secara langsung hubungan antara krisis pangan dengan ketaatan pada firmanNya.

karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." ayat 25
  • Mendengar firman Allah
  • Memelihara segala perintah Allah
  • Memelihara segala ketetapan Allah
  • Memelihara segala hukum Allah
Memelihara hubungan dengan Allah melalui ketaatan melakuan Firman Allah merupakan kunci utama keberhasilan mengatasi berbagai krisis.


Dalam kasus kelaparan saat ini Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir (ay 2). bedakan dengan persoalan yg dihadapi Abraham. Pada waktu Abraham menghadapi bahaya kelaparan, ia mengungsi ke Mesir (Kej 12:10). Mungkin Ishak mau meniru jejak ayahnya dengan mengungsi ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan. Sepertinya mengungsi menjadi trend atau reflek manusiawi dalam menghadapi krisis. dikit-dikit mengungsi, sebentar-sebentar mengungsi, mengungsi kog cuma sebentar? mengungsi boleh saja tetapi ini bukan satu-satunya solusi krisis! 


Bencana kelaparan ini bukanlah  krisis yg pertama kali, perhatikan tentang pengungsian ke Mesir pada waktu mengalami bencana kelaparan, Abraham, Ishak dan Yakub mengalami hal yang berbeda-beda:
  • Pada waktu Abraham mengalami kelaparan dan mengungsi ke Mesir, Tuhan tidak memerintahkan ataupun melarang hal itu.
  • Pada waktu Ishak terkena kelaparan, Tuhan melarangnya untuk pergi ke Mesir.
  • Pada waktu Yakub terkena kelaparan, Tuhan justru menyu­ruhnya untuk pergi ke Mesir (Kej 46:3)!
Kita tidak dapat menggeneralisasi solusi krisis dari pengalaman masa lalu. Kompleksitas masalah dan  situasi yg berbeda mendesak kita mencari solusi yg sesuai kebutuhan. Namun Tuhan mengajarkan satu hal: apapun persoalannya, dimanapun dan kapanpun prinsip penyelesaian pertamanya tetap sama: Lakukan saja kehendak Firman Tuhan dengan taat!

Tuhan menyuruh Ishak tinggal di Gerar sebagai orang asing (ay 2b,3a). 
Bahaya kelaparan ini memaksa Ishak untuk meninggalkan tanah perjanjian (Kanaan), dan ini mungkin membuatnya ragu-ragu akan janji Tuhan. Karena itu Tuhan harus mengulangi janjiNya untuk menguatkan iman Ishak.
Kata-kata Tuhan dalam ay 5 menunjuk pada Kej 22:18.

Sebetulnya janji yg diberikan Tuhan tidakberproses dariketaatannya. Namun Ia sudah mendapatkan perjanjian itu sebelum ia taat. Tetapi ketaatannya dalam Kej 22, dimana ia rela mempersembahkan Ishak, menyebabkan Tuhan meneguhkan perjanjianNya dengan Abraham.
Di sini Tuhan menyatakan hal itu kepada Ishak untuk memotivasi Ishak untuk meniru ketaatan Abraham.

Ishak mentaati Firman Tuhan itu. Ia tidak pergi ke Mesir, tetapi ke Gerar yang merupakan wilayah dari Abimelekh (ay 1b,6).

Adalah sesuatu yang menarik bahwa Ishak mau taat tanpa bertanya: ‘Mengapa tak boleh ke Mesir? Mengapa harus ke Gerar?’

Catatan: Abimelekh di sini kemungkinan besar tidak sama dengan Abimelekh dalam Kej 20-21, karena saat itu sudah sekitar 80 tahun yang lalu. Mungkin ini adalah anak dari Abimelekh yang ada dalam Kej 20-21. Jadi, Abimelekh sebetulnya bukan nama tetapi gelar, yang dipakai turun temurun (demikian juga dengan ‘Pikhol’ dalam ay 26 bdk. 21:22).


Tuhan harus menyatakan secara tegas dan berulangkali untuk meyakinkan kita tentang otoritasNya yg mengatasi segala hal:
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg menyertai
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg memberkati
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg tidak dapat berubah setia
  • Dia menyatakan diri sebagai Allah yg berjalan diatas FirmanNya sendiri
dari pengalaman bapa orang beriman ternyata musuh dari ketaatan adalah ketidak percayaan yg tercermin dari dusta seseorang. Dalam ayat. 7 Ishak berdusta dengan cara seperti yang dilakukan oleh Abraham dalam Kej 12:10-20 dan 20:1-18.

Baik Abraham maupun Ishak, yang tercatat sebagai bapa orang-orang beriman, masih saja dapat berbuat berdusta karena ketidak-percayaan. Ini menunjuk­kan betapa mudahnya kita jatuh dalam dosa itu. Semua orang tanpa kecuali resisten terhadap dosa!
Harapan besar Allah adalah supaya Ishak ini  meneladani ketaatan Abraham tidak bersambut dengan kenyataan. Tetapi realitanya malahan sekarang  ia meniru dosa ayahnya!

Ada perbedaan antara dusta Abraham dan dusta Ishak.
Dalam kasus Abraham, kata-katanya sebetulnya bukan dusta, karena Sara memang adalah saudara tirinya. Ia hanya menyata­kan setengah kebenaran (half-truth). Tetapi bagaimanapun juga, maksudnya adalah untuk menipu.

Dalam kasus Ishak, kata-katanya jelas adalah dusta karena Ribka bukan saudara Ishak.
Dusta Ishak ketahuan, dan ia ditegur oleh raja kafir! Ini betul-betul peristiwa yang memalukan. Memang dusta bisa membuat kita menjadi sangat malu.

Illustrasi: ada seseorang yang pergi kepada seorang penjual ayam untuk membeli ayam. Penjual ayam lalu mengeluarkan seekor ayam yang beratnya 1 kg. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok kecil sekali? Apakah ada yang lebih besar?”. Penjual ayam itu masuk kembali ke dalam, tetapi ia mendapati bahwa ayam tadi adalah ayam yang terakhir yang ia miliki. Tetapi ia tidak mau mengecewakan pembelinya, dan karena itu ia keluar dengan ayam yang sama dan berkata: “Yang ini beratnya 1,2 kg”. Tetapi pembeli itu berkata: “Kok juga kecil ya? Saya beli saja kedua-duanya!”. Bisakah saudara pikirkan dimana penjual ayam itu harus menyembunyikan mukanya? Kalau saudara tidak mau mengalami peristiwa yang memalukan seperti ini, jangan berdusta!

Aplikasi:
Tidak ada alasan pembenar apapun untuk menerapkan cara cara kotor dalam berbisnis walaupun filosifi dunia berkata : orang jujur akan hancur, tidak jujur akan mujur , itu tidak relevan dengan fakta Alkitab bahwa mereka yg hidup berstandarkan Firman Allah pasti diberkati, disertai Allah & dijamin secara pasti oleh Allah.
Kepercayaan & ketaatan kita terhadap Firman Allah bagaikan jalan yg kita sediakan bagi Allah untuk bekerja maksimal dlam hidup kita, makin percaya makain luas jalan terbentang, makin taat makin leluasa Allah bekerja. Dalam kondisi sepelik apapun pandangan kita tidak boleh menoleh pada cara  mudah yg menghalalkan segala cara demi keuntungan sesaat tetapi mengorbankan reputasi & tujuan hidup kita.


2. Ketekunan melahirkan keberhasilan  yg mengagumkan


a. Ishak adalah orang yg bersemangat untuk bekerja


26:12Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
26:13Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
26:14Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya.

Ketaatan pada Firman Allah dibuktikan dengan kerja extra, karena natur manusia adalah makhluk yg bertanggungjawab atas hidupnya sendiri dengan cara bekerja. Hukum kerajaan Allah bukanlah pelajaran untuk diam menunggu atau hanya menerima saja dari Allah tanpa tindakan aktif untuk menyambut berkatNya. semua manusia harus membanting tulang berkeringat. Tuhan Yesus berkata: Carilah dahulu kerajaan Allah.....ini merupakan usaha keras, upaya yg sunguh-sungguh bahkan perintah yg tidak bisa dibantah.


ay 12-14, terlihat bahwa Ishak adalah seorang pekerja keras dan rajin! Sekalipun Tuhan berjanji menyertai dan member­katinya, tetapi ia tetap bekerja dengan keras! sebagai hasilnya: 
  • pada tahun itu juga Ishak berhasil memanen hasil kebunnya 100 kali lipat 
  • menjadi semakin kaya dan sangat  kaya melebihi orang lain. 
Perhatikan!!! bahwa Tuhan tidak pernah mengulur-ulur waktu bahkan saat Tuhan turut bekerja keberhasilan yg didapat bukanlah nilai rata-rata tetapi belimpah-limpah melebihi ukuran normal.
  • dari sisi waktu: Allah tidak menunda-nunda pekerjaan
  • dari sisi jumlah: Allah memberikan 100 kali lipat
  • dari sisi kualiatas: Allah memberikan kekayaan yg progresif.
Allah hanya memberkati mereka yg giat bekerja, tanpa intervensi Allah maka air mata & keringat manusia dalam berusaha hanya menjadi sampah yg terbuang sia-sia tetapi karena Allah keringat kita diubahNya menjadi berkat.


b. Ishak adalah orang yang tidak gampang menyerah dengan situasi

26:18Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.
26:19Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.
26:20Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: "Air ini kepunyaan kami." Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana.
26:21Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna.
26:22Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: "Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini."
Air bagaikan nyawa kehidupan, perampasan sumur atau penutupan sumur oleh orang Filstin pada saat itu adalah perampasan hak hidup, ini masalah serius!!!!  Namun Ishak tetap menanggapi secara dengan kepala dingin problem tersebut dengan cara menggali lagi, dirampas lagi ia menggali lagi dan terus menggali sampai Tuhan sendiri turun tangan memberi pembelaan.
Pada akhirnya Ishak mendapat sumur yang tidak menjadi bahan rebutan, Ia menganggapnya bahwa Tuhanlah yang memberinya kelonggaran (ay 22).

Aplikasi:
Mengapa kita idealnya dapat menjadi seseorang yg berhasil dalam hidup ini? 
  • alasan pertama: karena Tuhan yg memberkati
  • alasan kedua: karena kita bersemangat untuk bekerja keras pantang menyerah
Jika kita sering jatuh terus dalam kegagalan tanpa meraih keberhasilan yg signifikan dengan ekspresi iman kita kepada Tuhan, mungkin saja ada yg salah dengan sikap kita yg ONE MAN SHOW- Allah tidak terlibat dalam aktivitas kita atau memang kita menjadi orang yg hanya menerima saja keadaan apa adanya tanpa mau menari celah-celah untuk maju.

3. Kebijaksanaan menyelesaikan konflik sosial secara tuntas

26:15
Segala sumur, yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah.
26:16
Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami."
26:17
Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar, dan ia menetap di situ

Ishak diusir oleh Abimelek karena alasan kalah berkompetisi
a. Bersikap mengalah 

Apa saja yg sedang kita hadapi: susah atau senang, entah krisis atau kelimpahan, akan direspon oleh lingkungan sekitarnya. Persoalannya adalah bagaimana kita dapat menempatkan diri sebagai orang yg membawa mandat ilahi bersikap bijaksana.
  • orang Filistin menjadi iri hati (ay 14b)
  • mereka menutup sumur yang dulunya digali oleh hamba-hamba Abraham (ay 15), padahal ternak Ishak yang banyak itu pasti membutuhkan banyak air.

Kekuatan yg besar jika dibenturkan dari arah berlawanan, hasilnya adalah kerusakan hebat yg tidak menguntungkan keduanya. Walaupun Ishak telah mencapai tingkat kesuksesan materi, menjadi orang yg sangat amat kaya, terkenal, orang yg seharusnya mendapat penghargaan sosial yg tinggi tetapi rela untuk mengalah. Secara emosional ia sangat sakit, korban perasaan karena pekerjaannya dirampas paksa bahkan diusir tetapi prinsip hidupnya tidak dikorbankan untuk gejolak perasaan sesaat.


b. Menjunjung tinggi perdamaian

26:26
Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya.
26:27
Tetapi kata Ishak kepada mereka: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?"
26:28
Jawab mereka: "Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau,
26:29
bahwa engkau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau, dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati TUHAN."
26:30
Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum.
26:31
Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka, dan mereka meninggalkan dia dengan damai.
26:32
Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata kepadanya: "Kami telah mendapat air."
26:33
Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang.

Walaupun Ishak pernah disakiti oleh Abimelek mungkin perasaan yg terluka belum terobati namunia masih mau menyapa dengan jujur: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?"
Ishak terbukti menjadi orang yg tidak berorientasi pada diri sendiri & yg tidak berjalan dikendalikan perasaan. Lihatlah ia menggunakan akal sehatnya dan memperhatikan kepentingan orang lain dengan serius.


a. Ishak tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
  • Ia mau menyapa dengan jujur
  • Ia menanggapi permintaan damai dari orang lain
  • Ia menjamu orang yg pernah memusuhi
b. Ishak tidak menuntut orang lain bersikap ideal


Walaupun Abimelek yg pernah bersalah tidak pernah menyatakan permintaan maaf padanya, ia tidak menuntut pernyataan tersebut sebagai keharusan.
Ia tidak menempatkan orang lain yg pernah memusuhi sebagai musuh abadi. bahkan ia rela berkorban lagi baik perasaan maupun materinya untuk kebaikan bersama.


Aplikasi:
Betapa seringnya kemajuan karir, keluarga atau pelayanan kita dikotori oleh sampah perasaan tidak mau dikalahkan atau tidak boleh dilukai orang . Kita terus menerus membesarkan rumus bahwa saya sudah merasa besar & hebat seharusnya mendapat perlakukan terhormat bukan sebaliknya. Kita akan memberontak jika keadaan atau orang menyudutkan pada situasi yg merebut kenyamanan perasaan.
Seharusnya kita menata ulang mental kita dari berorientasi materi menuju pribadi: artinya menempatkan manusia lebih berharga dari yg dimilikinya.
Seharusnya kita mengubah arah kepentingan dari diri sendiri menuju orang lain
Seharusnya kita menggunakan akal sehat bukan dipermainkan oleh gejolak perasaan.
Ishak memiliki daya juang yg tinggi sehingga sanggup membalikkan KRISIS menjadi hidup BERKELIMPAHAN  karena tiga faktor:

  • Ketaatannya pada Firman Tuhan
  • Kedispilinan dalam bekerja
  • Kebijaksanaannya menghadapi orang
itulah solusi mengubah krisis menuju hidup kelimpahan 
Tuhan Yesus memberkati






by Haris Subagiyo